Masalah Ridho dan Rizky belum selesai karna Rizky yang tidak mau ngalah dan malah berdiri di pintu bus membuat Ridho semakin kesal

"Lo kalo gak mau ngalah ya minggir dong!" Ucap Ridho ngegas

"Yaelah santai dong cil"

"Cal cil cal cil, pala lo kecil"

Aiden sudah jengah dengan keributan kedua nya, ini kapan berangkat nya
"Udah woy bacot bener udah siang nih, lo berdua mau kita tinggal?!" Ketus nya

"Tenang mas bro" Sean mengelus pundak Aiden, sejak tadi ia ingin tertawa tapi di tahan karena takut semakin ribut dan tidak jadi berangkat

Rizky mengalah, sebenarnya ia hanya ingin mengganggu Ridho saja sejak tadi melihat pemuda itu kesal sangat menyenangkan di Mata nya

Apalagi sorot kekesalan dari mata Ridho ketika Melawati nya tadi, Rizky sangat puas melihat nya.

Saat semua sudah di dalam, Tio naik dan ikut masuk kedalam bus hanya sekedar mengucapkan selamat jalan untuk dua belas temannya

"Jangan lama-lama tinggalin gue nya"

Ajun menepuk pundak Tio "bestie... Kita cuma mau mendaki, bukan ketemu tuhan. Ngapa lo jadi melow gini"

Tio praktis terkekeh sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal
"tapi lo semua harus janji, bakal pulang dalam formasi lengkap, ya!"

"IYA!" Jawab mereka semua serempak

"Yaudah, kita udah mau berangkat. Lo kalau mau ikut silahkan duduk lesehan, tapi kalau mau minggat mohon di segerakan" usir Aiden sambil bercanda, percaya lah jokes Aiden adalah jokes paling mematikan.

Semua kompak tertawa keras, Tio menepuk pundak Aiden beberapa kali "kalau pulang nanti jangan lupa bawa oleh-oleh, gue minta ke lo doang" Aiden mengangguk tak ikhlas sebagai Jawaban

Mereka semua melambai kan tangan bagai anak TK kearah Tio yang sudah berjalan menuju pintu keluar bus

"tunggu kita pulang ya" ucap mereka semua serentak

"Gue tunggu kalian pulang, jangan lama-lama disana" setelah itu Tio langsung keluar dari bus, tangannya membalas lambaian teman-temannya yang terlihat dari kaca bus "gue tunggu kalian" batinnya, mata Tio berkaca-kaca, namun bibirnya masih setia tersenyum kearah dua belas pemuda di dalam bus sana

"NANTI BALIK DARI LAWU, KITA NGUMPUL LAGI!" teriak Bagas

         ••••••••••••••••••••••••••

Di dalam bus suasana nya tidak terlalu berisik karna sebagian dari mereka memilih untuk tidur
Ada sebagian yang bermain HP,
Namun yang nama nya anak remaja apalagi pria jika sudah di satu tempat yang sama apa pun kondisinya mereka tidak akan tahan untuk berdiam dalam kondisi yang sepi terlalu lama, pasti ada saja yang akan membuat suasana ramai dan berisik

"Naik naik kepuncak gunung" suara Ajun tiba-tiba terdengar mengagetkan mereka yang sejak tadi diam

Tidak butuh waktu lama lagu itu berlanjut "tinggi tinggi sekali" kali ini Devano yang menyahut

"Kiri kanan ku lihat saja.. banyak pohon Cemara" mereka semua serentak tertawa karna menyahut lagu itu secara bersama sama, tampak sangat kompak

"Bisa kompak ya bund" ucap Jefran sambil tertawa

"Iya dong kita kan BFF" sahut Sean

"Best Friend Forever" sekali lagi mereka tertawa lepas, kata-kata itu keluar secara serentak kembali dari mulut mereka.

"Heyyy" suara Haris terdengar, nada yang di keluarkan nya di kenal oleh semua teman temannya

Mereka mengangkat tangan dan mengayunkan nya ke kanan dan ke kiri

"Sampai jumpa di lain hari"
"Untuk kita bertemu lagi"
"Ku relakan diri mu pergi"
"Meskipun, ku tak siap untuk merindu"
"Ku tak siap tanpa diri mu"
"Ku harap terbaik untuk mu"

"Asekkkk debut Sabi lah kita ni"girang Bagas sambil memukul lengan Wisnu yang ada di samping nya

"Sakit nyet" ringis Wisnu sambil membalas pukulan Bagas

"Kita kayak anak sekolah yang lagi liburan buat perpisahan tau gak" ujar Yuda dari kursi belakang

Mendengar itu Devano menyahut
"Kan emang kita masih sekolah"

"Bukannya kita udah kuliah ya?"

"Emang apa bedanya kuliah sama sekolah?"

"Ya gak ada sih, sama-sama belajar dan dapet tugas"

"Cuma beda nya kuliah lebih ribet dan tugas nya lebih banyak" ucap Aiden menambah jawaban Yuda

Setelah itu tidak ada lagi percakapan,
Mereka menikmati perjalanan menuju gunung Lawu.
Di sepanjang jalan banyak pepohonan
Jalannya juga tidak ramai sehingga tidak menimbulkan banyak suara berisik kendaraan yang memekakkan telinga.

"Wisnu, masih jauh gak?" Tanya Dava,
Sebenarnya sejak tadi ia ingin buang air kecil, tapi terlalu malas meminta supir untuk berhenti, mungkin ia bisa menahan nya sebentar lagi sampai pos pendakian fikir nya

"Kaya nya nggak"

"Gue kebelet nih"

"Mau di suruh berhenti dulu gak supir nya?" Tawar Wisnu sambil mulai beranjak dari tempatnya, namun lebih dulu di halangi Dava

"Gak usah deh, ntar aja di sana"

"Oh yaudah kalo gitu"

Perjalanan memakan waktu tiga jam.
Selama tiga jam itu, banyak hal yang mereka lakukan di dalam bus
Mulai dari bernyanyi, menggoda satu sama lain dan berbagi permen.
Mereka juga berhenti sejenak tadi untuk sekedar berfoto di jalan,
Dan masalah Dava ia langsung memenuhi panggilan alam nya ketika mereka berhenti tadi.

Bus berhenti di depan pintu masuk lokasi pendakian, mereka semua turun dsri bus satu persatu, meregang kan otot yang terasa kaku sebab di haruskan duduk selama tiga jam.

Bus yang mereka tumpangi mulai meninggalkan area pintu masuk pendakian setelah Wisnu dan Yuda sepakat untuk meminta sang supir bus datang kembali menjemput mereka tiga hari kedepan.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

LOST  In The Mountain  (TERBIT)Where stories live. Discover now