17

352 69 2
                                    

Malam natal. Aku memakan makanan khas natalku dengan damai. Karena makanan ku sudah habis aku kembali ke asrama duluan.

"Draco aku duluan"

Dia hanya mengangguk.

Hanya satu alasan kembali lebih awal. Di ruang rekreasi sepi. Jadi aku bisa menikmati hidup. Walau sebentar.




Aku duduk di sofa dekat perapian dengan teh dan Apolo yang tertidur di sofa tunggal.

Karna didekat perapian walaupun diluar dingin aku membuka jubahku dan hanya memakai seragam putih dengan dasi.

Draco datang dengan dua bocah yang selalu mengikutinya lalu duduk di sebelah ku.

Sementara dua bocah itu hanya berdiri diam seperti orang bodoh. Yah memang sedikit bodoh.

"Well, duduk lah" kata Draco lalu mereka berdua duduk.

Sungguh aneh. Walaupun menghormati Draco mereka berdua selalu berbuat semau mereka. Tapi kenapa sekarang ragu-ragu?

Aku hanya pura-pura tidak tau dan melanjutkan minum teh ku.

"Kalian tau, orang tak akan menyangka Weasley itu pureblood dari tingkah laku mereka.

Mereka membuat malu dunia sihir, semua Weasley" kata Draco.

"Apa mereka ada menganggumu Draco?" tanyaku santai walau melihat si Crabbe mengepalkan tangannya.

"Yah dia menyuruhku untuk lebih sopan"

"Kau bertindak tak sopan?" tanyaku bingung.

"Mungkin perasaan dia saja"

Aku tak melanjutkan. Hanya kembali menyesap teh.

[Apolo ini aneh, jadi kau pergilah]

[Yes master]

Lalu Draco menjelek-jelekan pak tua itu dengan mengatakan semua yang terjadi sekarang itu salahnya.

"You wrong!" tiba-tiba Goyle teriak dan itu mengejutkan ku.

Lalu aku pun teringat kalau diluar cuaca sedang dingin dan mereka kembali larut pasti sekarang kedinginan.

Jadi aku memberikan teh hangat kepada mereka bertiga yang sedang berdebat ini.

"Memangnya ada yang lebih buruk dari Dombledore? Kau bisa memberi tahu?"

"Eh em Harry Potter" kata Goyle lalu diangguki Crabbe.

"Kau benar Goyle

Saint Pottah, dan orang kira dia keturunan slytherin?"

"Apa? Beneran?" kataku bingung.

"Yah setelah dia mendesis begitu"

"Hanya karena Salazar bisa bahasa ular bukan berarti semua yang bisa pun keturunan dia" kataku dengan memijit pelipis. Sungguh pusing.

"Aku juga berpikir begitu, tapi karena melihat dengan mata kepala sendiri dan ada kejadian begini

Mereka berkesimpulan sembarangan" kata Draco. Karna tak mungkin dua bocah itu yang menjawab begitu kan?

"Lagipula keturunan Salazar pasti memiliki sifat yang menurun,

Sedangkan si Pottah ceroboh kadang bodoh" kataku dengan lancar, lalu kulihat dua bocah itu seperti kesal.

"Apa kalian tersinggung saat aku bilang bodoh?" tanyaku yang bingung tapi mereka hanya menggelengkan kepala.

"Kau pasti tau siapa yang ada dibalik semua ini" kata Goyle.

"Apaan kau ini? Bukankah Draco sudah banyak cerita kemarin?" Tanyaku bingung.

Tapi saat aku memberikan teh tadi tercium bau aneh yang familiar. Seolah mereka adalah orang lain yang mencoba mendapat informasi.

"Entahlah Goyle aku tak tahu. Tapi ayahku bilang sudah 50 tahun yang lalu ruangan itu dibuka,

Terakhir kali dibuka seorang mudblood mati... Dan sekarang semoga saj-"

"Ok berhenti sampai disana, tak baik berharap yang jelek" kataku sambil berdiri.

"Mau kemana?"

"Mencari Apolo" kataku sambil membereskan alat-alat teh.

"Ngomong-ngomong Draco,

kau pikir apa anak tahun kedua bisa membuat ramuan polyjuice?" tanya ku sambil melirik mereka berdua dengan senyum.

Apa itu mengerikan? Mereka tampak bergidik.

"Tergantung mungkin, tapi kau juga kan jago"

Oh dia benar juga.

"Baiklah aku pergi"

Aku terlalu terburu-buru sehingga melupakan jubahku. Disini dingin sekali.

Aku berjalan-jalan sambil mencari-cari Apolo. Sebenarnya mencari kemana mereka berdua akan lari saat efek ramuan itu habis.

Lalu kulihat dua bayangan muncul berlari menuju toilet perempuan. Ah ternyata disana ya kau.

[Master]

Aku mengangguk pada Apolo lalu menyuruh dia mengikuti.

"Sepertinya ini bulu kucing" dari suaranya itu perempuan. Mereka harusnya bertiga?

Dan lagipula, ada yang mengambil bulu kucing untuk dijadikan polyjuice? Sungguh konyol.

Saat kulihat lebih dekat itu si trio griffindor. Hahh apa sih yang mereka cari?.

"Apa yang kalian inginkan?"

Sepertinya itu mengejutkan ya? Mereka langsung terlonjak begitu.

"Arlynx!" kata mereka bersamaan.

"Iya ini aku. Segitu terkejut nya kalian" kataku datar.

"Kami hanya.. " si Pottah ingin menjawab tapi dia memperhatikan wajah kedua temannya dulu.

"Ahh pria tampan yang lainnya.

Hihihi Halo" tiba-tiba ada hantu yang mengajakku bicara dengan genitnya.

"Em hai?" jawabku bingung.

Yah baiklah daripada menunggu mereka bertiga lama lebih baik aku menunggu sambil menanggapi hantu ini.

"Em Arlynx" oh sudah selesai kah diskusinya.

"Ya?"

"Kami perlu informasi"

"Apa yang akan kalian berikan padaku?"

"Anything" woah sangat menggiurkan.

Karena pegal aku pun duduk dengan bersandar di wastafel dengan si hantu yang berada di dekatku yah walau saat dia ingin menyentuhku itu nembus.

Selama dia tak menganggu saat berbicara aku tak mempersalahkannya.

"Info yang diberikan Draco itu benar tapi,

Aku ingin menambahkannya"




Voment🔥

Sirius Son ɪɪ (end) Where stories live. Discover now