LOST| 10 sudah cukup tuhan

ابدأ من البداية
                                    

Tangan sosok tua itu kini kembali pada luka dalam yang ia ciptakan pada bagian dada Bagas, ia kembali mengambil darah pemuda itu, kali ini Bagas merasakan panas dan sakit yang menyerang tubuh nya, perlahan matanya mulai memberat, tubuhnya mulai terasa kaku, tenggorokan nya tercekat dan ketika wajahnya kembali di basuh darahnya sendiri, ia berakhir saat itu juga.

Sukma nya meninggal kan tubuh dengan begitu pilu, Bagas bangkit dan melihat tubuhnya sendiri yang telah tak bernyawa, namun teman-temannya belum menyadari hal itu sama sekali.

"Kita harus gimana ini?" Jefran sudah tidak tau harus melakukan apa sekarang ini. Sejak tadi ia berharap ada bantuan seperti rombongan pendaki lain yang lewat, namun itu semua pupus seketika saat ia menyadari bahwa mereka saja sedang tersesat dan sudah jauh dari jalur yang sebenarnya.

Langit sudah semakin gelap karna sebentar lagi akan masuk waktu Maghrib, sejak tadi pagi matahari sama sekali tidak terlihat akibat kabut dan mendung yang tak kunjung hilang.

"Tolong!!!!" Suara teriakan Rizky menggema

"Tolong!!!"

"Udah, gak bakal ada yang denger"
Ucap Devano menghalangi Rizky ketika hendak berteriak kembali

Rizky bungkam dan kembali terduduk sambil memukuli tanah sebagai pelampiasan kekesalan nya sekarang ini. Bagas tak tampak lagi pergerakan nya, ia takut pemuda itu menyusul dua temannya, tanpa tau apa yang telah terjadi pada Bagas.

"Kita mencar aja gimana? Buat nyari bantuan" usul Rizky

"Lo mau nyari bantuan kemana? Emang lo tau Sekarang ini posisi kita dimana?" Jawab Devano, ada benarnya

"Tapi kalo gini terus kapan kita keluar nya! Bagas sekarat sekarang!!" Sarkas Rizky yang emosi

"Emang lo yakin dengan mencar bakal dapet bantuan?!!" Tekan Devano yang tak kalah emosi

"Mikir dong" Devano menunjuk kepala Rizky dengan penuh emosi
"Kalo kita mencar, belum tentu kita bakal dapet bantuan, bisa aja kelompok yang satu lagi malah semakin nyasar dan buruk nya lagi mati!! Mikir!! di pake tu otak!"

Rizky menepis tangan Devano " Lo yang harus nya mikir jingan! Lo mau kita kehilangan lagi?! Gue udah cukup sakit kehilangan Sean. Gue gak mau kehilangan lagi"

Devano tersenyum getir, tangan nya menunjuk mayat Ajun yang kembali di letakkan di dekat pohon
"Lo fikir, lo doang yang sakit karna Sean mati? Lo fikir gue gak sakit si Ajun mati? Ajun mati juga karna ulah Sean! Mikir Rizky! Mikir!!" Urat leher Devano terlihat sangat jelas karna terlampau emosi

"Bajingan-"

"Lo berdua diam!!" Potong Ridho dengan sangat dingin, wajah nya sudah merah karena terlampau kesal mendengar perdebatan Rizky dan Devano.

"Gak ada otak! Bukan nya mikir gimana caranya biar temen lo baik-baik aja, malah ribut kalian bajingan!"

Kata-kata yang seharusnya tidak di ucapkan, keluar begitu saja karna sama-sama di kuasai oleh emosi di dalam diri masing-masing.

Yang lain memilih diam, dan fokus terhadap kondisi Bagas yang sudah tampak sangat pucat sekarang. Jika mereka turut membuka mulut maka masalah akan semakin besar, jadi biarlah Ridho yang mengurus perdebatan Devano dan Rizky itu.

" gak ada yang gak sedih sekarang, jadi lo berdua cukup diem dan fikirin cara yang terbaik buat keluar. TANPA MENCAR" Ridho mengucapkan kalimat terakhir nya dengan penuh penekanan

Haris hanya melamun sambil bersandar di bawah pohon, di sebelah nya ada mayat Ajun yang turut di sandarkan di pohon itu.
Haris terus melamun tanpa menyadari seekor ular seukuran jempol kaki orang dewasa sedang berada di dekat tangan kanan nya.

LOST  In The Mountain  حيث تعيش القصص. اكتشف الآن