Selaras [Tamat]

656 100 20
                                    

Terpaan angin sejuk menerbangkan kain gorden putih di ruangan UKS, surai hitam si adik kelas menutupi wajah Izana, tak sengaja menindih si kakak kelas lantaran tersandung kakinya sendiri. Baru menurunkan Izana dari gendongan dan menuntun si kakak kelas, malah tak sengaja terpeleset ketika mau berjalan ke ranjang UKS. Izana terpaku, keheningan melanda sesaat, sebelum Kakucho menyadari tubuh besarnya tergeletak di atas Izana. Kakucho bangun dan membantu Izana duduk, kedua netra mereka saling bertukar pandang.

"M-maaf, aku tidak sengaja" ucapnya gelagapan. Matanya tak fokus, baju sialan itu membuat Kakucho semakin gugup saja. Bukannya mendapatkan respon teriakan atau sumpah serampah, si kakak kelas malas tertawa manis.

"Kau bodoh sekali" walaupun dikatai begitu Kakucho sama sekali tak marah, apa lagi menaruh dendam. Wajah manis, kulit eksotis, mata menawan dan semua hal yang ada pada Izana membuatnya kehilangan kesadaran sesaat, bagai menyesap minuman beralkohol yang amat memabukkan, sekali meneguknya kau ingin mencicipi lagi.

"Apa lukanya masih sakit?" Izana menggeleng sembari tersenyum tipis.

"Tidak" jawabnya.

"Sakit kalau pakai sepatu" Kakucho mengangguk paham, ia mencari beberapa obat untuk menyembuhkan luka Izana. Saat ini ruang UKS sepi lantaran semua orang sedang menikmati acara drama.

Izana bangkit, duduk di tepi ranjang UKS, ekor matanya memperhatikan Kakucho yang sibuk di sana. Walaupun ia tersenyum, tapi hatinya bak dilanda hujan yang sangat lebat. Izana akui kalau ia masih menyukai wanita, bisa ia pastikan dirinya juga tak menyukai pria, tapi kenapa semua terhempas begitu saja ketika hatinya beralih pada pemuda lugu yang notabene adik kelasnya. Bak embun malam yang membasahi daun, lalu disapa pagi menyejukkan. Kakucho itu unik, kadang mereka menangis dan tertawa bersama. Serpihan kenangan sederhana menimbulkan afeksi hebat dalam diri. Sekarang ia sadar akan sesuatu.

Izana menyukai Kakucho.

Saat si pemuda kembali Izana sadar dari lamunannya, beberapa obat tetes dan kapas. Izana berdiri, ia memegangi rok merahnya, lalu menariknya sedikit ke atas, tatkala mau menurunkan stocking putihnya, Kakucho bergegas menahan tangan Izana.

"Apa yang kau lakukan???" tanya Kakucho panik.

"Mau buka stocking" balas Izana enteng.

"J-jangan" Izana mengernyitkan alis bingung.

"Bagaimana cara mengobati lukanya kalau tidak dilepas? Lukanya di kakiku, dan kaki ku di dalam stocking" ucapnya menegaskan, Kakucho ber oh ria, pikiran kotor baru saja hinggap di kepalanya.

"Dasar bodoh" Izana tertawa kecil. Pasti adik kelasnya ini memikirkan hal aneh. Kakucho meneguk saliva kesulitan kala kain putih yang membalut kaki Izana diturunkan perlahan.

Indah dan menawan. Ini terdengar egois, tapi Kakucho sangat ingin memonopolinya.

"Wah lecet, aku tidak menyangka bisa jadi seperti ini" Izana mengusap pergelangan kakinya, pegal dan nyeri di bagian itu. Izana kembali duduk di tepi ranjang UKS, menunggu Kakucho mengobati lukanya.

"Lain kali pakai plester" dengan perlahan ia membersihkan luka Izana terlebih dulu.

"Tidak ada lain kali" sela Izana cepat.

"Eh?"

"Kau tidak datang, padahal aku sudah mempersiapkan ini dari lama. Menghancurkan harga diri di depan Mucho, diganggu Mikey, dianggap seperti anak gadis di kelas, dan Ran dengan bodohnya menarik rok ku, semua itu menyebalkan"

"Pfft hahaha" Izana memajukan bibirnya kesal, kenapa Kakucho malah menertawai cerita buruknya.

"Kenapa tertawa?"

Scar And Love [KakuIza]✔Where stories live. Discover now