LOST| 11 Devano & Rizky

Start from the beginning
                                    

Jangan lupa pulang..

Mereka semua terkejut dan refleks langsung menoleh ke sekitar untuk mencari sumber suara

Hihihi hati-hati ya..

Tidak ada yang membuka suara, mereka memilih untuk diam dan mencoba untuk mengabaikan suara anak kecil itu.
Bulu kuduk mereka meremang seketika, ketika angin yang berhembus terasa seperti seseorang yang lewat tepat di hadapan mereka.

"Udah dong, jangan ganggu lagi" gumam Dava sambil menyembunyikan wajah  di antara kedua kaki nya yang di tekuk

Hihi nanti kita pinjem ya satu orang..

Kalimat itu cukup untuk membuat mereka ketakutan setengah mati, tempat ini benar-benar menjadikan mereka sebagai tumbal.

"Jangan macem-macem!!" Bentak Ridho ketika Devano beranjak dari duduk nya ingin kembali menggendong tubuh Ajun dan membawa nya pergi.

"Gue gak bisa di sini terus" ucap Devano  masih berusaha mengangkat tubuh Ajun dan membawa nya pergi
"Apa pun itu, gue mau pergi dari sini"

"Lo gak mikirin kita?!"

"Gue gak peduli" Devano mulai melangkah untuk pergi, namun harus terhenti karena Dava langsung berdiri di hadapannya

"Jangan egois" ucap nya

Devano tersenyum remeh "gak usah naif! Sekarang ini kalau gak egois gak bakal selamat!"

Mendengar itu, Rizky langsung tertawa mengejek dan menunjuk Devano "liat! Si apatis bertindak" setelah itu Rizky kembali tertawa

Yuda berdiri dari duduk nya dan berjalan kearah Devano dengan tangan yang terkepal menahan emosi "Devano! yang mau selamat bukan lo doang, jadi coba berfikir dewasa"

"Ohhh jadi maksud lo, fikiran gue kekanak-kanakan?"

"Emang itu kenyataannya" Jawab Rizky membuat Devano menggertak kan gigi nya karna emosi

Yuda melirik Rizky, mengode nya untuk diam "bukan gitu-" ucapan Yuda terpotong karna Devano langsung menyahut

"Jadi apa?! Lo mau nanti giliran gue yang mati, iya?!!"

"Dengerin dulu bangsat!!" Bentak Yuda yang membuat mereka semua terkejut "Lo gak usah sok paling menderita di sini, bukan Lo doang yang mau pulang, bukan lo doang yang gak mau mati di sini. Lo fikir dengan pergi sendiri bakal selamat?" Yuda menghentikan ucapannya hanya untuk mengontrol emosi nya sejenak "bahkan lo sendiri yang bilang, kalau kita mencar yang ada malah makin susah, bisa aja makin nyasar dan parah nya mati!" Lanjut nya, kali ini dengan nada yang sedikit tenang.

"Sekarang lo duduk, dan tunggu sampai besok pagi baru kita lanjut!" Setelah itu Yuda memilih untuk kembali ke posisi nya yang semula berada di samping Wisnu.
Yuda tidak bermaksud untuk berkata kasar atau membentak Devano seperti tadi. Namun itu semua di luar kendali nya, semua ucapan tadi seperti keluar begitu saja tanpa bisa di kontrol nya.

"Duduk Dev" suruh Dava yang masih berdiri di depan Devano.

Devano menggeram dan langsung meletakkan tubuh Ajun di tempat tadi,memilih duduk dengan hati yang di penuhi emosi dan takut.

Rizky terkekeh pelan " cih Apatis anjir, mati baru tau" sindir nya

Devano melirik Rizky sinis tangan nya sudah terkepal kuat "Lo emang minta di mampusin ya!" Tantang nya dengan nafas memburu karna emosi "kita selesaikan di sini!"
Devano sudah kembali bangkit dan ingin menghampiri Rizky, begitu pun sebaliknya

Namun Aiden dan Ridho langsung menahan mereka berdua

Bugh!
Bugh!

"Jangan kayak bocah lo berdua!!" Bentak Wisnu setelah memberi Bogeman pada wajah Rizky dan Devano

Jefran langsung menahan tubuh Wisnu ketika ia kembali ingin melayangkan pukulan nya ke arah Devano "jangan main otot bego!!"

Wisnu menatap nyalang Rizky dan Devano, tangan nya yang sudah terkepal beralih menunjuk mereka berdua dengan emosi yang sudah meledak " Lo berdua gak punya otak!!
Mikir dong bangsat, lo pada udah dewasa jangan kayak bocah setiap ada masalah malah berantem! Lo berdua harus nya mikir gimana caranya kita keluar dari sini tanpa harus ada yang mati lagi!"

"Bukan nya adu otot bego! Otak di pakai! Jangan di jadiin pajangan gak berguna di kepala kalian itu!!"

Rizky dan Devano masih menatap benci satu sama lain, kedua nya bahkan tidak mendengar kemarahan Wisnu sekarang ini.

"Gue gak bakal mati" tegas Devano

Rizky tersenyum mengejek "situ siapa? Tuhan kah?"

"Mending kalian diem, udah Maghrib. kalo masih mau ribut cari tempat lain, ini bukan ring tinju buat adu jotos" ucap Dava dingin

"Badan doang yang di gedein tapi fikiran bocah!!" Sarkas Jefran sambil mematahkan ranting kayu di tangan nya.

Haris hanya menatap mereka sendu, tidak tau harus berbuat apa jika keadaan sudah seperti ini.
Pertengkaran seperti ini sangat jarang terjadi di circle mereka, paling hanya pertengkaran biasa yang masih di bisa di hadapi dengan candaan.
Haris tersenyum getir melihat keadaan pertemanan mereka sekarang. Semua berubah sejak teror gunung ini datang

"Kalian, duduk!!" Tekan Yuda, Akhirnya mereka duduk walau masih di selimuti emosi dan rasa ingin menghabisi satu sama lain.

"Kalian ini manusia, jangan bertingkah kayak hewan!" Akhirnya Aiden berbicara setelah diam sejak tadi "kalian di kasih fikiran untuk berfikir. Jadi, kalau lagi kondisi kayak gini, di pake fikiran nya!"

Rizky dan Devano hanya diam dengan tatapan dingin, mereka tau untuk siapa makian yang Aiden lontarkan barusan.

"Habis ini gak ada lagi keributan, cukup ngomong kalau ada perlu, selebihnya gak usah.Omongan kalian gak ada yang bermutu" Sarkas Ridho

Setelah itu semua diam, membiarkan keheningan menyelimuti mereka tanpa ada seorang pun yang berniat untuk mengisi keheningan itu dengan sebuah candaan yang bisa mencairkan suasana.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Devano Ariski or Jevano Ar-Rizky?..

                     
     Nama nya mirip ternyata(TT)

LOST  In The Mountain  (TERBIT)Where stories live. Discover now