5. Wawancara

74 11 2
                                    

Terlepas dari kurangnya formalitas dalam merekrut, ternyata admin KAWATDOTCOM yang menghubungi Tara sangat fast response. Wajib sih, namanya juga perusahaan media. Sebagai "tes", Tara diminta mengirimkan CV bersama dengan berita singkat tentang kejadian semalam, lalu datang ke kantor untuk wawancara besok. 

Ternyata doa Tara dikabulkan Dewa Kepepet. Setelah menderita writer's block berbulan-bulan, dia bisa menyelesaikan berita yang diminta dalam waktu rekor.

Tara tidak tahu apakah tulisannya akan diterima atau tidak, tapi dia bersyukur dia bisa cepat selesai karena perutnya mual sedari tadi. Entah karena hangover, lapar, atau berhadapan dengan fakta bahwa dia lebih mungkin bisa dapat kerja dengan menulis aib sendiri dibanding tulisan layak hasil penelitian mendalam yang selama ini membuatnya membeku dan tidak bisa mulai menulis.

Ngomong-ngomong soal aib, Tara masih belum membuka DM Tresario. Mengingat dia baru saja mengirimkan berita yang berpotensi mencemarkan nama baik artis pembawa sial itu, mungkin lebih baik Tara memutuskan semua kontak.

Saat ini Tara sedang memandangi profil Tresario. Jempolnya mengambang di atas tombol "blok".

".Tapi kalau ntar ada apa-apa, gimana ya..." pikir Tara.

...Ada telepon lagi. Kali ini dari nomor tak dikenal, tapi bukan nomor ponsel. Sepertinya penting. Tara agak cemas, tapi akhirnya dia angkat juga.

"H-Halo?"

"Terraqueen! Gue Tio dari KAWATDOTCOM. Badai banget sih lo? Udah kelar aja! Hahaha..."

Terkejut dengan nada bicara yang sok akrab, Tara jadi makin cemas. Lagi-lagi dia bertanya-tanya, pa KAWATDOTCOM yang menghubunginya betul-betul kantor berita? Jangan-jangan penipuan...

"H-halo, Pak Tio. Terima kasih atas kesempatannya! S-saya berusaha mengerjakan sebaik mungkin..."

"Elah, panggil nama aja keles, jangan pake 'Pak". Gue belum setua itu!," balas suara di seberang telepon, "Anyway, lo tadi belum bilang, ini scoop dapet dari mana? Lo ada di TKP?"

"I-iya, betul... Saya kebetulan... di lokasi kejadian. Maaf saya nggak bisa kasih literatur atau bukti--"

"Ya ampyuuuun, jangan serius banget. Gue kepo doang kok! Sama kepikiran aja, kayaknya oke banget kalo bisa wawancara ceweknya. Lo kenal nggak? Eh, itu Tres sama cewek kan ya?"

Tara sempat lega ketika ditanya dia dapat berita dari mana. Dia kira minimal KAWATDOTCOM peduli dengan kebenaran berita yang mereka terbitkan... Tapi rupanya Tara berharap terlalu banyak dari situs gosip.

Wawancara katanya... Apa Tara harus "mewawancarai" dirinya sendiri?

Nggak, nggak. Nggak mungkin.

"I-iya, betul perempuan... Tapi saya tidak kenal orangnya."

"Yah, sayang... Ya udahlah, gak papa. Sekarang yang ini kita naikin dulu, terus liat respon orang, baru kita bahas lagi next keluarin apa. Oke?"

"B-baik, Kak," Tara menganggung, tapi ekspresinya masih terlihat cemas, "Besok... Besok saya jadi bisa interview di kantor."

"Of course! Santai aja, beb, interview buat formalitas doang kok. Ditunggu, ya! See you tomorrow!"

"Iya, Kak. Makasih."

Santai? Formalitas? Yeah, right...

***

Pasti lancar kok. Semuanya udah disiapin.

Keesokan harinya, Tara berhasil bangun tepat waktu dengan bantuan alarm empat lapis. Ia juga berhasil membereskan semua ritual pagi sebelum buka ponsel dengan memastikan baterainya sisa kurang dari sepuluh persen sejak tadi malam. Sekarang Tara sudah mandi, sudah berpakaian rapi, ponselnya juga sudah ter-charge sampai 80%. Masih ada 90 menit sampai waktu wawancara.

Scandals of Mr. TWhere stories live. Discover now