CHAPTER 10

139 10 0
                                    

Sebelum besok akan kembali ke Italia. Yuki menyempatkan untuk makan malam bersama dengan keluarganya termasuk aku. Kami berlima menikmati malam yang hangat di meja makan.

"Yang harus kamu ingat, kamu harus pulang seminggu sebelum acara pernikahan kalian"Ujar Ibu Yuki pada putranya.

"Tentu saja. Aku takkan membiarkan Luna mengurusnya sendiri"jawab Yuki disela dia mengunyah makanannya.

"Kakak, akan mengundang teman-teman kakak di Milan?"tanya Mayu.

"Iya, tapi aku tak yakin mereka bisa hadir"jawab Yuki sekali lagi.

"Luna, apa yang kamu sudah persiapkan? Apa yang perlu kami bantu?"tanya Ayah Yuki yang memberikanku tatapan penuh perhatian.

"Hm... nanti aku akan beritahukan jika aku membutuhkan sesuatu. Sejauh ini Azumi bisa menghendlenya. Dia akan memberikan kepada kita proposal wedding dan menjelaskannya"jawabku. Untung saja sahabatku berprofesi sebagai Wedding Organizer jadi aku menyerahkan rencana pernikahanku kepadanya.

"Mau foto prawedding pakai kimono?"ujar Mayu dengan idenya. Dengan cepat aku mengangguk setuju.

"Ide yang bagus"seru Ibu Yuki yang tampak antusias.

"Apa kamu pernah memakai kimono?"tanya Yuki membuatku yang mendengarnya langsung cemberut "Tentu saja"jawabku kesal saat pria itu memandangku remeh "Tapi kenapa aku tak pernah melihatnya?"tanya Yuki balik.

"Aku tak pernah berfoto memakai kimono tapi aku sering memakainya"jawabku lebih jelas lagi.

Ayah dan Ibu Yuki pun meringis kecil melihat interaksi lucu antara aku dan anaknya

"Luna, apa kamu merasa tak nyaman dengan pemberitaan akhir-akhir ini mengenai hubunganmu dengan Yuki? Semua orang sedang membicarakan kalian berdua. Ibu takut itu akan membuatmu resah"ujar Ibu Yuki yang terlihat sangat jelas kalau dia sedang mengkhawatirkanku.

Aku tersenyum "Awalnya, aku kira aku akan merasa tak nyaman, namun seiring berjalannya waktu, semua orang berusaha untuk menghormati privasiku dan mereka juga mendukung kami. Bukankah itu kabar bahagia?"

Keluarga Ishikawa memandangiku dengan senyuman "Semua orang menyukaimu, sayang"lanjut Ibu Yuki dengan tersenyum lembut kepadaku.

"Teman-temanku selalu membicarakan tentangmu. Ada yang iri tapi ada juga yang menyukaimu. Tapi kebanyakan banyak yang menyukaimu. Mereka memuji penampilanmu yang terlihat menyegarkan mata"puji Mayu dengan tersenyum sangat lebar hingga matanya menyipit.

"Apanya menyegarkan mata"gerutuku canggung. Aku sama sekali tak mengerti pendapat orang mengenaiku.

"Ayah tahu maksud teman Mayu, mereka mungkin merasa kamu tidak bosan dilihat"lanjut Ayah Yuki lalu dianggukkan oleh istrinya.

Yuki tertawa kecil mendengar pembicaraan keluarganya terhadap Luna "Secara tidak langsung kalian memujiku karena pintar memilih pasangan,kan?"

"Aku takut... jika nanti orang akan mengatakan aku numpang tenar darimu" entah mengapa tiba-tiba aku ingin mengatakan hal ini.

"Luna!" ayah dan Ibu Yuki serentak menyebut namaku "Kami tidak pernah berpikir seperti ini. Selama 6 tahun ini sudah cukup untukmu bersembunyi dari belakang punggung Yuki. Saat hubungan kalian diketahui publik banyak yang mendukungnya bahkan setelah mengetahui tentang profilmu mereka juga takjub dengan wanita mandiri sepertimu. Kamu tidak perlu takut tidak akan ada yang mengatakan itu"jelas Ibu Yuki yang sangat tak menyukai jika aku selalu merasa insecure menjadi pasangan Yuki.

***

Keesokan harinya, aku bersama orang tua Yuki mengantarkan Yuki menuju bandara. Di Bandara sudah penuh dengan reporter yang sudah menunggu kedatangan Yuki. Aku dan keluarga Yuki sengaja tak mengantarkan Yuki sampai ke pintu masuk agar tak terliput oleh kamera Media. Satu persatu Yuki memeluk orang tuanya lalu memelukku dengan sangat erat. Tak lupa dia memberi kecupan di bibirku.

After Years With Yuki (Indonesian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang