16 - Liana with her acting

3.3K 150 4
                                    

Pagi ini aku bangun di kamar seorang lelaki yang sangat ku kenali, sontak aku mundur serentak karena kaget.

"RE-REVO???!!!"

Dan ia masih terlelap seperti gak ada teriak-kan ku barusan. aku mencoba mengingat sebelum tidur. ah iya.... aku kan nginep di rumah Revo.

Ku goyangkan tubuh Revo kesana-sini ingin membangunkannya. ia sedikit merubah posisi, tapi rubah nya bukan gak nyaman, tapi malah kayak tambah nyaman dan tetap terlelap. membuat ku sebal.

Guncangan di tubuhnya semakin hebat karena ulah tangan ku. Lagi-lagi bukannya bangun malah tambah nyaman dan menggenggam tangan ku seperti guling kecil. Argh!

"KEBO DASAR!! BANGUN REVOOOO!!!!!!" Teriakku tepat di kupingnya. Dann...

Bantal pun melayang ke muka ku.

"Shiina, kalau bangunin orang emangnya harus teriak di kuping?! Bisa gak bangunin tuh dengan cara halus? Hem?"

Dengan jengah aku memutar bola mata. "udah ya Revo ku yang jelek sealam semestaaaaaaaa," gemas sendiri kan nih jadinya.

Revo terkekeh lalu mengacak rambutku pelan. Dia dengan segala perubahan sifatnya.

Pagi itu, aku di suruh Tante Sharon (bunda Revo) untuk mandi lalu sarapan. yaa... sama seperti kemarin, di meja makan suasana sangat dingin, siapa lagi kalau bukan karena Ayah Revo. masih aja dia nganggep aku kayak gak ada. Sebenci itukah dia?

Pengen rasanya teriak gak jelas biar rame. kayak... 'WOY!! KEBAKARAN' atau 'REV!! MAKANANNYA ENAK!!!'

Tapi itu lebay.

Sesudah makan, Revo mengantar ku balik ke rumah karena suruhannya sendiri. awalnya tante Sharon menolak, ingin aku pulang ntar sore, tapi Revo takut Orang tua ku mencari. pacar yang baik itu.

Dan sekarang di mobil, entah kenapa aku sering membuat malu diriku sendiri. contoh nya sekarang, ada gas beracun keluar dari tubuhku, ini gak sengaja ya. udah bunyi nya gede, pake bau banget terus ada pacar di sebelah.

Malu-maluin. aku memang malu-maluin.

Akhirnya kaca jendela ku pun di buka Revo setelah ia sadar aku.. kentut.

Keheningan menjalar di mobil ini, beberapa detik kemudian, dering telephone dari handphone Revo memecah keheningan.

Aku mengambilkan handphonenya yang ada di dekat ku, dan memberi ke arah Revo, otomatis Revo menyetir dengan tangan satu.

"Halo? Emm... iya, iya, Hah? Dimana rumah sakitnya? Iya, ini hampir sampai rumah Shiina, bye bun...."

Dahiku menyerit denan sendiri nya. rumah sakit? Siapa yang sakit? Tante Sharon?? Lah, Bukannya tadi dia baik-baik aja?

Rasa penasaranku udah gak bisa di tahan lagi. "Em... Rev, telephone dari siapa?"

Revo melirik ku sekilas. "dari bunda, katanya Liana kecelakaan dan disuruh jenguk Liana,"

Aku mematung.

Liana.... kecelakaan? Terus Revo di suruh jenguk? Apa gak modus si Liana?

Beberapa menit kemudian, mobil ini berhenti tepat di depan rumah ku. aku turun dan berterimakasih lalu langsung masuk ke dalam rumah.

Ini pasti akal busuk Liana. membuat dirinya sakit dan merebut perhatian Revo.

Aku membuang nafas ku dengan kasar. semenjak mulai menyukai Revo, rasa cemburu selalu menghantui ku. sangat menyebalkan sekali...

Ah sampai lupa. aku udah lama gak berhubungan sama Salsa. Salsa pindah sekolah setelah kejaduan dia putus... Katanya sih orang tuanya yang nyuruh pindah sekolah, tapi kata ku dia yang pengen menjauh dari Raka.

Transfrom a cold soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang