05. POV

854 107 23
                                    

POV - Ariana Grande

Keheningan yang sudah menjadi hidangan sehari-hari bagi Lyra saat dirinya berada dalam rumahnya.

Lyra tinggal bersama kedua orangtua serta adiknya, tapi memang kesibukan mereka yang tak dapat ditinggal barang sedikit pun sehingga bisa dibilang Lyra agak 'terlantar'.

Adiknya tinggal bersama sang nenek di luar negri, tinggal lah Lyra seorang diri di rumah yang besar ini.

Mungkin ada asisten rumah tangga yang biasanya menyiapkan makanan serta membersihkan rumah, tapi itu tak membuat Lyra merasa cukup.

Lyra butuh kasih sayang.

Dahulu memang ada yang memberinya lebih dari cukup kasih sayang.

Namun semua itu hanya sementara.

Maka dari itu Lyra tak ingin mengemis kasih sayang dari orang lain lagi.

Cukup dahulu Ia bergantung pada orang lain. Sekarang tak ada lagi.

Di dunia ini, yang Ia miliki ya hanya dirinya sendiri.

Karena semua orang yang datang belum tentu rumah, mereka hanya singgah.

Saat ini, Lyra hanya ingin fokus pada kesehatannya, itupun karena permohonan mama Tiara.

Ya, setidaknya dari banyaknya insan di muka bumi ini ada beberapa orang yang masih memedulikannya.

Goal's Lyra saat ini hanya ingin lulus, kuliah di luar negri dengan tabungannya, serta melanjutkan pengobatannya.

Maka dari itu sebisa mungkin Ia tidak banyak membuat kenangan bersama orang terdekatnya.

Karena Ia tak ingin merasa kehilangan untuk yang sekian kalinya.

Atau.. Ia tak ingin ada orang yang menangisi kepergiannya.

Karena Ia tak tahu, nanti Ia akan pergi dan kembali lagi...

Atau tidak akan pernah kembali lagi.







Gelapnya malam menjadi satu satunya pemandangan bagi gadis cantik yang sedari tadi hanya berdiam diri di rooftop apartemen.

Kalimat pengandaian terus menerus hinggap dalam pikiran gadis tersebut.

Ia rindu tertawa bersama sahabatnya itu.

Ia rindu dengan semua kenangannya di rooftop bersama sang sahabat.

Keduanya memang memiliki selera yang sama, nyaris semua.

Dari tempat favorit, makanan favorit, kegiatan yang disukai, bahkan mereka sampai dianggap kembar.

Diantara mereka berdua tidak ada yang terganggu dengan selera mereka yang mirip, tak ada yang menganggap jika di antara mereka hanya 'mengikuti' salah satunya. Malah mereka selalu melakukan hal kesukaan meeka bersama.

Saking banyaknya persamaan diantara mereka sampai sampai keduanya menyukai pria yang sama.

Ya, Aruna tak menyangkal dirinya menyukai bahkan mencintai pacar sahabatnya itu— Karel.

Awal mula tumbuh perasaan itu saat Lyra yang memperkenalkan Karel— saat itu mereka masih sepasang sahabat kecil belum pacaran, Ia kagum dengan paras tampan teman sahabatnya itu.

Namun entah mengapa perasaannya tumbuh walau pertemuannya hanya sekali saat itu.

Tapi Aruna tahu diri saat itu, Ia bisa melihat tatapan memuja Karel pada sahabatnya— Lyra.

Aruna sedih, tapi Aruna tidak marah karena Ia merasa tak berhak marah pada Lyra maupun Karel. Ia hanya orang baru bagi mereka.

Namun saat mereka meresmikan hubungannya, Aruna hanya bisa tersenyum bahagia karena dua orang kesayangannya bersama.

Teruntuk Lyra | Nomin GsWhere stories live. Discover now