- 12 -

1K 124 6
                                    

jihoon mengintip lewat jendela ruangan giselle
dan terlihat seorang gadis dengan rambut tergerai itu sedang menulis sebuah diary

ini pertama kalinya jihoon melihat rambut giselle tergerai karna biasanya ia mengikat rambutnya
sesuai dengan karakternya yg agak tomboy

tanpa berlama lama lagi jihoon mengetuk pintu ruangan giselle

tok! tok! tok!

dengan cepat giselle menyimpan buku diary nya

"masukk"

jihoon pun masuk kedalam ruangannya

"loh kak?" giselle kaget akan kehadiran jihoon

"boleh gue masuk?"

"m-masuk aja" jawab giselle

jihoon pun berjalan menuju kursi disamping ranjang giselle

"lo sakit apa?" tanya jihoon saat sudah duduk disamping giselle

"asma"
"emg sering kambuh kalo gue suka marah marah" jelas giselle

"owh" jihoon hanya mangangguk

jihoon sebenarnya tak percaya dengan yg didengarnya
karna melihat giselle yg suka ngegas dan emosian ini rasanya tidak mungkin dia memiliki penyakit asma

"itu buku apa?" tunjuk jihoon ke buku yg ada di atas meja

"ha? engga bukan apa apa" jawab giselle terlihat panik

jihoon yakin itu adalah buku dairy giselle

"em kak ji ngapain kesini?" tanya giselle berusaha mengalihkan pembicaraan

"gue cuma pengen jenguk lo"
"dan gue juga mau minta maaf"

"minta maaf? soal apa?" tanya giselle

"soal gue yg marahin lo karna nampar yujin, hyunsuk cerita katanya dia liat sudut bibir lo berdarah karna ditampar yujin, gue ga merhatiin lo saat itu, gue minta maaf" jelasnya

giselle teringat sesuatu
dia segera mengambil hp nya

"kak aku mau nunjukin sesuatu soal yujin"

giselle memperlihatkan sebuah video ke jihoon

"maksudnya apa?" tanya jihoon

"ini video rekaman cctv dari gedung penginapan, disitu yujin masuk kamar gue lalu ngambil alat lukis gue dan membawanya keluar, dan alasan gue kenapa telat ikut lomba kamren itu ya karna ini, gue pergi keluar buat beli alat lukis yg baru, untung aja asma gue ga kambuh saat itu" jelas giselle panjang lebar

cerita giselle membuat jihoon makin merasa bersalah
bisa bisanya dia tidak mempercayai giselle dan malah mempercayai yujin

"dan yg paling buat gue sedih adalah alat lukis itu pemberian ayah gue sebelum meninggal"

"gue bener bener minta maaf atas nama yujin gue juga minta maaf"

"gpp kak, ya aku paham kok posisi kk"
"apalagi yujin lebih dekat sama kk dari pada aku"

tiba tiba pintu terbuka

"heh siapa lo?" tanya taeyong dengan nada yg ga nyante
"mau ngapain adek gue lo hah?"

"bang taeee jangan gitu" kesal giselle

"dia temen lo?" tanya taeyong

"iya"

"temen doanggg?"

"ihh bang taeyongg" kesal giselle lalu memukul lengan taeyong

"aww, lo sakit masi bisa mukul ya" ringis taeyong

"gue taeyong" ucap taeyong menjulurkan tangannya untuk bersalaman

"gue jihoon" ucap jihoon membalas jabatan tangan taeyong dan bersalaman

"ohhh jadi lo jihoon yg sering dicerita-"
dengan cepat giselle mencubit perut taeyong

"aww sakit bego" ringis taeyong

"lo gausa cepu bisa ga si"
"sana lo keluar" usir giselle

"yaudah, nih gue bawain brownies lo" ucap taeyong menaruh sebuah kantong plastik lalu pergi dari ruangan giselle

"kak sorry ya, abang gue emg gawaras" celetuk giselle

"jadi lo sering ceritain gue?" tanya jihoon tiba tiba

"h-ha? e-engga kok" jawab giselle gugup

"engga tapi gugup gitu jawabnya" goda jihoon

"ah udadeh kak, lo kan juga tau gue suka sama lo" ucap giselle tanpa berpikir lagi

"sekarang masih?" tanya jihoon tiba tiba

membuat giselle tertegun

[ kak jii ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang