02 | 𝑺𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒉𝒂𝒎

124 51 66
                                    

🌻🌻🌻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌻🌻🌻


Sorot mata kedua perempuan itu tajam saat menatap Evan yang masih berdiri dihadapannya, Evan benar-benar ingin duit koin seribuannya itu kembali, entahlah Alana sudah tidak habis pikir dengan lelaki dihadapannya ini, hingga ia tidak tega padanya.

Alana memilih untuk mengalah, dan mengembalikan barang tersebut, sungguh ia benar-benar tidak tega, bagaimanapun ia juga tidak bisa memaksakan, siapa tau memang benar itu berkesan untuk Evan.

"Kenapa masih disini?" sewot Alana dengan tatapan sinisnya.

Evan menyengir, "duit gue, Malih!"

"Nih, ambil! Seribu doang pelit banget lo jadi jantan!" ejek Alana di susul tawa Elisa yang tak tertahan.


"Aelah, bukannya pelit, ini duit--"

"Iya tau nggak usah di lanjutin," tukas Alana.

Alana menyerahkan koin seribuan itu pada Evan, Evan tersenyum bahagia, seperti ia tengah mendapatkan harta karun. Memang, ini adalah koin seribuan istimewa baginya, banyak kenangan nya yang tidak bisa terlukiskan, sebab itu Evan membawanya, Selalu.

"Ngakak jantan!" Elisa tertawa terbahak-bahak.

Evan hanya tersenyum manis, tidak apa-apa dirinya di bilang jantan, terpenting duitnya itu sudah berada di tangannya.

"Nanti gue transfer deh, kasih aja catatan gue nggak bayar kas berapa minggu, gue bayar cash," ucap Evan tampak yakin, walaupun Alana yakin itu hanya omong kosong, tetapi Ana tetap mengangguk tidak yakin.

"Stres." Elisa memijat tengkuknya ia benar-benar heran dengan Evan.

"Akhirnya, makasih ya dua curut kesayangan gue," ucap Evan senang kemudian berlalu meninggalkan keduanya.

"Nggak jelas lo!"teriak Alana dan di hadiahi tatapan orang seisi kantin.

🌻🌻🌻

Menjelang sore, Siswa dan Siswi SMA 1 Matahari bekerumunan keluar, sebab pukul telah menunjukkan dimana jam belajar sudah habis, waktunya untuk pulang.

Banyak yang berlarian kesana kemari, tampak sudah tidak sabar pulang kerumah masing-masing, sementara Alana dan Elisa ia tengah menunggu didepan pagar, menunggu bus dan jemputan.

Mobil sedan berwarna putih berhenti tepat di depan Alana dan Elisa. "Ikut gue aja, Ayo!" ajak Elisa, ia berharap kali ini Alana mau karena semenjak ia bersahabat dari awal SMA, Alana jarang sekali mau ikut dengan Elisa, entah alasan apa, hanya Alana yang tau.

The Innestable Where stories live. Discover now