LOST|5 Sean Pratama Yudha

Mulai dari awal
                                    

"Sean masih ada kan?" Tanya Dava sambil menatap wajah Yuda berharap jawaban yang di terima dapat membuat perasaan nya tenang saat ini juga.
Tidak ada jawaban dari Yuda, namun dari raut wajahnya terlihat jelas jawaban yang mereka harapkan tidak akan pernah terucap dari bibir nya.

"Yuda?" Suara Jefran bergetar, sungguh tubuh nya terasa lemas seketika.

Yang lain sontak membulat kan mata ketika Yuda menggeleng lemah dengan isakan kecil.

"Sean lagi tidur doang dia" sanggah Haris dengan nada datar, namun matanya berkaca-kaca.

"Ga usah khawatir, dia lagi tidur. Dia emang suka tiba-tiba tidur kalo lagi kecapean, apa lagi ini lagi dingin kan"

Wisnu menepuk pundak Haris mencoba memberi ketenangan pada pemuda itu
"Sean udah ga ada" ucap nya lirih

Haris menggeleng, bibir nya tersenyum dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya
"Dia lagi tidur, dia kecapean"

Aiden diam sejak tadi, berusaha menahan tangis nya, namun itu semua gagal karena ucapan Haris
Yang begitu mengiris hati nya.

Mereka semua menangis, namun Haris terus tersenyum walau air mata terus membasahi pipinya.
"Bangun, kita kesini buat seneng-seneng, bukan jemput ajal! Bangun!" Haris mulai terisak "kita belum ada satu hari di sini, Sean! Gak seharusnya lo mati sebelum sampe puncak"

"Lo gak boleh begini, ris" ucap Rizky, tangan nya mengelus pundak Haris dengan lembut.
"Sean bakal sedih liat lo begini" lanjut nya dengan suara bergetar

Haris menyerah, senyum nya hilang seketika di ganti dengan raut kesedihan yang menyiratkan kalau saat ini ia benar-benar hancur.

Jefran tidak sanggup melihat pemandangan di depannya dan memilih untuk keluar dari tenda.
Ia duduk di depan api unggun yang sudah mulai padam menyisakan bara merah yang menghangatkan.
Tangan nya mengepal kuat, bibir nya terus di gigit dengan kuat untuk menahan isakan yang memaksa untuk keluar.

Bukan ini yang di harapkan di pendakian kali ini.
Ini sulit, sungguh. Bahkan Jefran merasa dirinya juga turut akan menyusul Sean pergi dari gunung ini.

Tangis nya sudah tidak dapat di tahan lagi, ketika melihat bayangan Sean pergi begitu saja tanpa menoleh sedikit pun kearah nya

"Lo ninggalin kita" lirih nya di Sertai isakan "Lo pulang gak ngajak kita, bahkan kita belum nyampe puncak, lo pulang ke tempat yang salah Sean, lo harus nya pulang bareng kita, bukan pulang sendirian gini"

Jefran menarik nafas dalam untuk menghentikan tangis nya, namun itu gagal, tangis nya semakin pecah

"Kenapa harus di gunung?" Jefran menunduk "kenapa lo harus mati di tempat yang paling lo sukai?"

"Karna Sean suka tempat ini melebihi apapun" Jefran menoleh ke samping nya, di sana sudah ada Ridho dan Bagas.

"Sean pernah bilang kan, dia bakal ngabisin sisa umurnya di tempat yang paling dia sukai kan" Ridho melanjutkan ucapannya

"Dan inilah tempat yang paling dia sukai" sahut Bagas, jejak air mata masih tercetak jelas di pipinya, suara nya pun masih bergetar

Jefran diam tidak bergeming sama sekali, ia hanya masih belum menyangka apa yang terjadi pada Sean benar-benar nyata.

"Masuk, samperin Sean" Ridho bangkit dari duduk nya lalu kembali masuk ke tenda setelah mengucapkan itu.

Bagas dan Jefran memilih ikut masuk ke tenda dan melihat Sean yang sudah pucat. Tidak ada lagi kehidupan dalam dirinya

                   ∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆

Keadaan hening, tidak ada yang berbicara semua larut dalam kesedihan.

"Kita pulang besok pagi" ucap Yuda,
Tidak ada yang menyahut, hanya anggukan samar yang terlihat

Tubuh Sean yang tak bernyawa masih di hadapan mereka saat ini, darah sudah tidak mengotori wajah dan leher nya karna Aiden dan Dava telah membersihkan nya.

Ini seperti mimpi bagi mereka semua,
Kejadian nya terlalu cepat dan tiba-tiba. Sangat menyakit kan untuk di ingat.

Ajun menghembus nafas berat, ini di luar dugaan nya. Ia masih tidak bisa menerima kepergian Sean yang tiba-tiba seperti ini.

"Seharusnya kita gak usah kesini"

Yang lain sontak menoleh ke arah Ajun, apa yang di katakan nya benar, mereka seharusnya tidak ke sini jika tau keadaan nya akan seperti sekarang ini.

Salah satu dari mereka telah pergi, keadaan akan berubah, tidak akan sama seperti saat mereka lengkap.
Kematian yang tiba-tiba dengan penyebab yang masih menjadi misteri.

Apa yang membuat Sean menjadi seperti ini masih terus menjadi teka-teki. Apa Sean melakukan pelanggaran-pelanggaran besar di gunung ini.

"Apa Sean buat pelanggaran di sini?" Tanya Rizky

"Lo gak inget kejadian tadi sore waktu Sean nendang batok isi bunga?" Jawaban Aiden membuat Rizky terdiam, apa itu penyebab semua kejadian ini

Untuk mu Sean Pratama Yudha, tidur lah dengan tenang, kisahmu akan kami jadikan pelajaran. Teruslah tersenyum, dan selamat menempuh jalan yang sebenarnya.
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Haechasahi makasih ya, karna udh selalu ngasih vote dan baca cerita aku;)Aku berterima kasih banget sama kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechasahi makasih ya, karna udh selalu ngasih vote dan baca cerita aku;)
Aku berterima kasih banget sama kamu.

LOST  In The Mountain  (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang