[ 3 ] - Ahes, Glady

7 0 0
                                    

WAKTU berjalan dengan cepat. Entah Ahes yang tak memikirkannya atau Ahes yang terlalut menikmatinya. Satu hal yang pasti, kini ia sudah menjadi seorang CEO. Ahes menatap pantulan dirinya di cermin. Ia tersenyum melihat dirinya amat serasi menggunakan setelan kantornya. Ahes bahkan semakin mengembangkan senyumnya karena ia tengah mendengar suara kekasihnya di seberang sana melalui earphone di sebelah telinganya.

"Kak, hari ini sibuk banget, ya?"

"Iya, Glady. Hari ini saya ada meeting sama client. Kenapa, hm?"

"Ah, gitu. Nggak apa-apa, sih. Cuma pengen jalan-jalan aja. Aku suntuk banget abis ngerjain tugas sekolah. Derita udah jadi kelas dua belas. Susah curi waktu buat jalan. Padahal kangen banget mau ketemu Aa ganteng."

Ahes terkekeh pelan mendengar pujian Aa ganteng itu. Lalu ia menoleh pada maid-nya yang baru saja mengetuk pintu kamarnya yang terbuka, untuk mengambil cuciannya. Ia mengangguk ketika wanita itu hendak masuk kemudian kembali merapikan jasnya di cermin.

"Besok udah weekend. Saya ajak jalan-jalan ke taman yang baru aja selesai dibuat kemarin. Gimana? Saya beliin eskrim sama coklat yang banyak deh. Setuju?"

"Setuju banget dong!! Nggak sabar jadinya ihh. Ah, iya. Paket dari aku udah sampai belum?"

"Paket apa?"

"Bando kelinci!"

"Oh, udah. Saya buka paketnya semalem. Udah selfie juga. Tapi, saya lupa belum kirim karna tiba-tiba ada telfon kerjaan masuk. Bentar, saya kirim, ya? Matiin dulu telfonnya, oke?"

"Nggak! Nanti aja. Aku masih mau denger suara Kak Ahes, kangen banget."

Ahes lagi lagi mengembangkan senyumnya. Memiliki kekasih yang usianya berbeda jauh rupanya menggemaskan juga. Tak pernah ia sangka bahkan Glady Adisty Kim bisa menjadi kekasihnya. Ia tak pernah tak bahagia setiap harinya. Selalu merasa amat dicintai oleh gadis itu. Rasanya, seluruh rasa lelahnya melebur ketika Glady bersikap imut padanya.

Hanya saja, sikap imut itu tak bisa mengobati luka fisiknya. Bukan hanya mengobati, bahkan ia tak membiarkan Glady mengetahuinya.

Ada yang aneh dengan luka di punggungnya. Semua orang juga seolah merahasiakan penyebabnya. Entah apa yang sudah ia lalui sebelum ia memiliki luka ini. Kenapa setiap kali ia mengingatnya, seluruh tubuhnya selalu menolak dan memberikannya rasa sakit yang semakin betubi di dalam kepalanya? Kenapa ia harus memiliki misteri seperti ini? Apa yang sebelumnya terjadi, apa penyebabnya, apa—

"Kak Ahes?"

"Oh," Ahes kembali dari lamunannya. "Iya?"

"Ish, ngelamun? Ngelamunin siapa?!"

"Kamu. Pake topi kelinci." Kilahnya secepat angin diakhiri dengan kekehan renyahnya.

"Pinter banget ngelaknya!"

"Duh. Ampun, Princess. Ayo, saya juga mau liat foto kamu pake topi itu."

"Okay!"

Mereka akhirnya mengakhiri panggilan itu kemudian membuka aplikasi dan mengunggah foto selfie mereka pada akun sosial media setelah saling menukarnya melalui pesan. Ahes yang ditemani sopir terus tersenyum ketika melihat foto yang diunggah kekasihnya itu. Gemas sekali, rasanya ia ingin memeluknya detik ini juga.

Tiba-tiba, mobil mengerem mendadak membuat Ahes yang duduk di jok belakang—dan tak pernah bersandar, kini membentur punggung jok itu hingga membuatnya meringis.

"Maafkan saya, Tuan. Ada yang menyebrang sembarangan tadi."

Ahes hanya meringis dengan anggukan kepalanya. Ia merasakan punggungnya seperti akan menghancurkan seluruh indera perasa yang ia miliki. Amat sakit dan pedih. Luka yang selalu baru setiap harinya. Sial, kenapa luka ini tak mau sembuh? Bukankah ini tak masuk akal, luka ini tak pernah kering. Semua dokter angkat tangan menanganinya. Harus bagaimana caranya untuk bisa memulihkannya?

Sampai kapan ia harus seperti ini?



+++

Semua pertanyaan di sini akan terjawab di cerita; "The Recovery". ^^

- Bonus -


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 10, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[A] - Before - The RecoveryWhere stories live. Discover now