[🧩] Dari Aku, Untuk Kamu

2K 282 133
                                    

Halo!

Bonchap ini lanjutan dari chapter 10 "Chaki Kids Meal."

Ini ada slight Markyuk sama Sungjake.


.



Orang menyebut mereka pelacur, jalang, pemuas nafsu, atau apapun kata rendahan lainnya yang dirasa pantas dilontarkan. Katanya, mereka itu murahan. Katanya, mereka rela ngangkang demi dompet om-om. Katanya, mereka pelakor. Dan segala katanya dan katanya lainnya yang menjemukan banget untuk dibahas.

Tapi kalo kata Haechan sih, mereka bacot. Hehe.

"Grasak-grusuk pagi-pagi. Kenapa sih?" Suara serak membuatnya mendongak ke atas, menatap sosok yang dada bidangnya dijadikan sandaran tidur semalam. " Ada yang sakit sampe kamu kebangun gitu?"

Haechan mengucek kedua matanya. Dia selalu suka setiap pagi habis mereka bertempur semalam penuh, Mark akan menanyakan keadaannya sambil menepuk-nepuk punggungnya. Entah berapa belas tahun lalu dia mendapat perhatian semacam ini dari orangtuanya. Bahkan mungkin kalo dia nggak jadi baby boy Mark, dia pasti lupa rasanya dipeluk dan disapa sebangun tidur.

Selain demi cari uang untuk bayar penalti kontrak modelingnya, Haechan iseng cari sugar daddy segala untuk memuaskan hal lain yang dia cari. Bukan nafsu, hanya sekedar afeksi. Berdasarkan cerita dunia oren dan burung gendut yang dia baca sih sugar daddy biasanya perhatian, suka curhat-curhat, suka minta ditemenin, dan pastinya bikin dia seenggaknya "merasa" punya orang yang selalu nyariin dia. Bukankah perasaan itu menyenangkan? 

Haechan penasaran rasanya dicari karena ada yang butuh dan pengen dia ada, bukan sekedar dicari fans atau fotografernya karena dia model bekenan. Haechan pengen diperhatiin karena disayang, bukan cuma karena embel-embel, "harus makan makanan sehat biar badannya bagus difoto," atau "jangan begadang biar nggak perlu pake concealer untuk nutupin mata pandamu." 

Apakah para pencari afeksi begini cuma fiksi? Enggak. Banyak. Nggak aneh-aneh yang mereka butuhin. Cuma satu: orang yang peduli tanpa menghakimi. 

"Nggak, Kak. Cuma pegel dikit sama haus, makanya aku bangun."

"Bisa-bisanya haus setelah nelen punyaku tiga kali hm?" Kalimat vulgar Mark membuat yang lebih muda mencebik sebal. "Bentar, aku ambilin minum."

Muka Haechan merah sampe ke kuping waktu Mark bangun dari kasur hingga punggungnya yang menjauh ke meja nakas terekspos. Banyak bekas gigitan dan cakarannya di sana. Seksi, tapi tetep aja itu pemandangan super horor waktu diliat di situasi normal tanpa percikan horny. Penuh luka gores mirip kulit tangan Heeseung, kakaknya, waktu jaman dulu.

Bahas Heeseung, Haechan jadi inget betapa kakaknya itu makin bete liat mukanya. Heeseung bukan orang yang bisa nutupin bad mood meski dia cukup lihai pura-pura bahagia. Tapi soal urusan bete, muka julidnya nomor satu. Ahh... Haechan jadi sedih.

"Bengong gini pasti kalo nggak mikirin kerjaan ya keluarga," cibir Mark yang kelewat hafal kelakuan Haechan. Segelas air putih yang dia ambil tadi disodorkan dan langsung habis. 

Cowok berkulit tan itu mengangguk kaku. "Itu tau. Aku serasa lagi quarter life crisis tau, Kak..."

"Hahaha masih bocah. Begayaan banget bahasanya!" Mark mengacak rambut Haechan. "Kamu nggak bakal ngerasain itu. Kan nanti ada aku!"

Haechan mendongak dengan mata berbinar senang.

"Jadi sugar baby-ku aja terus sampe gede!"

Sialan. Muram lagi.

glimlach; kseung✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin