Lonely Night [Separation] (ZhouDu)

71 10 0
                                    

Written by Fei Du

Prompt Day 4: Lonely Night (Separation)

~~~

Bagi orang-orang, hidup gaya borjuis adalah dambaan. Apapun bisa didapatkan dengan mudah, kau tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan sesuatu. Tapi pernahkah kau mengira apa alasan seseorang memilih untuk membuang-buang uang untuk sesatu yang tidak berharga? Atau terpikirkan mengapa borjuis umumnya merasa prestise dirinya begitu tinggi?

Psikologi mengatakan, saat orang menghamburkan materi adalah kamuflase untuk kebahagiaan yang tidak pernah di dapat.

Riuh derak musik, dan gelak tawa di Mansion Chengguang menjadi saksi sekuntum jiwa yang merasa kosong namun tetap terlihat menikmati suasana.

Pemuda yang memegang gelas berisi sampanye itu mengenakan kemeja putih biasa, celana panjang hitam yang menonjolkan pinggangnya. Tinggi, dan halus.

Dibawah gemerlap lampu bar, kulitnya tampak cerah, pangkal hidungnya tinggi. Fiturnya sempurna, siapapun tidak akan melupakan pemandangan seperti itu.

All I really know is when I'm lonely
I hate that I'm lonely

Fei Du kembali ke kehidupan borjuisnya setelah berpisah dengan Luo Wenzhou.

Gulp

Ia menegak kembali minuman keras yang ada di tangannya.
Mengingat kembali kata-kata yang ia ucapkan pada Luo Wenzhou malam itu.

Flashback on

"Kapten Luo, kita tidak memulai apa-apa. Seharusnya kau tidak merasa kehilangan siapa-siapa."

I don't need to take your heart
You keep yours, I'll keep mine

Fei Du melangkahkan kakinya yang jenjang, meninggalkan Luo Wenzhou dengan derap pantofelnya yang dingin.

Ia tidak berbalik lagi.

XXXXXXXX

Setiap malam Fei Du akan menyelinap keluar kamar, terkadang ia hanya akan meringkuk di sofa panjang. Pemuda itu tidak pernah tidur dengan tenang, dahulu Luo Wenzhou bisa menjadi obat penenangnya.

Namun saat ini, kejadian mengerikan itu kembali datang. Memeluknya tanpa sentuh, menderanya tanpa rantai.

Fei Du mengunci dirinya, ia bahkan tidak membiarkan Luo Wenzhou masuk. Pemuda berparas bak malaikat itu kembali membangun dindingnya yang tinggi.

Fei Du merasa tidak pantas bersanding dengan Luo Wenzhou, memangnya siapa dia? Hanya keturunan seorang monster, yang kebetulan bertemu dengan malaikat tanpa sayap.

And I should never have to win your love

Luo Wenzhou, lentera hidupnya, peta jalannya, namun Fei Du memilih untuk meninggalkan cahaya itu. Luo Wenzhou terlalu berharga untuk disandingkan dengannya. Namun, apakah perpisahan ini mengubah keadaan? Tidak.

That's exactly why I keep on running back
'Cause I'm brittle at the parts
Where I wish I was strong

Perpisahan ini hanya memperburuk keadaan. Fei Du pikir, jika ia berpisah dengan Luo Wenzhou makan semuanya akan baik-baik saja, ia berpikir akan lebih mudah untuk Luo Wenzhou menjalani hidup tanpa harus terbebani oleh dirinya.

I don't need a reason
To keep on dreamin'

Ternyata dunia ini terlalu dingin, terlalu sunyi. Sebelumnya, ia bisa menjalani kehidupan ini sendirian, ketika Luo Wenzhou datang dan mengacaukan hidupnya yang terlihat sempurna, dunianya bukan lagi miliknya.

Luo Wenzhou membagi kehangatan kepada dunia kecilnya.

Flashback end

XXXXX

Fei Du meletakan gelas terakhirnya, ia membayar minuman itu dan melangkahkan kaki keluar dari Mansion Chengguang. Angin begitu kencang malam ini, dan Fei Du malah meninggalkan mantelnya di mobil.

Ia berjalan agak terhuyung ke tempat parkir, ia membenci udara dingin. Dan ia membenci sunyi yang merayap ke dalam dadanya. Dadanya tipis, namun hatinya terasa berat.

"Berapa kali aku bilang padamu untuk tidak banyak minum?"

Suara baritone yang ia rindukan menghentikan langkahnya, ia tidak berbalik. Ia takut itu semua hanya delusi. "Shixiong.." Gumamnya

"Dan kalimatmu selanjutnya adalah 'aku minta maaf'. Presiden Fei, kau cukup keras kepala, bukan?"

Fei Du mengerahkan segenap kekuatannya yang tersisa untuk berbalik. Dilihatnya pria yang ia cintai membawa mantel dan syal yang ia tinggalkan malam itu.

Detik berikutnya, pemuda bersurai sebahu itu menghambur ke pelukan kapten polisi berbadan tegap yang berada di hadapannya. Seolah tidak ada hari esok, ia mendekap Luo Wenzhou dengan erat.

"Kau tahu berapa lama aku mengelilingi kota ini untuk mencarimu?" Luo Wenzhou mengelus kepala Fei Du, jemarinya menjalin gerakan halus dengan surainya yang lurus.

"Fei Du, kau mungkin tidak membutuhkanku, tapi aku membutuhkanmu."

Aku membutuhkanmu.

Kalimat itu tidak keluar dari mulutnya, lidahnya yang biasa bersilat, sekarang terasa kelu.

"Shixiong, I love you."

Luo Wenzhou mendengus mendengar kalimat yang keluar dari mulut pintar Fei Du. "Little brat! Ayo kita pulang, dan bicarakan semuanya padaku."

Aku ingin mengabaikan dunia, melupakan semua orang, dan melupakan latar belakangku. Satu kali saja, aku ingin mengaku, aku mencintainya.

-FIN-

January PromptsWhere stories live. Discover now