DANERA ✓| Demam

Start from the beginning
                                    

"Tama, obat gue"panggil Mildan mengarahkan tangannya ke bag-nya agar Tama mengambilnya.

Mereka semua menyerit bingung tak terkecuali Zaera yang menatap sebotol obat yang tengah berada digenggaman Tama.

"Itu! Obat apa Mildan?"tanya Zaera.
Mati! Dirinya harus jawab apa sama Zaera.

"Ha..eng, obat demam"ucap Mildan dengan gugupnya.

"Mana ada obat demam kayak gitu bentuknya?"pikir Zaera seketika memikirkan obat apa itu.

"Adalah! Versi gue"dengan pdnya menaik-turunkan alisnya.

"Yaudah, Lo makan dulu buburnya. Gue mau ketenda gue dulu yak"jawabnya terkekeh kecil menampilkan senyum manisnya.

"Gue ada pantun nih"ucap Putra.

"Gaslah"sahut Agung.

"Buah jambu🍐buah semangka🍉"celetuk Putra, sambil memandang Zaera.

"Cakep"jawab Agung dan Selia bareng.

"Senyuman mu mengalihkan dunia"lanjut Putra.

"Jiakh"pekik Kinara.

Sementara Azia disitu hanya memperhatikan Putra dengan tatapan yang susah diartikan.
Kesel deh batin Azia.

Akan tetapi, Selia dan Kinara serta Agung saling tatap dengan Agung mengedipkan sebelah matanya ke arah Selia dan Kinara.
dan mengerti akan maksud Agung, mereka akan mengerjai Putra.
Aha! Ide yang sangat bagus.

"Wah! Zia, jiwa ke-buayaan Putra masih ada nih, mau diapain ini?"tanya Selia ke Zia, seketika Zia berpikir mau diapakan Putra ini.

"Kalau gak batalin aja Lo jadi calonnya si Putra, gimana setuju gak?"kompor Agung, kompornya mulai nyala kawan!

"He-he-he, apaan Lo! Gak Zia gue cuma bercanda sayang, gue melatih pantun gue doang"mohon Putra memegang tangan Zia dengan menggelengkan kepalanya.

"Bohong itu Zia!"kompor Selia 1.

"Buaya pulang aja sana, nanti dicariin emak"kompor Agung 2.

"Mulut buaya jangan pernah dipercaya"kompor Kinara 3.

Azia kini bingung menatap bergantian ketiga temannya yang tengah mengomporinya.

Sedangkan Zaera dan Mildan, Tama mereka tengah memperhatikan mereka terkekeh geli, garis bawahi hanya Zaera saja yang terkekeh.

Dua manusia cuek itu hanya duduk dan diam dengan Mildan asik dengan buburnya.

"Emang enak Lo kita kerjain"ucap Agung pelan menatap Putra yang memohon pada Zia.

"Zia, maafin ya pliss"mohon Putra sekali lagi dengan tatapan imutnya.

"Oke! Tapi dengan 3 syarat"ujar Azia memberi Putra syarat.

"Apa yang, aku penuhi"setuju Putra.

"1. Kamu harus beliin aku ice cream yang banyak, 2. Kamu juga harus beliin novel kesukaan aku, 3. Kamu harus janji jangan genit² sama cewek apalagi Zaera dia kan temen aku, janji?"jelas Azia dihadapan Putra.

"Janji"tegas Putra.

"Pengen peluk"Putra pun segera memeluk Azia erat, melayang-layangkan Zia di udara dan menaruh kedua tangan putra disela-sela kedua paha Zia memeluknya, kalian ngerti gak? Sama  aku juga gak ngerti.
Pokoknya gitulah posisinya.

"Udah woi! Liat kondisi dong"ucap Selia.

"Iri? Bilang rentenir!"sahut Putra pada Selia.

"Kalau gitu, bayar utang Lo! Lo nunggak selama 100 tahun belum bayar, mana sini"jawab Selia mengerjai Putra kembali seraya meminta kepada Putra.

Putra menyerit bingung, sejak kapan dirinya punya utang sama rentenir 100 tahun malahan, secarakan bapaknya kaya mana mungkin dirinya ngutang, pikirannya  berputar.

"Ngakak woy! Selia, si curut mikir keras Hahaha"tawa Agung terpingkal-pingkal seraya bertepuk tangan dan menghapus jejak air matanya karena ter-ngakak² woi.

"Woy, mana ada gue punya utang. Ngadi-ngadi Lo pada"sergah Putra.

"Hahaha, tapi boong wlek"tipu Selia seraya menjulurkan lidahnya tanda dirinya sedang mengejek si Putra.

"Sini Lo Selia!"Putra mengejar Selia, Selia pun berlari dan duduk dipaha Tama meminta pertolongan padanya.

"Mau apa Lo"jawab Tama dengan tatapan tajamnya, membuat Putra tak berani mendekatinya.

"Gak ada tam, hehe canda elah. Gung, balik yok ketenda"jawab Putra terkekeh dan menarik Agung menuju tenda.

"Sayang, kamu balik ketenda juga tidur nanti kamu sakit"ucap Agung sedikit teriak, dirinya tidak mau membangunkan yang lain.

"Iya"jawab Kinara.

"Kamu juga Zia"ujar Putra diangguki Azia.

✨✨✨

Disini, ditenda Mildan ini masih saja Zaera dan Selia serta Tama setia menemani Mildan.

"Ra, Lo gak laper?"tanya Mildan.

"Gak, gue gak selera"Zaera menggelengkan kepalanya tanda tak mau.

"Nanti Lo sakit"sahut Mildan.

"Iya-iya, nanti gue makan"jawab Zaera.

Tama dan Selia saat ini tertidur ditenda Mildan dengan posisi Selia masih dipangkuan Tama mencari tempat ter-nyenyak di badan Tama.

Ngomong-ngomong tirai tendanya masih sama terbuka, kalian jangan mikirin yang macam-macam ya! Awas aja nanti emak marah Lo.

Zaera saling tatap dengan Mildan. "Lo mau gitu juga?"tanya Mildan langsung saja menarik Zaera kehadapan nya otomatis Zaera kehilangan keseimbangan dan berada di atas kedua paha Mildan.

"Mildan, jangan kayak gini"lirih Zaera menatap wajah Mildan karena saat ini mereka berhadapan.

"Badan Lo panas juga Ra"ucap Mildan memegang kening gadis yang berada di pangkuannya dengan telapak tangannya.

"Ini pasti gara-gara Lo, nular nih demamnya"tuduh Zaera.

"Kok gue?"celahnya.

"Udahlah, mana bubur Lo tadi gue mau makan, sama obat demam Lo juga gue minta ya"pinta Zaera, dan turun dari pangkuan Mildan.

"Nih makan buburnya"Mildan memberikannya kepada Zaera.

Bubur pun habis tak tersisa sedikitpun yang dimakan Zaera, Kini saatnya minum obat.

"Obat yang tadi Lo minum mana, sini dong gue minta 1"pinta Zaera agak lemah.

"Ha.., tunggu"Mildan panik, masa dirinya harus kasih obat kemo-nya pada Zaera.

Takutnya Zaera nanti berubah gimana? Berubah jadi apa coba, jadi wonder woman! Ngadi-ngadi pikiran Lo.

Untung Mildan selalu membawa Paramex! Paramex nyeri otot. Eh salah, bukan Paramex tapi Parasetamol maksudnya.

Ada kan Parasetamol yang tablet?gak sirup doang kan! Adalah, adalah, adalah ya adalah masa enggak. Adakan ajalah biar cepat😄

"Lo minum ini aja"ucap Mildan memberikan satu tablet parasetamol ke Zaera.

"Kenapa gak punya lo aja, kan sama juga kan?"tanya Zaera.

Terdengar helaan nafas Mildan. "Itu khusus buat gue"jawab Mildan. "Lo gak boleh"tegas Mildan lagi.

"Yaudah"

______________________________________

Jangan lupa vote dan komen ☺️

Next 👉

Sftni11

DANERA [End]Where stories live. Discover now