Pemuda Bertongkat Putih

1K 120 6
                                    

"Aku benci hidupku"

"Aku benci orang lain"

"Aku berharap tidak pernah bertemu orang lain sebelumnya"

Gumaman yang entah sudah berapa kali ia keluarkan dari bibir tipisnya, sejak menginjakkan kaki meninggalkan rumah terus saja pemuda berusia empat belas tahun merapalkan kalimat itu. Netra indah yang terus menatap kosong ke depan, tongkat yang selalu ia bawa kini sedang jadi pemandu jalanan yang tak dapat berbicara. Garis kuning yang ia jadikan sebagai petunjuk terus membawanya ke tempat yang sejujurnya tidak bisa ia lihat.

Suara, terpaan angin, suhu dan bau adalah penunjuk lain untuk menjadi aba-aba.

"Kau jelek!"

"Lukamu menyeramkan!"

Tiga anak tampaknya menutupi jalur kuning yang ia jadikan sebagai petunjuk. Izana memang tak dapat melihat mereka, tapi matanya tidak buta sepenuhnya, tentu Izana melihat satu orang yang duduk di jalanan dan dua lagi sedang merundungnya.

"Menyingkir dari hadapanku" ucap Izana.

Ketiga anak itu menoleh, mereka menyaksikan satu pemuda yang lebih tinggi dari mereka sedang memegang tongkat putih.

"Kau buta?" ejek salah satu bocah. Bocah itu melambaikan tangannya di depan Izana, tak terima diperlakukan begitu Izana langsung menggenggam tangan anak itu kuat dan menampilkan ekspresi tak senang.

"Aku masih bisa melihatmu" ujar Izana mengingatkan.

"D-dia menyeramkan! Lari!" kedua anak itu lari terbirit-birit menyisakan satu bocah lagi.

"Menyingkir dari jalanku" ujarnya kesal.

"T-terima kasih" ucap satu anak yang tersisa di sana.

Izana terdiam, kenapa anak itu berterima kasih padanya. Apa ia melakukan sesuatu barusan?

Izana bisa melihatnya, walaupun penglihatannya sangat buruk tapi Izana tahu jika anak itu sedang membungkuk di depannya.

"Hentikan." Titah Izana.

"Siapa namamu?" tanya Izana. Anak itu mendongak, dengan raut bingung memperhatikan Izana yang menatap kosong ke arahnya.

"Kakucho" jawab si anak.

"Hei bocah, bisa bawa aku ke taman di dekat sini?" anak bernama Kakucho itu cuma mengangguk, ia berjalan di depan Izana karena tidak tahu jika pemuda bersurai terang itu ingin dituntun ke tempat yang ia sebutkan.

"Kenapa tidak ikut?" gumam Kakucho.

Ini pertama kali ia bertemu dengan orang seperti Izana jadi tidak tahu harus melakukan apa.

"Oi oi tunggu aku, kembali!" Kakucho bergidik. Ia tengah bimbang, sebenarnya Izana itu bisa melihat atau tidak?

Kakucho kembali menghampiri Izana, agak takut mendekatinya apalagi wajah tegas dan tatapan kosong itu sangat membuatnya bingung.

Telapak tangan Izana terulur ke depan, jarinya bergerak seperti menitah sesuatu.

"Mana sikumu?" tanya Izana.

Ah sekarang Kakucho percaya orang ini tidak bisa melihat. Tanpa menjawab Kakucho langsung menggenggam tangan Izana dan membawanya ke siku, kain baju Kakucho dipegang erat dan mereka melanjutkan perjalanan menuju taman.

"Kurokawa Izana" tiba-tiba orang di sebelahnya berbicara. Kakucho menoleh, mata indah itu sama sekali tak melirik ke arahnya dari tadi.

"Berapa usiamu?"

Scar And Love [KakuIza]✔Where stories live. Discover now