Plakk!!!

"Kalo mau mati jangan ngajak-ngajak dong bangsat!!" Jaemin langsung memukul kepala Jeno dengan kekuatan penuh, untung aja tadi Jeno langsung meng-gas mobilnya lebih maju jadi mobil yang hampir menabraknya lolos.

Saking fokusnya tadi pada Jaemin, Jeno tidak menyadari bahwa lampu sudah berganti merah dan dia malah seenaknya menerobos yang membuat kendaraan lain hampir menabraknya.

"Aww sakit babe"

"Berhenti manggil gw babe" Sinis Jaemin tidak peduli bahwa Jeno masih kesakitan sekarang. Omong-omong mobilnya sekarang sudah minggir dan berhenti sejenak.

"Kenapa? Aku lebih suka pake itu"

"Najis!"

"Takutnya nanti gw bakal kecanduan dipanggil lo pake sebutan itu"~Jm.

•••••

"Katanya mau ngomong penting? Ngapain malah ke mall?" Dengus Jaemin ketika mereka sampai parkiran disalah satu mall besar dikota.

"Mampir dulu, kita ngedate. Udah lama kan gak ngedate? Lagipula kalo Aku gak bilang gitu kamu pasti bakal nolak"

"Ck, gw pulang"

"Aku beneran ada yang mau diomongin, tapi pliss kali ini aja.... I miss you so much" Jeno menggenggam tangan Jaemin yang hendak pergi, berucap dengan tulus tak lupa raut yang benar-benar terlihat putus asa dimata Jaemin.

"Jangan lama-lama, gw sibuk"

Jeno tersenyum, mengeratkan genggamannya pada tangan Jaemin dan mengajaknya untuk masuk.

----

"Akhir-akhir ini cuaca lagi gak nentu, kadang hujan kadang panas, hawanya juga kalo malem dingin" Oceh Jeno, mencoba mengajak Jaemin bicara. Pasalnya sejak tadi hanya diam nurut aja dibawa Jeno kemana-mana.

"Iya"

"Kamu harus jaga kesehatan, Aku gak mau kamu sakit" Jaemin hanya menanggapi itu dengan lirikan matanya saja.

Jeno menghela nafas, berhenti didepan sebuah toko pakaian. Tanpa babibu dia langsung narik tangan Jaemin buat masuk.

"Karna cuaca lagi dingin, Aku beliin mantel, kamu mau yang mana?" Tanya Jeno.

"Gak perlu"

"Sayang"

Jaemin berdecak "Terserah" Ia lalu melihat jam tangannya, sudah waktunya makan siang.

"Jen, gw boleh minta sesuatu?"

"Boleh, everything for you" Jaemin memalingkan wajahnya ketika Jeno mengucapkannya dengan nada serius dan juga tulus.

"Ayo ke pantai, pengen liat sunset bareng lo"

"Pantai? Tiba-tiba?"

"Cih! Kalo gak mau yaudah!" Berdecih kesal lalu jalan keluar toko-ngambek ceritanya.

"Hey gak gitu, aku cuma nanya. Oke, pantai mana? Ancol?" Jeno pun langsung mencekal lengannya, dan membujuk.

"Yang jauh, di Banten"

Jeno shock, gak tau ini kenapa Jaemin tiba-tiba ngajak kepantai mana sampai keluar kota.

"Yakin? Dari sini kesana kalo naik mobil kayaknya hampir makan waktu 2 jam"

"Biarin, yang nyetir kan lo. Gw mah mau tidur"

"Yaudah beli mantel dulu, disana kalo sore anginnya kan kenceng, nanti kamu kedinginan"

Pacaran ; NoMin ✓Where stories live. Discover now