Dream🌙 ✔️

Chapter 25| definisi mencintai

Cinta bukan hanya tentang memberi, tapi
Juga menerima sesuatu.
Menerima kekurangan apapun
Termasuk menerima ketidakbisaan seseorang
Untuk tetap berada di sampingmu.



ow playing| WHEN I WAS OLDER-BILLIE EILISH

Happy reading❤️

*****

Zara melihat arloji nya, menanti bell terakhir pulang.
Suasana kelas ricuh sebab guru geografi tak datang.

Ia melihat fitri yang sedari tadi hanya mensecroll sosial media dengan raut wajah kesal.

"Lo kenapa?" Tanya zara duduk di kursi sebelah fitri.

"Si kevin dia ga berangkat sekolah tapi ga sama sekali kabarin gue.
Udah fiks dia touring" ujarnya kesal.

"Lagian kevin di pacarin.
Aldebaran noh nganggur"

"Dia udah ga suka sama gue zara"

"Setau gue aldebaran belum pernah pacaran lagi setelah sama lo"

"Iya gue tau, tapi ga mungkin dia masih suka sama gue"

Zara menghela nafas panjang.
Kisah percintaan fitri sama rumitnya.
Ia harus berpacaran dengan orang yang bahkan berteman baik dengan mantan nya.

"Cepet di ambil keburu sold out, tar nyesel lagi"

"Zaraaa jangan bikin gue bingung lagiiiiiiiii" keluh fitri.

Bell panjang berbunyi nyaring.
Akhirnya yang di tunggu-tunggu zara pun tiba.
Ia keluar kelas, matanya menyusuri setiap sudut sekolah.

Ia menemukan sosok yang ia cari-cari.
Ya gavin ada di depan pintu ruang guru dengan setumpuk buku di tangan nya.

Yang zara kesal gavin berbincang sangat lama dengan angel.
Ia pun lekas pergi dengan menghentakan kakinya.

"Mau nebeng?" Ujar kelvin melihat zara di depan pintu gerbang sekolah.

"Ah nggak kak ga usah tar ribut lagi" tolak nya dengan cepat

"Buruan naik belakang macet tuh"

Mau tak mau zara segera menaiki mobil kelvin.
Ia merasa tak enak jika harus merepotkan kelvin berkali-kali.

"Santai aja kali.
Btw tadi si gavin ada urusan sama angel soal drama materi bahasa indonesia.
Mereka satu kelompok mybe lagi bahas drama"

"Kenapa jelasin ke aku?"

"Gue tau muka lo kusut gegara gavin di depan ruang guru sama angel kan"

Zara segera mengalihkan pandangan nya ke jendela.
Ia membuka layar ponselnya, keburntungan sedang tidak di pihaknya.

"Mau charger?" Tawar kelvin seolah tau pikiran zara.

"Iya"

Zara mencolok ponselnya lalu meletkan nya di dasbor mobil.
Lagi-lagi sunyi.