Silent Voice || Berawal Dari

1K 177 19
                                    

Saat sudah berada tepat di depan pintu kamarnya, Heeyeon kembali memundur langkah kaki itu lalu memutar tubuhnya berjalan menuju kamar yang berada tepat di depan kamar miliknya.

Membuka pintu itu perlahan, lalu menghampiri sang adik yang saat ini sepertinya sedang bermimpi buruk.

Ia melihat adanya cairan bening yang menetes tepat di sudut mata sang adik. Ya benar, saat ini Jisoo sedang menangis dalam tidurnya.

"Jisoo-ya, ayo bangun! Unnie ada disini, ayo bangun dulu ya!" Heeyeon mengelus lembut mahkota hitam milik Jisoo itu berusaha membangunkan Jisoo dari mimpi buruknya dengan penuh kasih sayang.

Perlahan mata yang masih meneteskan air itu mulai terbuka dan mencari dimana sumber suara yang masuk ke dalam pendengarannya.

Saat mengalihkan pandangannya ke samping kiri, disana ia sedang melihat Heeyeon yang sedang menatap dirinya hangat.

"Mimpi buruk lagi hm?" tanya Heeyeon lembut. Trauma itu selalu saja datang dikala sang adik sedang berada dalam tekanan atau dilanda banyak pikiran. Jisoo tidak boleh terlalu stres dan kelelahan jika tidak ingin trauma itu muncul dan mengganggu dirinya yang hendak beristirahat.

Jisoo mengangguk menanggapi pertanyaan Heeyeon.

"Mianhae unnie karena telah mengganggu tidurmu."ucap Jisoo dengan bahasa isyaratnya. Heeyeon menggeleng pelan.

"Aniya, unnie tidak terganggu kok. Unnie memang tidak sengaja terbangun karena merasa haus."

"Ayo tidur lagi! Unnie akan menemanimu." Heeyeon pun segera naik ke atas ranjang Jisoo lalu merebahkan dirinya di samping sang adik. Sebelumnya ia juga menuntun tubuh Jisoo untuk kembali berbaring. Ia menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua, memeluk tubuh sang adik untuk memberikan ketenangan dan kehangatan lebih bagi Jisoo.

~S.I.L.E.N.T.V.O.I.C.E~

"Untuk kali ini unnie tidak akan memberitahukannya kepada eomma dan appa. Tapi berjanjilah untuk jujur kepada unnie jika mereka mengganggumu lagi. Ingat Jisoo-ya, ini untuk pertama dan terakhir kalinya. Jika sekali lagi hal itu terjadi padamu, unnie akan memberitahu eomma dan appa baik tidak ataupun dengan persetujuanmu." ujar Heeyeon mengingatkan Jisoo. Jisoo menganggukkan kepalanya walaupun tidak yakin dengan apa yang ia lakukan nantinya.

Sebelum turun menemui kedua orangtuanya, Heeyeon terlebih dahulu memeluk erat tubuh adik kesayangannya itu.

"Jisoo-ya, unnie menyayangimu. Jangan membuat unnie khawatir lagi ya. Saranghae na-dongsaeng!" ia mengecup lembut kening adiknya itu, menyalurkan kasih sayang untuk adik kecilnya.

Mereka berdua pun menuruni tangga, memulai hari dengan sarapan terlebih dahulu.

~S.I.L.E.N.T.V.O.I.C.E~

Berbagai macam jenis buku mulai dari yang berbeda genre, ketebalan buku, serta tahun terbitnya tersusun dengan rapi di dalam lemari menjadi pemandangan indah tersendiri bagi seorang gadis berusia 22 tahun itu.

Saat ini ia sedang berada di dalam sebuah perpustakaan umum. Matanya menjelajahi setiap isi lemari, mencari buku yang menjadi tujuan datang ke tempat ini.

Tepat pada baris kedua itu buku incarannya tersusun rapi. Tapi sayangnya buku itu cukup jauh dari jangkauan. Jika saja tubuhnya agak lebih tinggi sedikit mungkin ia bisa menggapai buku tersebut.

Berusaha mencari orang yang bisa dimintai tolong, namun tidak karena mereka sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Sehingga ia pun memutuskan untuk menyerah saja dan mulai melangkahkan kakinya menjauh dari tempat itu.

Silent Voice | JisooWhere stories live. Discover now