Re-Fix (3)

827 78 8
                                    

Bohong jika dikata Khansa tidak perduli dengan siapa yang menghubungi suaminya tadi pagi, buktinya kini ia berjalan mondar mandir sedari tadi didalam ruangannya sehingga membuat salah satu rekan kerjanya hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah Khansa saat ini.

"duduk napa sih Sa, kepala gue ikutan muter ngeliat lo mondar-mandir mulu" kata Shaloom, rekan sekaligus sahabat baik Khansa.

"duh gue kepikiran nih Shal, sikap Kahfi tiba-tiba berubah lagi" kata Khansa sembari menggigit ibu jarinya. Shaloom terlihat bingung pasalnya baru beberapa hari yang lalu, Khansa terlihat memaki-maki suaminya namun sekarang...

"emang dia ngapain lagi?" tanya Shaloom.

"dia minta waktu 3 minggu" Shaloom terkejut.

"buat apa?"

Khansa hanya menggidikkan bahunya pertanda ia sendiri tidak tahu dengan maksud dan tujuan suaminya itu apa.

"tapi lo sendiri masih mau pisah sama suami lo? Setelah sekilan lama" kata Shaloom yang kembali membuat Khansa terdiam, apa benar ia sudah yakin untuk berpisah dari Kahfi, lelaki yang menemani hampir separuh hidupnya.

"gue gak tahu Shal, semuanya berasa tiba-tiba. Dia yang tiba-tiba berubah, struk belanjaan barang-barang cewek dan yang terakhir apartemen itu...semuanya kayak tiba-tiba banget buat gue" kata Khansa lirih membuat Shaloom mengerti. Ia sendiri juga merasa heran dengan perubahan Kahfi yang tiba-tiba itu.

"kalo saran gue sih, ikutin aja maunya Kahfi dulu. Siapa tau ada alasan dibalik itu semua" kata Shaloom berusaha menjadi pendengar dan sahabat yang baik.

"dia sendiri yang mau cerai-in gue giliran gue iyain kenapa tiba-tiba dia minta waktu? Gue berasa dimainin tau gak" kata Khansa yang masih emosi kala meningat ucapan cerai yang keluar dari mulut suaminya 2 minggu lalu.

"mungkin Kahfi lagi emosi aja kali Sa, ini gue kah belain dia ya. Dia emang ada brengseknya sih tapi lo kenal Kahfi lebih dari dirinya sendiri Sa..." jelas Shaloom berusaha untuk tidak membuat sahabatnya ini emosi.

"lo bener Shal, ini baru pertama kali setelah kita menikah hampir 5 tahun" kata Khansa pelan. Sekarang ia jadi memikirkan apakah ia harus memberikan waktu seperti yang suaminya itu katakan atau terus melanjutkan perpisahan mereka?

"inget Kikan Sa, lo gak mau kan Kikan hidup tanpa orang tua utuh" kata Shaloom sebelum gadis itu pergi dari ruangan Khansa. Hal itu kembali membuat Khansa dilanda kebingungan.

Ponsel Khansa tiba-tiba berdering menandakan sebuah pesan masuk yang berasal dari suaminya. Ya, Khansa mempunyai notifikasi pesan tersendiri untuk sang suami.

hubby❤️:
mau makan siang bareng?

Khansa terlihat menimang pesan dari Kahfi yang tiba-tiba itu, entah mengapa ia merasa kembali ke jaman muda saat mendapat pesan dari lelaki itu. Khansa kembali berfikir apa harus ia memberikan suaminya itu kesempatan setelah talak yang ia ucapkan?

Lamunan Khansa terhenti saat ponselnya kembali berdering, siapa lagi kalau bukan sang suami yang menelfonnya. Saat tau pesannya hanya dibaca membuat Kahfi tidak segan langsung menelfon sang istri.

'gimana? Kamu...mau?' tanya Kahfi dari seberang sana terdengar jelas bahwa lelaki itu juga sama gugup.

'dimana?' tanya Khansa pelan ia berusaha untuk tidak terpancing emosi mengingat nama Kahfi.

'biar aku jemput aja, lagian kamu gak bawa mobil kan? Sebentar lagi aku otw sekalian kita jemput Kikan. Udah lama kita gak jemput dia bareng kan?' ucapan Kahfi membuat Khansa terdiam, memang benar hampir 2 bulan ini keduanya sudah jarang untuk menjemput Kikan bersama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kaistal OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang