PART 8

3 1 0
                                    

Selesai menunaikan kewajibannya mereka menuju ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Alieta bertugas untuk menyiapkan peralatan makan di meja, sedang mama dan Arin masih sibuk memasak di dapur.

Setelah semua siap mereka kembali ke ruang makan. Tak lama setelah itu terdengar suara salam dari arah depan dan ketiganya menjawab dengan serempak. Tenyata yang datang adalah sang papa.

"Kukira papa belum pulang? Lieta gak lihat mobil papa," ucap Alieta, karena sedari tadi ia tak menanyakan keberadaan sang papa.

"Mobil papa ada di bengkel, tadi mesinnya mati," Pak Herman berkata sambil mendudukan pantatnya di kursi. Alieta hanya mengangguk sebagai jawaban dan mereka kemudian memulai makan malam, seketika keheningan menyapa hanya tersengar suara dentingan sendok dan piring beradu. Sebab di keluarga tersebut ketika makan tidak boleh sembari berbicara karena ditakutkan akan tersedak, serta makanan cepat dingin yang akhirnya tak tersentuh dan menjadi mubazir.

Sesudah mereka makan malam dan membersihkan meja makan, seperti biasa mereka duduk bersantai di ruang keluarga sembari menonton televisi.

"Pa, ma, ada yang mau Arin bicarakan," ucap Arin.

"Apa nak?" tanya mama Vera.

"Uhhmm, begini, ada seseorang yang ingin berkenalan sama papa dan mama," ucap Arin dengan gugup, pasalnya ketiga orang yang berada satu ruangan dengannya terlihat serius memandangnya.

Sedang Alieta membulatkan matanya mendengar penuturan dari Arin, berbeda dengan kedua orang tuanya yang terlihat santai.

"Siapa nak? Apa dia berniat serius?" Kali ini Pak Hendra menginterupsi.

"Ehmm, namanya bang Aryan pa, dia satu kantor sama Arin tapi beda divisi. Iya pa dia berniat serius sama Arin." Ucap Arin dengan malu-malu, wajahnya memerah dan dia menundukan wajah.

Melihat ekspresi kakaknya sontak membuat Alieta tertawa, tapi setelah mendapat pelototan dari sang mama, membuat Alieta segera membungkam mulutnya sambil meredam tawanya.

"Jadi kapan dia akan kemari?" tanya pak Hendra menelisik anak sulungnya.

"Kalau lusa, apa papa di rumah?" tanya Arin, pasalnya terkadang ketika libur sang papa akan pergi ke kebun yang berada tak jauh dari rumahnya.

"Lusa. InsyaAllah papa bisa."

"Terimakasih pa, terimakasih ma."

"Wahh, mama harus menyiapkan hidangan special nih buat calon mantu," celetuk Alieta, sambil mengedip-ngedipkan mata kearah kakaknya.

Sontak hal itu membuat gelak tawa kedua orang tuanya, sedang yang diledek hanya mencebikan bibir lantaran malu dengan godaan sang adik.

Hay hay..
Ada yang kangen nggak nih sama Alieta..

Serinai RasaWhere stories live. Discover now