HANDUK

18.2K 310 5
                                    

Bagas POV ---

Beberapa hari setelah pertemuannya dengan pak Yogi dan bu Yulia kesehariannya seperti biasa, dia masih tetap berkeliling pasar untuk pengangkut belanjaan orang-orang yang berbelanja di pasar itu. Hingga suatu hari dia dikagetkan olah kedatangan seorang tetangganya yang menggendong Zaki menemuinya di pasar. Dia berkata bahwa ada tamu di rumah Bagas dan saat ini Tiara di rumah sedang menemui mereka. Dia juga berkata bahwa mereka ingin bertemu langsung dengan Bagas.

Tanpa berpikir panjang lagi, Bagas langsung meminta Zaki dan langsung membawanya kembali ke rumah. Sesampainya di rumah dia sedikit kaget saat melihat orang yang sama yang dia temui beberapa hari lalu. Benar dua orang itu adalah pak Yogi dan bu Yulia. Bagas pun langsung menyalami keduanya dan segera mengucapkan terima kasih kepada mereka atas uang lebih yang diberikan, karena tempo hari saking bingungnnya sampai-sampai Bagas lupa untuk berterima kasih pada mereka.

Bagas pun langsung menanyakan keperluan mereka mendatangi Bagas. Pada awalnya mereka berdua tampak bingung harus memulai pembicaraan dari mana, namun pak Yogi tiba² berkata secara spontan bahwa mereka akan mengadopsi Bagas dan kedua adiknya. Bagas pun terdiam. Dalam hatinya ada rasa yang bercampur aduk antara kaget, heran, bingung, hingga rasa tidak percaya. Bagas pun menanyakan apa maksud dari perkataan pak Yogi tersebut.

"Maaf, apa saya tidak salah dengar?" Tanya Bagas yang masih kebingungan.

"Tidak. Apa yang kamu dengar barusan memang benar. Kami berencana mengadopsi kalian bertiga sebagai anak angkat kami." Jelas bu Yulia.

"Tapi bukankan bapak sama ibu sudah punya anak?" Tanya Bagas memperjelas.

"Iya, namanya Kevin. Dia sekarang ada di rumah. Dia setahun lebih tua dari kamu." Kata bu Yulia.

"Maaf bu saya masih belum paham kenapa bapak dan ibu tiba-tiba ingin mengadopsi kami." Kata Bagas yang masih kebingungan.

"Setelah kami dengar cerita kamu waktu itu, suami saya ingin mengadopsi kalian karena merasa kasihan sama kamu, sama adik-adik kamu juga. Makanya waktu itu dia bisik-bisik." Jelas bu Yulia.

Setelah saling melontarkan perkataan masing-masing, Bagas pun terlihat terdiam. Dia masih bingung apakah dia harus menerima tawaran mereka untuk diadopsi atau tidak. Di satu sisi Bagas ingin kehidupan kedua adiknya bisa lebih terjamin, namun di sisi lain dia juga tidak ingin memanfaatkan rasa iba mereka untuk mendapat kehidupan yang lebih layak.

Karena melihat Bagas yang masing bingung bu Yulia mengajak pak Yogi untuk pulang, supaya Bagas memikirkan lebih dulu tawaran dari mereka. Sebelum pergi pak Yogi mengingatkan jika sudah memilih keputusan bisa langsung menghubungi mereka karena sebelumnya Bagas memang sudah diberikan kartu nama pak Yogi.

Setelah pak Yogi dan bu Yulia pergi, Bagas masih memikirkan tawaran dari mereka. Hingga larut malam Bagas masih belum bisa tidur karena kepikiran. Dia pun memutuskan untuk keluar kamar untuk mencari udara. Malam itu cuaca memang terasa gerah sehingga Bagas hanya memakai celana kolor usang yang sangat pendek hingga memperlihatkan bentuk badannya yang bagus. Dia juga menyempatkan diri untuk melihat kedua adiknya yang tidur di kamar yang berbeda dari Bagas, lalu ke luar rumah untuk menyejukkan badan sembari berfikir.

Bagas duduk di kursi teras lebih dari satu jam hanya dengan kolor pendeknya. Hingga dia mendapat keputusan untuk menerima tawaran dari pak Yogi dan bu Yulia demi masa depan adik-adiknya. Bagas pun segera masuk dan langsung tidur di kasur reyotnya. Karena cuaca saat itu sangat gerah, tak lupa juga dia melepas celana kolornya hingga dia pun bugil di ranjang itu.

Pagi-pagi sekali Bagas bangun dan mencari kartu nama pak yogi yang ia simpan di lemari. Bagas langsung menghubungi pak Yogi melalui voice call WA. Dengan terbata-bata, bagas berusaha menyampaikan maksudnya untuk menerima tawaran dari pak Yogi. Di tengah voice call itu, tiba-tiba pak Yogi meminta untuk video call. Bagas pun merasa sedikit kaget sebab dia masih dalam keadaan bugil akibat semalam terlalu gerah.

Kisah Anak AngkatUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum