2# Ga Dapet Jatah

213 14 0
                                    

Kageyama sudah biasa menginap di rumah Hinata.

Orangtua Hinata dan orangtua nya sudah mengetahui mereka berpacaran dan mereka mendukungnya, sedikit aneh bukan?

Hari sudah malam. Kageyama tentunya hendak membuat susu sebelum tidur.

"Tobio, buatin aku juga!" teriak Hinata dari kamar tidur, sudah berguling-guling di kasur.

"Buat sendiri lah." sahut Kageyama.

"Ga dapet jatah lu." balas Hinata dengan nada ketus.

"Iyaiya, ancamannya itu doang kamu mah." balas Kageyama sambil membuat susu juga untuk Hinata.

"Shou, mau aku bawain atau ambil sendiri?" tanya Kageyama.

"Bawain dulu ke kamar, aku mau ke toilet." balas Hinata lalu keluar dari kamar nya dengan terburu-buru.

"jangan lari-lari, yang." kata Kageyama.

Tentu saja perkataan itu tak di dengar oleh seorang Hinata Shoyo.

Selesai dari kamar mandi, lampunya sudah mati.

Hinata hendak balik ke kamar tapi ia melihat sesuatu berwarna merah.

"TOBIOOOO!" teriak Hinata.
"SETAN!!" lanjutnya sambil berlari ke kamar nya.

"Hah? Mana ada setan jam segini bodoh." balas Kageyama yang sedang memainkan Handphone nya di kasur.

"S-serius! Huff.. ITUUU MERAH-MERAH!" balas Hinata ngotot.

"Mana sih yang." balas Kageyama sambil keluar kamar. Ia memang melihat merah-merah menyala di dekat dapur.

Ia merasa sedikit takut tapi tetap jalan dan menghidupkan lampu.

Terlihat seekor tikus langsung lari ke tempat sempit.

Tangan Kageyama yang awalnya gemetaran sudah menjadi tenang kembali.

"Cuma tikus bodoh, ko takut sih?" kata Kageyama dengan nads mengejek.

"Mana ada tikus matanya merah idiot!" balas Hinata.

Hening seketika. Kageyama merasa sedikut takut tapi ia menepisnya. Hinata sudah benar-benar takut.

"Uda ah jangan mikir yang ngga-ngga. Balik ke kamar aja." kata Kageyama.

Ia berjalan ke kamar dengan Hinata yang berjalan di belakangnya sambil memegang pundaknya.

Di kamar, Hinata langsung membungkus badannya menggunakan selimut dengan takut.

Kageyama ragu-ragu tapi ia tetap bertanya.

"Shou.. Aku gak dapet jatah?" tanya Kageyama.

"Gak."

"Honey, ayolah." mohon Kageyama.

"Gamau." balas Hinata

Kageyama yang sudah tak bisa menahan lagi langsung menerjang Hinata.

"Kau ngapain?! Mmngh.." kata Hinata tapi dengan cepat Kageyama mencium bibirnya.

"Kali ini aja. Kecilkan suaramu Shou." balas Kageyama.

🐣🐣🐣

Pagi ini Hinata terbangun dengan rasa sakit di seluruh bagian tubuh bawahnya.

Tobio sialan, awas aja. pikirnya.

Kageyama sudah bangun sejak tadi pagi. Ia membantu mertua- Ibunya Hinata menyiapkan sarapan.

Hinata baru bangun jam 9 pagi Kageyama tetap menunggunya untuk sarapan bareng.

Ia terlupa, mungkin Hinata tak sanggup berjalan saat ini, jadi ia membawa sarapannya ke kamar.

Ia mendapati Hinata yang sedang rebahan dengan nyawa yang sudah sepenuhnya terkumpul. Berarti ia sudah bangun dari tadi.

"Sayang." kata Kageyama.
"Makan dulu ya. Mau di suapin?" lanjutnya.

"Enggak. Sendiri aja." balas Hinata ketus.

Tak ada raut wajah bersalah di wajah Kageyama, tapi ia malah senyum-senyum ga jelas.

Melihat itu Hinata menjadi semakin kesal.

"Mana piringnya." kata Hinata.

"Nih, yang." jawab Kageyama sambil menyerahkan piringnya.

"Yakin gamau di suapin?" kata Kageyama untuk membuat Hinata tidak yakin.

"Gak." balas Hinata lantas mengambil roti tersebut.

Tangannya gemetaran, bukti bahwa Kageyama berlebihan tadi malam.

Kageyama Tobio dasar setan. Bisa-bisanya ia melakukannya pada keadaan seperti itu! pikir Hinata sambil melihat Kageyama yang sedang senyum ke arahnya.

senyum nya ga pernah bener, masih aja gitu, ngeri.

Hinata menyelesaikan sarapannya, tapi senyum Kageyama tak kunjung pudar. Aneh.

"Mau aku gendong?" tanya Kageyama.

"Enggak. Ngapain sih alay banget ah." balas Hinata.

"Uda tau gabisa jalan masih aja ngotot mau jalan." sindir Kageyama melihat Hinata yang kesulitan berdiri.


Oh what is it? | KageHina AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang