part 1

277 14 0
                                    

Hal pertama yang Kirana lakukan setelah terbangun dari pingsannya adalah menerima kenyataan. Kenyataan kalau dirinya masuk ke dunia novel, dan kenyataan kalau memang benar dia adalah Kirana istri sah dari Arhan Pratama pemilik perusahaan besar itu.

Memang sangat tidak menyangka, wajah Kirana dalam novel ternyata sama dengan wajah Kirana di kehidupan Indonesia yang rumit. Ia mendapatkan ingatan tentang dirinya didalam dunia ini.

Selain istri dari Arhan Pratama, ia juga adalah adik dari Raka Adiningrat yang merupakan pemilik dari perusahaan Brawijaya, dan Trianti disini ternyata adalah kalak iparnya sendiri. Walau umur Trianti dan dirinya sama, Kiranalah yang membuat Raka jatuh hati pada Trianti sehingga menikah.

"Ran, Ran." Panggilan itu membuat Kirana menatap Trianti setelah beberapa menit ia melamun tadi.

"Eh ya?"

"Aku minta maaf Ran, ini semua gak akan terjadi kalau aku gak berkata kaya gitu ke kamu." Balas Trianti, benar tadi Trianti mengatakan hal sarkas kepada Kirana.

Trianti hanya ingin Kirana memaafkan kakaknya Raka, dimana didunia ini Raka pernah marah kepada Kirana akibat Kirana yang selalu mengejar cinta dari Arhan.

Kemarahan itu memang tanpa sebab, Raka sendiri saat ini dirundung penyesalan, membuat Trianti istrinya yang juga merupakan sahabat Kirana mencoba membujuk keduanya akur.

Puncaknya adalah sekarang, dimana perkataan Trianti yang sarkas saking marahnya ia membuat Kirana yang mengejarnya jatuh ke lantai.

Kirana tidak luka, ia hanya pingsan, tapi justru kecelakaan ini malah membuat Kirana dari dunia lain memasuki tubuh Kirana dalam negeri ini. Dan yah, Kirana berharap, Kirana di negeri lain mampu menerima maaf Trianti yang mengakibatkan jiwa dan tubuhnya terpisah.

"Gak papa Tri, aku baik baik saja kok."  Sungguh, sepertinya ini sedikit canggung, biasanya Trianti akan berucap sarkas dan tidak selembut ini.

"Ran, kamu bener bener maaffin aku?" Ucap Trianti, biasamya Kirana akan marah marah setelah ini, namun yang ia lihat hanya Kirana yang menggaruk pipinya kikuk dan berkata.

"Yaaa, iya, aku maaffin." Ucapnya memberi jeda pada perkataannya.

Trianti perlahan memegang tangan Kirana dan dengan air mata yang berlinang ia berkata.

"Makasih Ran, mulai sekarang aku gak akan maksa kamu lagi buat ketemu Mas Raka." Balas Trianti.

Walau begitu, Kirana hanya diam berpikir. Ia tidak pernah memiliki keluarga, dulunya di Jakarta dia hanya wanita mandiri yang dibesarkan oleh keluarga Budenya.

Memiliki keluarga? Bukankah itu menarik? Kirana pikir ini waktunya mengubah kisah tragis dalam novel tersebut.

"Hmm, mungkin aku akan mendengarkanmu, aku akan bertemu dengan kakak, kau bisa mengatur jadwalnya." Balas Kirana.

Trianti membulatkan matanya mendengar itu, ia segera saja memegang kedua pundak Kirana dan berkata.

"Beneran Ran!" Serunya.

"Iya, mungkin aku udah saatnya minta maaf." Jawab Kirana dengan senyum simpul.

"Ran, aku seneng banget dengernya, makasih Ran."

Begitulah akhirnya Trianti pergi dari kediaman Arhan yamg besar, ini benar benar seperti rumah orang kaya yang mengedepankan infrastruktur mewah dan ornamen yang begitu teliti.

Kediaman Arhan benar benar besar, sebelum Trianti pergi dia memberikan Kirana obat. Kirana menatap jendela kamarnya yang besar. Jatuh dari tangga anehnya kakinya aman, tubuhnya aman mungkin ini efek perpindahan jiwa jadi Kirana tidak merasakan apapun kecuali pegal.

Ran [Pratama Arhan Timnas]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang