Chapter 3 - Masakan Sang Suami.

3 0 0
                                    

Beberapa menit kemudian, Raphael selesai memproses keadaan nya saat ini dan mulai mengoceh, "LOH KENAPA KAU YANG NYETIR?!" oceh Raphael.

"Memangnya mau siapa lagi? kau saja tidur terus sejak tadi. Memangnya kau bisa menyetir sambil tidur?" tanya Fellicia.

Raphael pun menjawab, "Kau kan bisa membangunkan ku, bagaimana sih? gitu aja nggak tau."
Tidak seperti biasanya, Fellicia kesal hanya dengan perkataan Raphael yang seperti itu. "Kau kenapa banyak mau sih? kau kira aku nggak lelah menyetir begini? kau yang sejak tadi tertidur pulas diam saja." oceh Fellicia.

Raphael cukup terkejut dengan respon dari Fellicia. 'Kenapa akhir akhir ini ia aneh sekali?' batin Raphael. Raphael pun berkata, "Ya tapi kan kau bisa membangunkanku, memangnya begitu aja sulit? aku tertidur juga karna aku lelah menunggu mu."

Fellicia kembali menjawab, "jadi itu semua salahku ya? yasudah aku minta maaf. Kau saja yang menyetir, aku akan memesan taksi. Energi mu sudah terkumpul kan? toh kau sudah bangun."

"Kenapa kau harus memesan taksi? biarkan aku yang menyetir dan kau diam saja sebagai penumpang." sela Raphael. Fellicia pun ikut menyela perkataan nya, "Diam sebagai penumpang? jadi bukan sebagai istrimu?"

Raphael kembali terkejut dengan jawaban Fellicia. "Bukan begitu maksudku. Kau kenapa sih akhir akhir ini begini terus? PMS?" 'sindir' Raphael.

Fellicia menjawab, "tidak apa apa, jangan sangkut pautkan segala hal dengan PMS."
Raphael merasa kecewa karena 'sindiran/candaan' nya tidak dipahami oleh Fellicia. Raphael pun berkata, "ah, kau nggak asik."

Fellicia hanya menjawab, "memang." Raphael pun langsung mengganti topik dan berkata, "biarkan aku menyetir." Tetapi Fellicia menjawab, "sebentar lagi sampai, biarkan saja."
Raphael sedikit kesal dan 'sedikit' membentak Fellicia. "Biarkan apanya sih?! Sudah kubilang biarkan aku menyetir!"

"Jangan bersifat kekanakan, itu tidak cocok dengan kepribadian mu." ucap Fellicia. "Aku tidak bersifat kekanakan, aku hanya ingin menjadi gentleman. Cepat tukar posisi." jawab Raphael.

Fellicia kembali menjawab, "Seorang gentleman tidak pernah memaksa seperti ini. Kumohon jangan bersikap kekanakan seperti ini. Aku sedang lelah."
Lalu dengan bodohnya, Raphael masih saja menjawab, "Kau lelah kan? Makanya biarkan aku menyetir. Keras kepala banget sih."

Sama sperti tadi, Fellicia menjawab, "memang."

*TIMESKIP

Pagi hari telah tiba. Raphael pun terbangun dari tidurnya.Fellicia sudah terbangun sejak tadi agar ia dapat menyelesaikan pekerjaan nya. Bagian bawah mata Fellicia terlihat menghitam, seperti mata panda. Seperti nya Fellicia tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup karna pekerjaan nya.

Raphael pun menatap langit atap rumahnya untuk beberapa waktu lalu berdiri dan berjalan menuju meja kerja Fellicia.

Raphael berpose sambil mengangkat bahu dan ketiak nya, lalu menyandarkan sikut nya di permukaan dinding.

Fellicia melihat ke arah Raphael untuk beberapa waktu, setelahnya Fellicia merasa mual dan menutup mulutnya. Fellicia bertingkah seperti ingin muntah.

Raphael yang melihat reaksi Fellicia pun berkata, "Hei, kau meledekku ya?"
Tetapi Fellicia tidak menjawab dan langsung pergi ke kamar mandi agar ia dapat membuang muntahan nya.

Raphael yang cukup panik pun berkata, "Hey, kau gapapa? mau kupanggil dokter?"
Fellicia pun menjawab, "tidak perlu, sepertinya aku hanya salah makan."

"Makanya makan yang benar, bodoh." sahut Raphael.

Fellicia hanya terdiam tidak menjawab. Ia duduk kembali di kursi meja kerja nya. Raphael merasa sedikit kesal dengan reaksi Fellicia, tetapi ia tidak ingin menunjukkan rasa kesal tersebut. "Aku makan dulu." kata Raphael. Fellicia masih saja diam tak menjawab. Ia sibuk menyelesaikan pekerjaan nya.

Raphael yang melihat reaksi Fellicia yang tidak menjawab sama sekali pun berkata, "Kau nggak mau makan?"
Fellicia menjawab, "Nggak."

"tch, singkat banget sih. kau mau ku masakin sesuatu nggak?" tanya Raphael. "Nggak mau" jawab Fellicia.

Raphael pun hanya menjawab, "yasudah, kalau mau makan kau masak sendiri ya?"

"iya, tenang saja." jawab Fellicia. "KOK IYA SIH?! SEHARUSNYA KAU MINTA AKU BUATKAN MAKANAN JUGA UNTUKMU" oceh Raphael. "NGGAK MAU TAU AKU AKAN MEMASAK UNTUKMU JUGA" oceh Raphael lagi.

Fellicia yang melihat tingkahnya hanya terdiam bingung dengan sikapnya di hari itu.

Fellicia berpikir untuk mengambil hari libur karena ia merasa lelah setelah bekerja lembur kemarin. Beberapa waktu kemudian Raphael membawakan nya sepiring nasi goreng yang wangi nya saja sudah sangat membuat orang tergiurkan.

Fellicia pun tidak terkejut dengan hal itu karena ia sudah tau sejak lama kalau Raphael adalah orang yang pintar memasak. Bahkan ia kuliah di jurusan tataboga.

Fellicia menyuruh Raphael keluar karena ia tidak mau kamar nya dipenuhi wangi nasi goreng. Raphael yang setuju dengan hal itu pun keluar bersama Fellicia dan bergegas menuju meja makan.

Setelah Raphael menaruh nasi goreng diatas meja makan, ia menarik kursi untuk Fellicia. Hari itu Fellicia benar benar diperlakukan seperti seorang Ratu.

Fellicia pun duduk di kursi tersebut dan mulai mengambil sendok dan garpu-nya. Tapi Fellicia cukup bingung kenapa Raphael ikut mengambil sepiring nasi goreng dan menaruhnya dimeja makan lalu duduk untuk ikut makan bersama Fellicia.

Hal ini sungguh tidak biasa di rumah keluarga Edward yang terhormat. Raphael biasanya selalu makan sendiri dan begitupun dengan Fellicia.

Tapi kali ini berbeda, Raphael makan bersamanya di tempat yang sama, meja makan yang sama dan waktu yang sama. Hal itu sungguh mengejutkan, tidak biasanya hal seperti ini terjadi.

Apakah ini adalah sebuah kebahagiaan yang timbul dari kebaikan sang suami?
Masakan sang suami yang terasa begitu enak, perlakuan suami yang membuat nyaman, rasanya seperti benar benar menjadi suami istri sungguhan.

Walau mereka benar benar suami istri sungguhan tetapi tetap saja perilaku mereka tidak menunjukkan sepersen pun dari kata "suami istri sungguhan" itu.

Raphael yang melihat Fellicia melamun pun berkata, "Hei, kau nggak makan? nanti keburu dingin. Lebih baik kau makan itu sekarang."

Lamunan Fellicia pun terhancurkan. "Ah, iya juga. Terimakasih atas makanannya." Jawab Fellicia. Raphael hanya menjawab, "Berterima kasihlah saat kau sudah selesai makan."

"Tapi kan aku suamimu? mengapa kau harus berterimakasih?" tanya Raphael. "Ah, tidak. Maafkan aku." jawab Fellicia.

"Hei aku nggak berniat untuk memojokkan mu. Mengapa kau meminta maaf?- ah sudahlah, makan saja makananmu." kata Raphael.

Keduanya pun terdiam. Ruang makan terasa sunyi, hanya ada bunyi sendok dan garpu yang terdengar. Karena menyadari hal itu, Raphael pun memulai topik baru. "Kau nggak berangkat ke kantor?" tanya Raphael.

"Hari ini aku ingin libur." jawab Fellicia. Raphael terkejut akan hal itu tapi anehnya raut wajah nya terlihat sangat senang. "BERARTI HARI INI KAU FREE KAN?" tanya Raphael kegirangan. "Tentu saja, namanya juga libur. Memangnya kenapa?" tanya Fellicia.

"AYO KITA BELANJA!" ajak Raphael. Mendengar hal itu, Fellicia pun terkejut.

'ada apa dengan dirinya hari ini?'

Author : SEGITU DULU YAGESYA AOWKAOWKAOK  ᕙ( ͡° ͜ʖ ͡°)ᕗ

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Last Year With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang