Valentine

841 159 3
                                    

Ni-ki masih tidak bergerak dari kasur empuknya sejak tiga jam lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ni-ki masih tidak bergerak dari kasur empuknya sejak tiga jam lalu. Yang dia lakukan hanya menggulir layar ponsel pintarnya untuk membaca berita, menonton video dan membalas pesan dari teman-temannya yang mengajaknya untuk keluar guna merayakan hari Valentine yang dibalas Ni-ki dengan tolakan. 

Ni-ki bukannya tidak tertarik untuk merayakan Valentine. Ada banyak undangan dan ajakan dari teman-temannya untuk menghadiri perayaan atau bahkan pesta, tapi tidak ada satupun yang Ni-ki iyakan.

Ni-ki melirik ke jam dinding digital yang ada di bagian kanan atas meja yang berisi tumpukan kertas dan laptop yang menyala. Sudah pukul setengah enam sore. Tiga puluh menit lagi Jungwon akan datang untuk menjemputnya ke Choc&Choc.

Pikiran Ni-ki menerawang kembali ke awal bulan Februari saat ia dan Jungwon membeli kue malam-malam di Choc&Choc lalu mendapatkan ajakan dari Sunoo, si pemilik toko kue, untuk datang ke tempatnya saat hari Valentine. 

Awalnya, Ni-ki ingin menolak karena bagi dirinya, ia tidak suka datang ke tempat ramai saat ada perayaan tertentu –kecuali agenda kantor– dan lagi Ni-ki belum terlalu mengenal Sunoo selain salah satu orang yang bekerja di toko tersebut. Tapi mengingat bagaimana Sunoo sendiri yang mengantarkan kue untuk perayaan kecil-kecilan Ni-ki tempo hari lalu, membuat Ni-ki akhirnya meng-iya-kan ajakan Jungwon kemarin.

Ni-ki beranjak dari tempat tidurnya menuju ke kamar mandi guna membasuh mukanya. Beberapa menit lalu Jungwon mengiriminya pesan kalau dia sudah dekat dengan tempat tinggal Ni-ki. 

Ia memilih hoodie berwarna abu-abu dan coat coklat yang dipadukan dengan celana jeans sebagai pakaian yang ia kenakan hari ini. Cuaca hari ini cukup dingin dan Ni-ki tidak begitu kuat dengan udara dingin. 

Ni-ki segera mengenakan sepatunya saat notifikasi dari Jungwon yang memberi tahu bahwa dia sudah ada di komplek tempat tinggal Ni-ki muncul. Tangan kanannya membawa paper bag berisi sandwich yang dipesannya melalui aplikasi online.

"Udah nggak kusut lagi muka lo?" sapa Ni-ki setelah ia masuk ke dalam mobil Jungwon.

"Hehe nggak. Soalnya udah ketemu jalan keluarnya." jawab Jungwon yang kemudian melajukan mobilnya menuju Choc&Choc yang mereka berdua yakini sudah cukup ramai.

★☆★

Sunoo sedang memastikan jumlah kue yang dipesan oleh sekumpulan anak muda sepuluh menit lalu. Ada beberapa jenis dengan jumlah tertentu beserta minuman yang harus diantarkan ke halaman samping tempat berlangsungnya pagelaran musik sore ini. Sekali lagi Sunoo memastikan jumlahnya karena tidak ingin kelewatan dan bekerja dua kali karena situasi saat ini sedang ramai.

"Selamat datang." Sunoo mengucapkan sapaan seperti biasa tanpa melihat siapa yang datang karena terlalu fokus dengan apa yang dilakukannya.

"Perlu dibantuin nggak?" 

Sunoo mendonggak saat mendengar suara yang familiar menyapa indera pendengarannya. Sadar atau tidak sadar, seulas senyum lega terpatri di wajah Sunoo setelah melihat si empu suara berdiri di depannya yang juga tersenyum.

"Loh jadi datang beneran?"

"Kan udah janji buat dateng, jadi ya pasti dateng lah." Ni-ki meletakkan paper bag di atas counter dan memberikan ke Sunoo, "buat ganjal perut kalian dulu, pasti hectic banget dari tadi sore." 

Sunoo berterima kasih dan mengambil paper bag dari meja, lalu menyimpannya di ujung meja dekat dengan tempat es batu diletakkan. Mengucapkan maaf karena dia belum bisa mengajak Ni-ki mengobrol karena masih banyak order list yang harus diselesaikan.

"Sini aku bantuin." tanpa menunggu jawaban setuju dari Sunoo, Ni-ki sudah membawa nampan berisi kue dan kukis yang harus diantarkan.

"Eh, nggak usah, Ni-ki."

"Gapapa, biar kamu bisa ngerjain yang lain. Ini buat nomor berapa?"

"Empat belas."

"Oke." arah mata Sunoo mengikuti Ni-ki yang keluar ke halaman toko dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman pesanan.

"Ciee senyum-senyum dibantuin gebetannya. Kapan mau lo milikin?" 

Sunoo berdecak mendengar celetukan Jungwon. Ia memasang ekspresi wajah yang di datar-datarkan untuk menghindari menjawab pertanyaan menjebak dari teman akrab Ni-ki itu, karena sudah pasti jika ia menjawab maka akan ada banyak pertanyaan lagi yang dimunculkan Jungwon.

"Abis lo sama Jay."

"Gue sama Jay masih lama, Sun. Soalnya sama-sama cupu. Lo duluan aja sama Ni-ki nanti gue nyusul." 

Sunoo tersenyum mengejek mendengar jawaban Jungwon. Ingin rasanya ia mengejek Jungwon lagi, tapi diurungkan niatnya karena order list yang harus ia selesaikan masih banyak. 

 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
CHOCOLATE ; sunki✔Where stories live. Discover now