New Year's Day (LuLin)

61 10 0
                                    

Written by Lin Jingheng

Prompt Day 1: New Year's Day.

•••

Galaksi kedelapan turun salju. Udara begitu dingin. Hari itu seharusnya damai dengan orang-orang yang masih bergelung di dalam selimutnya ketika fajar bahkan belum menampakkan diri. Namun, karena hari itu istimewa — Hari Tahun Baru yang juga Hari Kemerdekaan Galaksi Kedelapan, kedamaian itu rusak.

Si kembar dibangunkan oleh keributan suara petasan yang meledak di langit. Itu berhenti tidak lama kemudian, mungkin sudah habis. Namun, saat gadis kecil, Lu Guo, hendak mengubur kepalanya dengan selimut lagi, petasan yang baru dinyalakan kembali, membubung tinggi ke langit dan mengeluarkan suara yang tajam. Di luar, bunga api mekar dengan indah untuk kemudian hilang di udara.

"Aku tidak tahan lagi, mari kita lihat siapa anak nakal yang berani mengganggu tidurku!" Dia melemparkan selimut begitu saja ke lantai dengan kesal, yang membuat Lin Ran harus mengambilnya dan meletakkannya kembali dengan benar.

Pintu kamar anak-anak dibanting terbuka, dia hendak turun ke lantai satu ketika tiba tiba tersandung sesuatu di lantai. Untungnya, Lin Ran yang mengikutinya di belakang dengan sigap menangkap lengannya, menahannya untuk tidak jatuh. Keduanya menatap pada sesuatu yang baru saja menghalangi jalan Lu Guo, dan sejenak tidak bisa berkata-kata.

Ketika Lu Guo melihat Zhanlu berjalan memasuki pintu utama, dia berkata dengan nada yang sama persis seperti Lu Bixing, "Sayangku Zhanlu, tolong ambil bunglonmu, dia mengubah warnanya menjadi seperti lantai dan membuatku tersandung."

"Itu karena kau juga berjalan sambil mengantuk." Lin Ran menimpali.

"Sshh... jangan salahkan aku, aku tidak akan bangun seperti ini jika bukan karena bocah nakal di luar yang menyalakan kembang api."

"Nona Guoguo, bocah nakal yang Anda maksud itu-" Ucapan Zhanlu terpotong dengan kata kata Lu Guo, "Ya, aku akan memarahi bocah nakal itu. Tunggu dan lihat saja," dia sedikit berlari menuju pintu utama, tidak membiarkan Zhanlu melanjutkannya.

Sambil berkacak pinggang dan, "HEI-" begitu cepat pembalasan tiba untuknya. Ucapannya sama seperti Zhanlu yang tidak berhasil selesai ketika dia tertegun di depan pintu.

Dua laki-laki dewasa, dengan salah satunya memegang bola salju di tangan, dan yang lain berdiri di hadapannya dengan jarak sekitar 10 meter, tertawa sambil memegang tongkat kembang api yang sudah terbakar. Dalam satu detik berikutnya, bola salju melayang ke arah lelaki itu, yang dapat dihindari dengan mudah oleh gerakannya.

"Lu Bixing!" Lin Jingheng mengambil bola salju lainnya, "Kau tadi berjanji tidak akan bergerak satu inci pun."

"Babe, aku memenuhi janjiku. Coba lihat, apakah aku bergerak dari tempatku? Aku hanya menggerakkan anggota tubuhku untuk menghindar. Aku tidak bilang akan diam seperti patung." Lu Bixing terkekeh.

Kemudian, dimulailah pertarungan bola salju yang kekanakkan, membuat Lu Guo dan Lin Ran yang sudah tiba di belakangnya tercengang.

Zhanlu memberitahu kedua anak itu, "Yang bermain petasan barusan adalah Tuan dan Kepala Sekolah Lu."

"Oh?" Lu Guo mengerjapkan matanya yang bulat.

"Apa nona akan memarahi bocah nakal itu?"

"Tidak, aku.. aku sudah tidak mengantuk lagi. Tidak perlu marah."

Hanya setelah Lu Bixing mendapatkan dua lemparan bola salju di bahu dan kakinya, dia memalingkan wajah ke arah pintu utama dan melihat kedua anaknya sedang menyaksikan pertarungan mereka.

Lin Jingheng juga segera menyadarinya dan berdeham. "Mengapa kalian bangun sangat awal?" Tanyanya.

Lu Guo mengerucutkan bibirnya. "Aku kira anak nakal tetangga sedang menyalakan kembang api dengan begitu berisik hingga membuatku terbangun."

Kedua ayah dari si kembar itu saling memandang, masing-masing dari mereka merasa bersalah. Lin Jingheng menepuk kepala kedua anaknya bergantian dan menggendong Lu Guo di lengannya.

"Apa kalian ingin tidur lagi?" Dia bertanya, dan mendapatkan jawaban tidak secara serempak.

Melihat kedua orang tuanya bersenang-senang, tentu saja kedua anak itu juga merasa ingin bergabung dengan mereka.

Lu Bixing menggendong Lin Ran di lengan kirinya, sementara tangan kanannya meraih tangan kiri Lin Jingheng yang terbebas, memasukkan tautan tangan mereka ke dalam saku mantel Lin Jingheng.

Rambut keriting Lu Guo bergesekan dengan bahu Lin Jingheng, dan tangannya ditodongkan ke arah Lu Bixing untuk meminta kembang api.

Lu Bixing memberinya satu kembang api kecil dan menyalakannya. Bunga api memercik dengan indah, menerangi wajah berseri-seri gadis itu. Mata abu-abu Lu Guo bersinar dengan api, sangat jernih dan cerah. Hanya setelah beberapa saat, itu padam, meninggalkan cinta terakhir di udara. Hal semacam ini yang telah diturunkan dari zaman bumi kuno masih dengan setia dipercayakan menemani harapan baik orang-orang untuk tahun baru.

Tidak lama setelah fajar menyingsing, Lu Guo dan Lin Ran berhasil membuat boneka salju yang cukup besar, usai merasa puas dengan kembang api. Masing-masing membanggakan karyanya, tidak mau kalah dari yang lain. Tak pelak, pertarungan bola salju versi anak-anak pun dimulai.

Setelahnya, keluarga beranggotakan empat orang itu meminta Zhanlu untuk menyiapkan kertas dan pena. Mereka akan membuat resolusi tahun selanjutnya dan meninggalkan kesan pesan diantara satu sama lain selama satu tahun yang sudah dilewati. Ide semacam ini hanya bisa datang dari Lu Bixing. Dia juga sudah memiliki banyak referensi perayaan tahun baru dari berbagai era, dan tentunya akan dia lakukan satu per satu. Namun, itu tidak untuk diceritakan sekarang.

Resolusi Lin Jingheng tidak banyak. Itu hanya berisi tentang dua hal:

1. Membesarkan anak-anak dengan baik.
2. Melewati hari-hari dengan damai bersama Lu Bixing, lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Tidak dipungkiri, bahwa membesarkan kedua anak ini membuat mereka berdua merasa sakit kepala, dan baik itu Lin Jingheng maupun Lu Bixing, memerlukan waktu ketenangan yang tanpa gangguan.

Selebihnya, pikir Lin Jingheng, tidak perlu dimasukkan dalam resolusi yang bersifat pribadi ini. Dia hanya ingin menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan keluarganya.

Sementara itu, pesannya untuk Lu Bixing adalah:

Di tahun baru, aku akan tetap menemanimu menyaksikan matahari terbit dan terbenam setiap hari, menemanimu dalam setiap pertarungan bola salju musim dingin, menemanimu jika kau ingin membakar jamur saat salju turun, dan menemanimu melihat kembang api pertama setiap tahun baru.

Lu Bixing, selamat tahun baru, aku hanya ingin kau mengingat satu hal yang paling penting, tahun-tahun berlalu, kota-kota berubah, pun dengan manusianya. Namun, ada hal yang tidak akan berubah selama kehidupan kita. Itu adalah fakta bahwa aku mencintaimu.

Tetaplah bahagia. Selalu tersenyum, dan pertahankan binar di matamu. Ketika aku menenggelamkan mataku ke dalam matamu, aku bisa melihat hari kemarin, melihat semua yang tidak dapat aku pahami, melihat dunia baru yang hanya kau tunjukkan padaku. Aku merasakan alam semesta mengalir, antara matamu dan mataku.

-Fin-

February PromptsWhere stories live. Discover now