Dalam hubungan tak ada yang tau apa yang akan terjadi.
Jika dihadapkan dalam pilihan antara berhenti atau terus melangkah, apa yang akan dipilih?
Seperti cerita cinta Lee Gon dan Kim Yumi yang tidak sehat, apakah harus berakhir atau memaksakan untu...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Yumi nampak sedikit frustasi saat handphone-nya tidak berhenti berbunyi, ia menggerutu kesal. Ia sudah tahu siapa yang menelepon, siapa lagi kalau bukan Lee Gon kekasihnya. Lelaki itu sudah menelponnya berpuluh-puluh kali.
Tidak hanya menelfon, laki-laki itu juga meninggalkan pesan yang tak terhitung jumlahnya. Jika kalian ingin tahu, Lee Gon mengirimkan pesan agar Yumi mau mengangkat Telfonnya. Bukan hanya itu saja Lee Gon bahkan menuliskan pesan rayuan yang diakhiri dengan kata, "Aku sangat mencintaimu, Chagiya".
Tapi sepertinya itu sudah tidak berarti bagi Yumi, mood wanita itu sedang sangat hancur. Ia tidak ingin diganggu oleh laki-laki sialan itu, tapi sayangnya laki-laki sialan itu adalah kekasihnya sendiri.
Tapi Yumi tidak peduli, ia sudah sangat muak, Pilihan terakhirnya kali ini adalah memblokir nomer ponsel Lee Gon langsung. Ia ingin sendiri tanpa diganggu oleh laki-laki itu. Melihat nama Lee Gon terpampang Jelas di Ponsel nya itu hanya membuat Yumi semakin pusing.
----🍂🍂🍂----
-----
Di lain sisi, Lee Gon yang tampak putus asa hanya bisa mendesah pasrah saat telefonnya tidak kunjung diangkat juga oleh Yumi. Ia mengusap wajahnya kasar. "Sepertinya dia memblokir nomerku," gumam Lee Gon sambil memijat kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing.
Lee Gon yang masih sangat terlihat putus asa hanya bisa menengadahkan kepalanya ke atas, ia menatap cahaya lampu ruang kerjanya yang tampak remang-remang. Kini ia begitu merindukan kekasihnya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Disaat Keputusasannya begitu dirasa dalam dirinya, Lee Gon tampak tidak bisa berpikir. Hingga akhirnya ia kembali menegakkan posisi duduknya.
Tanganya dengan cekatan memencet tombol untuk menelfon seseorang. Tidak, Tidak. itu bukan Yumi, melainkan orang terdekat Yumi yang tak lain adalah Nari. Wanita yang bisa diandalkan dalam situasi apa pun bagi Lee Gon.
Tidak butuh waktu lama bagi Lee Gon untuk menunggu agar Nari mau mengangkat teleponnya, namun perempuan di seberang sana hanya terdiam dan tidak mangatakan apa pun selain sapaan di awal tadi.