Silent Voice || Bandar Udara Internasional

1K 172 15
                                    

"Kajja, kita pulang! Eomma pasti sudah menunggu daritadi." ujar Heeyeon menggenggam tangan Jisoo erat.

Ia tadi sangat khawatir ketika menyadari Jisoo sudah tidak ada di sampingnya, ia pun mencari Jisoo ke segala tempat dengan membawa es krim yang tadinya sudah mereka pesan.

Akhirnya ia pun menemukan adik kesayangannya itu sedang duduk sendirian di salah satu bangku yang ada di taman kota.

Ia melihat Jisoo yang sedang tersenyum manis ke arah anak-anak kecil yang sedang berlarian kesana kemari bersama teman-temannya.

Ia sangat menyukai senyum Jisoo. Menurutnya senyum Jisoo itu bisa mengembalikan moodnya yang sedang buruk. Senyum itu menjadi obat tersendiri baginya.

"Disitu dia ternyata." Heeyeon pun segera menghampiri Jisoo yang sedang duduk itu lalu menepuk bahu gadis itu pelan.

"Jisoo-ya ternyata kau disini, unnie daritadi mencarimu. Mengapa kau tidak memberitahu unnie terlebih dahulu. Mengapa kau tidak menunggu di dekat unnie saja tadi?" tegurnya. Jisoo merasa sangat terkejut akan kedatangan sang kakak yang tiba-tiba. Hampir saja ia terkena serangan jantung.

"Mianhae unnie, aku tidak akan melakukannya lagi." jawab Jisoo dengan menggunakan bahasa isyarat yang tentu saja dimengerti oleh Heeyeon.

Melihat adiknya yang menunduk dalam penuh penyesalan, ia pun menjadi tidak sampai hati untuk memarahi Jisoo.

"Hey! Hey! Gwaencanha! Gwaencanha! Unnie tidak marah kok, tapi sekali lagi kalau Jisoo mau pergi bilang sama unnie ya! Jisoo tidak mengatakannya unnie sangat khawatir, Jisoo tau itu kan?"

"Nde unnie, lain kali aku akan mengatakannya kepada unnie terlebih dahulu. Aku minta maaf ya unnie." Heeyeon pun mengangguk lalu memeluk adiknya itu erat.

~S.I.L.E.N.T.V.O.I.C.E~

Tok..

Tok..

Seorang wanita paruh baya memasuki kamar putri bungsunya untuk membangunkan putrinya tersebut. Ia mengelus rambut putrinya setelah sampai di dekat tempat tidur putrinya itu.

Ia pun segera membangunkan putrinya itu dengan cara menepuk pelan pundak sang anak.

"Sayang, ayo bangun!" mendengar panggilan itu Jisoo segera mendudukkan dirinya di atas tempat tidir itu. Ia berusaha membuka matanya yang terasa berat untuk memandang wajah ibunya.

"Sudah pagi saatnya sekolah. Segera mandi ya! Jangan lupa sikat giginya! Unnie dan appa sudah menunggumu di bawah." setelah mengucapkan itu Taehee pun keluar dari kamar Jisoo.

Jisoo pun segera bangkit dan langsung menuruni tempat tidurnya. Tidak lupa ia merapikan tempat tidurnya terlebih dahulu serta melipat selimut yang berantakan.

Setelah menyelesaikan tugasnya tersebut, Jisoo segera memasuki kamar mandi untuk menyegarkan dirinya dan membersihkan tubuhnya.

~S.I.L.E.N.T.V.O.I.C.E~

Sapaan berupa kecupan selamat pagi hadir di pipi Kyuhyung, Taehee dan juga Heeyeon. Mereka membalas sapaan Jisoo dengan mengecup pipi Jisoo kembali.

Jisoo mendudukkan dirinya di sebelah Heeyeon dan berhadapan dengan sang ibu tercinta.

"Heeyeon dan Jisoo mau sarapan apa?" tanya sang ibu kepada kedua putrinya untuk memilih menu sarapan yang akan disantap.

"Aku nasi goreng eomma." jawab Heeyeon dengan senyuman.

"Jisoo?" Jisoo pun menunjuk ke arah roti tawar serta selai cokelat yang berada tepat di hadapannya. Sang ibu yang mengerti pun segera mengoleskan selai itu ke roti setelah menuangkan nasi goreng ke piring milik Heeyeon.

Mereka berempat pun menyantap sarapan mereka dengan hikmat. Setelah menghabiskan sarapannya, Heeyeon dan Jisoo mengambil tas milik mereka lalu memberikan kecupan singkat tanda pamit. Mereka segera menyusul Kyuhyung yang sudah bersiap-siap untuk berangkat.

"Kami pergi eomma!"

"Aku berangkat dulu Taehee-ya!"

~S.I.L.E.N.T.V.O.I.C.E~

Di Bandar Udara Internasional Incheon, baru saja mendarat sebuah pesawat yang ditumpangi oleh penumpang dari Bandar Udara Internasional Los Angeles.


Darisana dapat di lihat ada empat orang berwajah Asia khas orang Korea sedang berjalan menuju ke sebuah mobil yang terparkir di tempatnya.

Seorang pria yang berstatus sebagai sang ayah, serta tiga orang perempuan sebagai ibu dan dua anak gadisnya. Di belakang mereka terlihat ada beberapa orang yang mengikuti mereka dengan membawa koper serta barang-barang bawaan mereka lainnya.

"Terima kasih, kalian boleh pergi." ucap sang keluarga yang dibalas dengan bungkukkan hormat para bawahannya. Ketiga anggota keluarga yang lain juga mengucapkan terima kasih dengan membalas bungkukkan orang-orang tersebut.

"Akhirnya kita pulang!" ujar seorang gadis berwajah kecil tersenyum senang. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh sudut tempat mereka berdiri sekarang, menghirup udara sebanyak-banyaknya lalu memasuki mobil menyusul sang adik serta orangtuanya yang telah mendahuluinya.

"Kau terlihat sangat senang Yoona-ya, ada apa?" tanya Kim Yejin selaku ibu dari Yoona dan Joohyun, putri keduanya.

"Tidak apa-apa, aku hanya merasa senang saja. Setelah sekian lama menahan rasa rindu dengan tanah kelahiran, akhirnya hari ini tersampai juga. Aku sangat bahagia!" soraknya lagi yang membuat orang-orang yang berada di dekatnya ikut tersenyum pula.

"Joohyun-ah, bagaimana denganmu sayang?" tanya Yejin lemah lembut kepada putrinya yang satu lagi itu.

"Heem, aku senang. Terima kasih karena sudah membawa kami pulang kesini." ucapnya dengan senyum tipis.

Yoona dan Joohyun adalah dua orang yang memiliki kepribadian yang bertolak belakang.

Yoona si sulung, mempunyai kepribadian yang hangat dan murah tersenyum. Itu membuat orang-orang yang berada di dekatnya atau yang baru saja mengenal dapat dengan nyaman bertukar cerita atau berbincang dengan putri sulung keluarga Kim tersebut.

Sedangkan untuk si bungsu adik Yoona yang bernama Kim Joohyun, ia memiliki kepribadian yang cukup tertutup. Ia agak sulit untuk berbaur dengan orang sekitar dan hanya memiliki beberapa teman dekat saja sebagai orang kepercayaannya. Tapi dia akan menjadi pribadi yang hangat dan lemah lembut jika dihadapkan dengan orang-orang kesayangannya.

Untuk visual kakak-beradik keluarga Kim itu tidak perlu diragukan lagi. Karena mempunyai seorang ayah yang tampan rupawan serta seorang ibu yang berwajah cantik bak seorang dewi, tentu gen visual itu menurun kepada mereka berdua.

"Setelah sampai kalian langsung beristirahat ya. Sebelumnya bersihkan diri kalian terlebih dahulu. Untuk urusan pendidikan dan pekerjaan jangan khawatir, appa telah mengurusnya." bagaimana pun juga bagi seorang Kim Hyunbin tentu untuk urusan pendidikan anaknya adalah hal yang pertama yang harus ia lakukan karena itu merupakan sesuatu yang penting. Dan untuk pekerjaan, Yoona bisa bekerja di perusahaan milik ayahnya itu.

Dengan kekuasaan serta uang, tentu saja itu semua bisa terurus dengan cepat dan lancar tanpa kendala sedikit pun.

Memang uang mempermudah segalanya.















#HiEveryone

Yuhuuuuu new chapter is already publish.

Don't forget to read it.

Enjoy it guys.

Salanghae😘😘

Silent Voice | JisooWhere stories live. Discover now