" Aku melakukan pegobatan dengan rutin, menjaga kesehatan tubuhku dengan baik, agar aku bisa lebih lama melihat senyumannya, melihatnya tertawa bersama mu, melihat dirinya bahagia dengan keluarga kecilnya nanti bersama mu... tersenyum bahagia dengan jagon kecil kalian... aku ingin melihatnya"

" Tapi... aku lupa... aku harus membayar semua kebahagiaan Haechan yang telah dikembalikan oleh tuhan... dan saat aku sadar akan hal itu aku takut..."

Mata Mark mulai memas, bahkan kini pandangannya mengabur karena air mata. 

" Aku mati matian menjaga kesehatan ku, tapi seolah tuhan mengingatkan ku... bukannya semakin membaik... kondisiku semakin memburuk... seberapa banyak obat dan seberapa cangggihnya mesin ini... kondisku tidak pernah membaik"

" Aku pun menyerah... berhenti melawan takdir tuhan... dan memberhentikan pengobatan ku... membiarkan jantungku beristirahat.... membiarkannya berdetak semampu dan sekuat yang ia bisa"

Mark pun tak kuasa menitikkan air matanya, ia benar benar sedih. Baginya Johnny tidak hanya seorang paman, melainkan seorang ayah, kakak, bahkan sahabat baginya. Mendengar waktu Johnny akan pergi meninggalkannya selamanya, benar benar membuatnya sedih.

" Minggu depan... ulang tahun Haechan....sejak kejadian kelam itu.. Haechan benar benar tidak pernah mau merayakan ulang tahunnya... seolah ia benci karena telah dilahirkan ... dan kami pun tidak pernah membahasnya lagi"

" Namun... saat tau waktu sudah sedikit... ini terakhir kalinya aku bisa merayakan ulang tahunnya.. dan untuk terakhirnya... aku hanya ingin melihatnya bahagia di hari ulang tahunnya..."

" Aku awalnya ragu, bagaimana jika ia masih membenci hari kelahirannya...dan aku pun tersadar..... sekarang Haechan punya dirimu... dan aku yakin... dengan kehadiran mu di hari ulang tahunnya, Haechan pasti bahagia...."

Mark hanya bisa menangis terisak, ia benar benar sedih 

" Mark mau kan bantu paman ngerayain ulang tahun Haechan? Ngga harus pesta gede kok.. cukup pesta kecil aja.. ada aku, kau dan ayah mu dan  teman dekat Haechan... mau kan?" 

Mark mengangguk sambil menahan isak tangisnya 

" Lalu... permintaan terakhir paman... janji ya.. untuk selalu jaga Haechan...Jangan berantem lagi sama Haechan karna paman ngga bisa belain kamu lagi...."

Tangis Mark pun pecah sambil mengangguk.

" Aigoo.. kemari lah....." Johnny  merentangkan tangannya dan Mark dengan cepat memeluk Johnny

" Kalian itu sama saja... ngga anak... ngga bapak... sama sama cengeng... kenapa sih kalian berdua nangis gitu... tega emang liat tubuhku disuntik suntik terus hm? Sakit tau"

Mark menggeleng pelan, menyembunyikan kepalanya ke dada Johnny sambil terus menangis terisak, sedangkan Johnny hanya bisa mengelus pelan kepala Mark, membiarkannya menangis..




Mark mengendap ngendap masuk ke dalam kamar, pasalnya ia tidak ingin Haechan tau tadi Mark pergi begitu saja. 

" Huuuft...." Mark mengurut dada lega ketika tidak menemukan sosok Haechan di dalam kamar. 

Mark pun menutup pintu perlahan. Kemudian saat dia berbalik, entah bagaimana caranya tiba tiba saja Haechan sudah ada di depan wajahnya yang membuat nya terlonjak kaget

" Bisa ngga sih ngga muncul tiba tiba!" Mark mengurut pelan dadanya, pasalnya ia benar benar kaget

" Ya kamu! Tiba tiba ngilang! Dari mana?!" Kesal Haechan 

" Uhm.. itu... anu...."

" Dari mana...." Haechan melipat tangannya di dada sambil menatap Mark kesal. 

Mark pun hanya bisa menggaruk kepala kikuk, semenjak ia berpacaran dengan Haechan, Mark entah kenapa kesusahaan untuk berbohong pada Haechan, tapi untuk kali ini Mark harus berbohong, hanya saja ia tidak tau bagaimana cara menjawabnya. 

Ditengah ia kebingungan mencari kata, Haechan tiba tiba menangkup wajahnya yang membuatnya kaget

" Lho kamu abis nangis? Kamu kenapa?" Tanya Haechan panik 

Mark tersenyum tipis, ia terselamatkan dengan matanya yang  sembab. Mark pun menundukkan wajahnya. Melihat hal itu Haechan hanya bisa menghela nafas kasar

" Berantem sama paman Jae?" Mark menggeleng 

" Dimarahin ayah?" Mark kembali menggeleng pelan 

" Terus?"

Mark menatap Haechan, ia benar benar tidak tau harus mengatakan apa, ia tidak ingin Haechan khawatir, Mark itu anak yang tidak pintar berbohong jadi Haechan  akan tau semisal Mark berbohong, tapi Mark juga tidak bisa jujur kali ini, sehingga ia hanya bisa menghela nafas pasrah dan kembali menundukkan kepalanya.

Haechan yang melihat hal itu sedikit khawatir, wajah Mark benar benar kusut, matanya sembab bahkan kini matanya berkaca kaca, dalam tatapannya Haechan tau, Mark menghkhawatirkannya, tapi dalam tatapannya Haechan juga melihat kesedihan yang amat dalam. 

Haechan pun memeluk Mark, membawa Mark kepundaknya dan mengelus punggungnya pelan 

" Lagi ada masalah?" Tanya Haechan pelan dan dijawab anggukan lemah oleh Mark 

" Ngga mau ceritain sama aku ya?" Mark hanya diam kemudian menghela nafas panjang 

" Yaudah ngga papa..." Haechan mengelus pelan kepala Mark dan Mark memeluk Haechan dengan erat

Karena Mark yang memeluknya dengan erat, Haechan tau Mark pasti sedang menyembunyikan sesuatu, dan entah kenapa Haechan merasa saat ini Mark membutuhkan seseorang sebagai tempat untuk bersandar dan menangis. 

" Ngga papa.... aku ngga maksa... aku tau kamu lagi ada masalah... " Haechan menepuk nepuk pelan punggung Mark 

" Tapi.. apapun yang kamu hadapi .. apapun ketakukan kamu.. apapun khawatiran kamu... jangan sedih.... kamu punya aku... kamu bisa nangis dan bersandar pada ku..."

Haechan bisa mendengar suara isak tangis Mark 

" Ngga papa... nangis aja... aku nggga akan tanya kenapa... tapi seletah ini...kamu harus senyum lagi...kamu harus kembali kuat... dan jika dalam malasah kamu ada aku... jangan khawatir ya... karna aku baik baik saja"

Tangis Mark pun semakin pecah

Mendengar Mark yang menangis terisak, Haechan entah kenapa ikut sedih, ia ingin tau kenapa Mark bisa sedih seperti itu, tapi ia juga menghargai Mark yang tidak ingin bercerita, bagi Haechan ia tidak masalah jika Mark merahasiakan sesuatu darinya, selagi Mark bisa dengan jujur menangis dan melihatkan pada Haechan bahwa ia sedang bersedih, bagi Haechan itu sudah cukup.

[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck Where stories live. Discover now