10

427 76 1
                                    

Hari-hari berlalu sekarang aku sedang menuju peron 9 ¾. Seperti biasa penuh muggle, jika saja bisa kesana dengan apparate.

Aku masuk kereta dan mencari kompartemen Draco, saat ketemu aku langsung duduk disampingnya berhadapan dengan 2 bocah gendut itu. Sepertinya tak ada tempat untuk Parkinson, aku juga tak tau tempat si Zabini itu dimana mungkin dengan Nott.

"Kau pergi kemana saat di Diagon Alley?" tanya Draco.

"Mengapa kau bertanya?" jawabku.

"Kau tiba-tiba menghilang"

"Padahal aku sudah pamit (didalam hati)"

"Iyakah? Aku tak mendengarnya" katanya.

Aku tak membalas dan wajahku mengernyit tak berdosa hehe.

"Aku tak mengira pak tua itu menjadikan orang narsis seperti dia guru PTIH yang baru" kataku.

"Segitu tidak sukanya kau?"

"Tentu saja menjijikan" kataku dengab raut wajah jijik.

Lalu percakapan berlanjut tentang libur musim panas mereka. Aku hanya menyimak terkadang bertanya menimbrung dan terkadang memperhatikan dengan menganggukan kepala.

[Kepala mu akan copot bila terus seperti itu master]

[Diam Apolo aku jadi tak mendengar dia bilang apa]

[Padahal kau daritadi hanya mengutuk orang]

Sial! Hehe maaf kebiasaan buruk.

Itu adalah hal yang aku pelajari saat musim panas, agar manusia binatang dan masternya bisa berkomunikasi. Sebelumnya aku memerintah Apolo dengan mengucapkan kata lalu dia menjawab dengan masuk ke pikiranku dan sekarang kami bisa mengobrol lewat pikiran kami hehe.

Bukan perkara susah, tapi aku tak punya banyak waktu kemarin.

[Master liat ke jendela]

Aw itu Weasley dan Pottah yang sedang bergelantungan di pintu mobil terbang. Apa yang mereka lakukan? Ketinggalan kereta?. Mengapa hanya aku yang memperhatikan. Ah jika tak diberitahu Apolo sepertinya aku juga takan tahu.

"Ayah menyuruh kita masuk tim quiddicth tahun ini Lynx" perhatianku teralihkan.

"Apa yang kau ucapkan?"

"Aku akan menjadi seeker lalu terserah kau menjadi apa"

"Mengapa aku? Aku tak mau itu sangat merepotkan" kataku kesal sambil melipat tangan di dada.

"Hei kau harus mau, ayah sudah membelikan semua anggota tim nimbus 2001" katanya.

"Mengapa ayahmu peduli?"

"Oh ayolah ayah juga sudah membelikanmu"

Hahhh. Seenaknya saja.

"Jika tim tak keberatan aku akan masuk" keputusanku akhirnya.

"Yeay" seban dan 2 bocah itu bersorak, segitu senangnya kah?

Aku terkekeh melihatnya.

°°°

Kami sudah sampai Hogwarts dan sekarang anak-anak slytherin sedang berkumpul di ruang rekreasi sebelum makan malam.

Aku turun dari tangga dengan Apolo mengikuti dari belakang dan atensi mereka menuju padaku.

Aku mengeryit heran. Apa yang mereka lihat.

"Akhirnya kau turun Arlynx"

Hah, apa aku melakukan kesalahan? Apa jangan-jangan mereka tau aku sering mengutuk orang? Itu buruk itu privasi bagaimana bisa mereka tahu.

"Hal yang kuminta sebelum libur musim panas,

Kau.. Melakukannya bukan?"

Ah masalah itu kukira apa. Aku menghela nafas lega. Lalu mengambil tongkat di saku jubahku. Muncul perkamen lalu aku membagikan kepada mereka satu-satu, dengan tongkat tentu saja daripada jalan mengelilingi ruang rekreasi.

"Wah hebat bagaimana kau melakukannya" kata seseorang teman prefect yang menyuruhku melakukan itu aku tak tahu nama nya sepertinya anak tahun keempat? Entah tak peduli yang penting semua kebagian.

"Apa ini?" seseorang bertanya.

Aku menghela nafasku, tak bisakah dia membaca.

"Itu daftar nama orang-orang kelahiran muggle atau mudblood dari anak tahun pertama supaya kita bisa tahu dan menandai mereka semoga tak ada yang masuk asrama kita,

Aku juga sudah menandai orang yang lahir dari orang tua squib" kataku.

"Wahhh" kata mereka berbarengan. Yah memang aku hebat puji aku hehe. Wajahku menjadi lebih sombong.

"Bagaimana kau melakukannya?" siapa lagi dia? Sepertinya aku harus mulai meperhatikan nama seseorang.

"Yah keamanan Hogwarts harus ditingkatkan haha" kataku dengan tertawa. Mereka juga ikut tertawa.

"Baiklah ayo"


Lalu kami berjalan bersama-sama menuju great hall. Aku ingin cepat sampai daritadi aku belum minum teh astaga.

Saat kami sampai semua asrama sudah di tempat duduknya masing-masing. Semua mata langsung pada kami, yah bisa kalian bayangkan satu asrama tak ada satupun yang duduk ditempatnya.

Lalu kami berjalan menuju meja dengan sombongnya. Terkadang lucu saat aku berwajah sombong aku pun terkekeh pelan.

Kami duduk tepat saat anak tahun pertama dibawa oleh owo><. Aku baru melihat dia lagi.

Saat anak-anak tahun pertama itu dipanggil. Kami terus melihat perkamen yang aku buat. Sejauh ini yang masuk ke asrama kami semua pureblood belum ada yang halfblood apalagi mudblood.

Saat anak tahun pertama bergabung aku langsung memberikan perkamen itu kebetulan aku duduk paling ujung jadi itu bisa ditempati oleh mereka.

Anak asrama yang lain bingung saat kami memegang perkamen. Tentu saja mereka berpikiran negatif.

Kulihat ditempat para guru tak ada AG. Lalu pak tua dan owo diberi info oleh si squib melalui bisikan. Mereka berdua pergi sementara yang memimpin penyortiran pun digantikan, haahhh orang narsis itu.

Lalu dia pun membaca nama anak tahun pertama di perkamen.

"Jessica Kristein"

Anak perempuan maju dan duduk dikursi. Orang narsis itu meletakan topi butut itu dikepalanya.

"Hmm.. I see" kata-kata yang selalu sama bukan.

"Hmm.. I know,

SLYTHERIN!" katanya berteriak.

Tapi..

Tak ada satupun yang bertepuk tangan menyambut anak tahun pertama itu.

Voment🔥

Sirius Son ɪɪ (end) Where stories live. Discover now