Mark tersenyum gemas, kemudian mengikuti apa yang Haechan lalukan. Rasanya benar benar tenang dan nyaman. 

" Haechan-ah...." Mark membuka perlahan matanya, menatap langit sore

" Hmm?" Tanya Haechan masih menutup matanya 

" Ini hanya jika..."

Mark menggantung kalimatnya, menatap Haechan yang masih menutup matanya menikmati angin sore yang membelai pelan wajahnya, kemudian Mark kembali menatap langit.

" Ada yang merundungmu nanti... pakai saja namaku" Sambungnya 

Haechan membuka matanya, menatap Mark sedikit tidak percaya, ia fikir Mark sedang menjahilinya, tapi suara pria itu terdengar sangat serius, terlebih lagi kini Mark masih menatap langit, dalam tatapannya Haechan melihat kekhawatiran. 

Haechan tidak mengerti kenapa akhir akhir ini Mark terlalu khawatir padanya, jujur Haechan sangat senang tapi takut disaat yang bersamaan karena ia takut pria itu terlalu jauh mencintainya. 

Namun sayangnya, Haechan tidak tau bahwa sebenarnya Mark sudah jatuh dan terlalu dalam mencintainya sehingga tidak ada cara untuk keluar dari hatinya. 

" Heol... kau pikir aku ini siapa ha! Aku itu SEO HAECHAN... Ingat itu SEO... HAE..CHAN... Jangankan perundung bahkan preman sekalipun tunduk padaku" Hibur Haechan 

Jujur Haechan memang takut untuk kembali kesekolah karena selama ia duduk di bangku SMP ia tidak memiliki teman bahkan dirundung oleh satu sekolah akibat masalalunya itu dan saat  Mark tiba tiba mengatakan hal itu, jujur saja membuat hatinya tenang.

Mark terkekeh pelan menatap Haechan yang menepuk nepuk pelan kedua bahunya kemudian mengepalkan kedua tangannya, seolah mengatakan ia siap menghajar siapapun yang merundungnya. Tapi dimata Mark, ia hanya seperti anak kecil yang mengajaknya bermain tinju-tinjuan 

" Benar... aku lupa kau itu Iblis." Tambah Mark 

" Heol! lihat iblis mengatai iblis dasar jelek!" Haechan memukul pelan kepala Mark kemudian berlari menjauh darinya. 

Mark melangkah perlahan mendekati pintu, kemudian saat ia sudah sampai di dekat pintu ide jahat pun muncul di kepalanya 

" Yang sampai parkiran terakhir, ngga dapat makan malam!" Teriak Mark kemudian dengan cepat menutup pintu dan berlari turun 

" YAAAK JUNG MARK SIALAN KAU CURAAANG!"

Haechan berlari dengan cepat mengejar Mark dan ia bisa mendengar suara tawa Mark yang sangat keras.









Haechan merebahkan kepalanya ke meja makan. Ia benar benar bosan, biasanya di jam jam siang seperti ini, ia sedang disiksa oleh Mark dengan mengerjakan soal soal. Tapi kali ini ujiannya sudah selesai dan Haechan tidak perlu lagi belajar. 

Haechan ingin membersihkan rumah, tapi karena ia setiap hari memang bersih bersih, tidak ada lagi hal yang bisa ia kerjakan. Mengepel lantai, membersihkan taman, memotong rumput, mencuci baju, semuanya sudah ia lakukan tapi Haechan masih merasa bosan.

Sudah satu minggu sejak hari ujiannya, Haechan tidak bisa sering sering menganggu Mark karena kini Mark yang mempersiapkan diri untuk ujian kenaikan kelas. Tahun depan Mark berada di tingkat terakhir dan Haechan tau nilai sangat mempengaruhi studi lanjutannnya karena itu Haechan sedikit menahan dirinya. 

Mengunjungi ayahnya pun bukan solusi bagi Haechan untuk menghilangkan rasa bosannya, ia tidak bisa berlama lama di sana karena tau ayahnya harus banyak istirahat. Kedatangannya hanya akan menganggu waktu istirahat ayahnya karena Haecha pasti akan mengajak ngobrol atau menjahili ayahnya. Alhasil, Haechan benar benar merasa bosan beberapa hari terkhir. 

" Dia kenapa?"  Tanya Mark pada ayahnya kala masuk kedalam rumah 

" Oh sudah pulang Mark? Bosan mungkin...kan belakangan ini kamu sibuk belajar" Jelas Jaehyun masih fokus dengan makan siangnya

Mark hanya mengangguk dan menaiki tangga, menatap Haechan yang tengah merebahkan kepalanya tanpa melakukan apa-apa,  Mark juga bisa melihat ia yang menghela nafas beberapa kali, benar benar terlihat menderita.

Mark sejujurnya sedikit kasihan padanya, padahal Haechan sudah selesai ujian dan seharusnya ia bisa bermain dengannya, tapi Mark juga tidak bisa mengabaikan ujiannya, ia juga sadar Haechan sedikit menahan dirinya untuk menjahili Mark untuk memberi Mark waktu  belajar. 

Menatap Haechan yang murung seperti itu membuatnya tidak tahan untuk menggoda Haechan

Mark mengambil kunci motornya, kemudian menutup sebelah matanya membidikkan kunci itu kearah Haechan dari tangga kemudian melempar kunci itu sedikit kuat dan, 

BUGH

Mark dengan tepat mengenai kepala Haechan. Tanpa menunggu reaksi dari Haechan, Mark langsung berlari dengan cepat dan masuk kedalam kamarnya, saat ia menutu pintu, ia bisa mendengar suara Haechan yang berteriak dan memakinya. Mark pun tersenyum puas karenanya. 

Mark bergegas mengganti pakaiannya, kemudian mengambil sebuah amplop dari dalam tasnya sebelum ia turun kebawah. Itu adalah hasil tes ujian Haechan. Sebenarnya surat itu akan dibagikan secara masal besok, tapi Kepala sekolah mengatakan bahwa ia tidak sabar untuk memberi tau Haechan dan mengingat Mark adalah kakak sepupu Haechan Kepala Sekolah pun menitipkannya pada Mark. 

Haechan lulus dengan nilai sempurna

Saat mendengar itu Mark benar benar kaget sekaligus bangga. Jerih payah Haechan terbayarkan. Mark juga sedikit heran bagaimana cara anak itu mengerjakaan soal,  pasalnya Mark saja yang merupakan siswa unggul di sekolah, tidak pernah lengser dari peringkat satu tidak mendapatkan nilai sempurna saat mengikuti test itu. 

Dengan sedikit berlari, Mark keluar kamar dan menuruni tangga, menatap Haechan yang masih merebahkan badannya di meja makan. Mark sangat gemas karenanya, pasalnya pipi bulatnya terhimpit membuat wajahnya benar benar imut. 

Mark menampar lemah wajah Haechan dengan amplop itu, kemudian mengabaikan makian Haechan dan berjalan kearah kulkas. Haechan mengambil amplop itu dengan malas, ia pun langsung menegakkan badanya ketika melihat tulisan dan logo NEO High School di amplop itu. Haechan menatap Mark tidak percaya, Mark pun mengangguk sebagai jawaban dari tatapan itu. 

" Huuuuft"

Haechan mengapit amplop itu di ketua telapak tangannya, menutup matanya dan merapalkan beberapa doa tanpa suara sambil memicingkan matanya. Mark yang melihat itu hanya bisa menatapnya gemas sambil menyandarkan dirinya di kulkas.

Haechan kemudian membuka amplop itu, dan mengambil kertas yang terlipat di sana. Ia pun mengangkat kerta itu, membawanya sejauh mungkin dari wajahnya sambil memicingkan matanya, bahkan kepalanya ikut mundur berusaha memperjauh jarak antara kertas dengan matanya. 

Sambil mengintip takut, perlahan Haechan membuka kertas yang terlipat itu dan membaca tulisan yang ada di kertas itu dengan takut takut. 

Selamat, Anda lulus di NEO HIGH SCHOOL dan mendapat predikat lulusan dengan nilai SEMPURNA

Haechan membolakan matanya dan membawa kertas itu sedekat mungkin dengan matanya kala melihat tulisan itu. Mark yang melihat itu hanya bisa tersenyum bangga sambil menyesap minuman sodanya, dan sesaat setelahnya Haechan tiba tiba berlari kearahnya dan memeluknya dengan erat

" AAAAAA AKU LULUS! YAEAAAY AKU AKHIRNYA SEKOLAAAH!" 

Pekik Haechan kegirangan memeluk Mark dengan kuat dan melesakkan kepalanya pada dada Mark. Mark yang tidak siap dengan kejadian itu hanya bisa terdiam, tangganya terangkat kaku. Haechan pun melepas pelukannya dan berlari kearah Jaehyun, melakukan hal yang tidak jauh berbeda dari yang ia lakukan pada Mark, 

Glek

Mark baru bisa menelan minuman yang sempat ia minum tadi, tapi tubuhnya masih membeku di sana. Jantungnya berdetak tidak karuan dan pikirannya benar benar kosong. Mark bahkan tidak sadar Haechan sudah berlari ke kamar 

" Napas dulu nak....napas"

Jaehyun terkekeh pelan sambil menepuk pelan pundak Mark untuk menyadarkannya, dan Mark pun menghela napas lega karna percaya atau tidak, ia benar benar menahan nafasnya sedari tadi. 

[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck Where stories live. Discover now