Part 7 - rumah sakit

4.5K 234 1
                                    

Shiina pov

"Ada barang apa lagi yang perlu kamu bawa?" Tanya mama kepada ku.

Hari ini, aku ada perkemahan. perkemahan yang diadakan sekolah untuk anak kelas 11 SMA ku ini.

Aku sedang bersiap untuk perkemahan nanti, karena akan menginap 3 hari, aku harus benar-benar menyiapkan barang.

"Bentar ma... Pakaian? Check. Charge? Check. autan? Check. bantal kecil? Check. makanan? Check. alat mandi? Check. buku tulis dan tempat pensil? Check. ponsel? Check. (Dan sebagainya)"

Aku mengambil ranselku yang sangat penuh dan mencium tangan mama, lalu beralih ke papa ku sebelum berangkat.

Entah ada angin apaan si Geva mau mengantarku sampai sekolah. mungkin dia lagi miring otaknya, biasanya juga tidak mau.

Aku sampai sekolah sedikit telat, jadi sudah banyak temen-temen yang sudah masuk kedalam bus.

Ku tolehkan kepalaku menghadap Geva, "Gev, makasih ya tumpangan nya."

"Iya, di sana hati-hati, banyak yang longsor katanya, apa perlu gue ikut?" Tanya Geva seakan Geva itu ayah ku. sok pahlawan memang.

Aku langsung mencubit lengannya dengan pelan. "apaan sih Gev, emang gue anak TK pake di jagain disana? Udah deh, nanti gue gak dapet tempat duduk, bye adik ku yang keren tapi kerenan kakak nya," kalau orang yang tidak mengenalku, pasti ia mengira kami pacaran.

Aku berlari menuju bus dan mengamati tempat duduk. penuh banget, yang ku heran, kenapa Salsa duduk sama Raka? Ada angin apa ya hari ini? Kok orang-orang pada aneh, bukannya aku cemburu, tapi aneh aja gitu.

Aku masih kebingungan mencari tempat duduk sampai akhirnya aku menemukan satu, dan tepat saat aku menoleh ke tempat duduk sebelahnya adalah.... REVO? Seriusan revo? Tapi boleh gak ya sama dianya?

Aku berjalan menuju tempat duduk yang kosong itu dan tepat pada saat aku berhenti, Revo menatap ku seolah 'duduk aja' dari pada aku banyak comel, mending langsung duduk. soal tas ku yang segede babon, sudah duduk manis di garasi bus.

Aku memainkan ponsel ku dengan asiknya, tidak sadar jika dari tadi ada yang menatap ku intens.

"Asik banget main hp nya sampe pacarnya di diemin," gumam pria sebelah ku, aku terkejut dengan nada suaranya, manja. pertama kali aku mendengarnya manja, sepertinya dia mulai berubah?

"Hahaha... maaf maaf, gue bingung mau ngomong apa sama lo," ucap ku sedikit canggung. Revo hanya melirik ku sekilas.

"Sekarang, berhenti ngomong gue-lo,"

Sekali aku terkejut dengan ucapannya "terus ngomong nya apa dong? Saya-anda? Ane-ente?"

Sepertinya dia sebal denganku yang tidak mengerti maunya, lagian ngomong padet banget, bikin bingung kan, atau semua lelaki emang gitu ya cara ngomong nya?

"Pake aku-kamu, gak ada protes." dari suaranya dia seperti menahan amarah. lagi pula, ngapain ucapan kayak gini di anggep serius? Kita kan cuman pacaran bukan selayaknya. Jadi pengen teriak di dalem bus.

"Lagian ngapain pake di seriusin segala sih Rev, kan gue sama lo bukan pacaran beneran," gerutu ku dan langsung menutup telinga dengan ear phone, malas mendengar kemarahannya.

Mungkin karena tidur ku yang terlalu lelap, sehingga tidak sadar jika bus sudah sampai tujuan, Revo membangunkan ku dengan cara menyebut nama ku, aku masih diam dalam tidur ku sampai Revo menyentuh pipiku dengan tangannya aku langsung bangun dengan muka bantal.

"Kebo banget sih, bangun cepetan udah sampe," ucapnya sedikit jutek padaku. aku hanya mengangguk dan melepas ear phone ku, lalu berjalan ke luar dan mengambil tas.

Transfrom a cold soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang