Scene 5

574 71 4
                                    

Sedikit jauh di depan dari tempat kejadian, Gaara yang sedang menyetir merasa aneh karena mobil yang dikendarai Naruto tak kunjung terlihat dari arah belakang. Dilandasi sedikit perasaan khawatir, akhirnya dia memutuskan untuk memberhentikan laju kendaraannya.

Berpikir sebentar, Gaara kemudian memutuskan untuk menelpon Neji yang juga sudah jauh didepan. Setelah tersambung dan menyampaikan kecurigaannya pada Neji ia pun menunggu Neji yang akan kemari sebentar.

"Moshi-moshi, Gaara. Kenapa menelpon? Ada masalah dengan mobilmu?"

"Tidak ada. Aku hanya merasa khawatir karena mobil Naruto tidak terlihat. Kau sudah jauh?" Gaara membuka pintu lalu keluar dari mobil. Dia bersandar pelan pada daun pintu.

"Aku sudah memasuki perbatasan. Kau di mana?"

Gaara memutar matanya mengamati sekitar, "Aku masih di daerah ujung hutan."

"Sekitar tiga kilometer dari sini. Aku pikir kau tepat di belakangku."

"Tidak. Aku sedikit memelan karena mobil Naruto juga lambat laun memelan saat tadi berkendara. Aku pikir mereka kehabisan bensin. Bagaimana menurutmu?"

"Aku pikir juga seperti itu. Karena Naruto selalu berkendara dengan kecepatan di atas rata-rata kau tau."

"Ya. Sedikit tidak yakin sebenarnya." Gaara menjilat bibir, merasa gelisah.

"Kalau begitu lebih baik kita menelponnya."

"Tidak. Aku pikir lebih baik kita menyusul ke belakang. Sejujurnya perasaanku sedikit tidak nyaman." Gaara akhirnya memilih jujur.

"Baiklah. Kalau begitu aku langsung putar balik. Kau berhati-hatilah. Daerah itu jalanan masih curam. Kau-"

"Tunggu, Neji!" seruan Gaara sepertinya mengejutkan Neji di seberang sana, karena Neji langsung menjatuhkan ponselnya saat mendengar Gaara berteriak.

"Ada apa?"

"Aku ... a-aku mendengar suara ledakan." Gaara dengan tergesa kembali memasuki mobil. "Sudah. Lebih baik kau cepat putar balik."

Setelahnya, panggilan terputus sepihak oleh Gaara.

Sejujurnya, setelah mendengar suara ledakan itu, Gaara menjadi lebih khawatir kepada mereka. Terlebih Sakura menumpang pada mobil Naruto. Dengan kecepatan yang sedikit tinggi, Gaara berkendara seraya memperhatikan jalan dengan seksama.

Jadi setelah melihat ada Naruto di depan dengan posisi tangan menggapai jurang, Gaara segera menghentikan laju mobil dan bergegas turun.

"Naruto!" seru Gaara. "Apa yang terjadi? Di mana Sakura dan Hinata? Mobilmu ke mana? Dan kenapa kau menangis?" rentet Gaara mengutarakan semua pertanyaan yang bersarang di benaknya.

"Gaara-kun ..." Hinata berbisik lirih saat melihat Gaara muncul di atas tebing.

Mendengar seseorang menggumamkan namanya, Gaara dengan cepat menoleh. "Hinata?!"

"Lebih baik kau membantuku dulu." Naruto masih mencoba untuk menarik Hinata ke atas.

Naruto sungguh merasa lemas. Tenaganya terkuras habis karena emosi yang dipikulnya. Kejadian tadi tentu saja berdampak besar pada dirinya.

"Baiklah." Gaara kemudian menarik tangan Hinata dengan kuat sampai setelahnya gadis itu berhasil naik ke permukaan.

"Terima kasih ..." Hinata mengusap air bening yang terus-menerus keluar dari kedua kelopak matanya.

Merasa semakin gelisah, Gaara memutuskan kembali bertanya. "Sekarang giliranku. Katakan di mana Sakura! Di mana gadis itu?"

Keduanya terdiam. Hingga tidak lama, datang Neji yang langsung keluar setelah memarkir mobilnya sebaik mungkin. Dia berlari ke arah Hinata yang sedang terduduk lemas di pinggir jurang.

Quiet Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang