akhir

1.9K 294 63
                                    

Revisi

18 Juni 2022




Angin berhembus dengan lembut.

Langit biru yang cerah itu seperti mengingatkan Sanzu akan seseorang.

Seseorang yang sangat amat ia rindukan.

Rindu kasih sayangnya, rindu suaranya, dan rindu senyumannya.



Setiap kali Sanzu mengingat itu rasanya seperti 'pria' itu tengah berada di sampingnya.

Memeluk tubuh kekarnya dengan lembut, menyalurkan kasih sayang yang ia perlukan selama ini.

Tak jarang Sanzu akan sedikit meneteskan air mata kala dirinya mengingat sosok sang kakak yang saat ini sudah tidur dengan tenang di alam sana.

Ingin rasanya Sanzu menyusul, namun niat itu selalu ia urungkan.


Tangannya menggenggam sebuah surat yang sudah usang dan kucel, kembali membacanya dan tak lama setetes air mata jatuh membasahi pipi serta surat ya ia pegang.

Manik hijau zambrud miliknya tampak berkaca-kaca kala melihat foto dirinya dengan lelaki muda bersurai pirang.

Senyum hangat dan manis itu tampak indah dan menyejukkan hati.

Tubuhnya yang kecil seperti bocah berumur 14 tahun.

Ingin rasanya ia memeluk tubuh mungil dan pendek itu. Menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher si pria muda itu.

Menghirup aroma mint bercampur vanilla, aroma yang membuatnya candu setiap saat.































Saat ini Sanzu tengah berdiri di sebuah makam bertuliskan nama 'Hanagaki Takemichi' di sana.

Bocah nakal yang Takemichi pungut waktu itu sekarang sudah berubah menjadi sosok yang dewasa dengan tubuh kekar dan tegap.

Surai yang semula berwarna cream kini berganti roxy pink yang lembut.

Luka yang menghiasi kedua sudut bibir nya masih senantiasa ditempatnya.

Menatap sendu makam sang kakak. Sudah 13 tahun sejak kejadian itu.

Sanzu semakin gila dari tahun ke tahun.

Berusaha merubah diri namun nihil hasilnya.

Pikiran untuk balas dendam terus mengisi seluruh pikirannya.

Namun rencana balas dendam tak kunjung ia lakukan, karena mungkin Takemichi akan marah jika ia melakukannya.




Sanzu mulai berjongkok, menyentuh batu nisan yang terlihat bersih dan terawat.

Meletakkan buket bunga didepan makam itu, lalu berdoa sejenak.

"Aniki, tunggulah aku. Aku akan segera menyusulmu" Ucap Sanzu sambil tersenyum tipis.


































"Sanzu, Mikey memintamu untuk pergi ke distrik B" Ujar Ran sembari membawa dokumen di kedua lengannya.

Sanzu hanya mengangguk, mulai beranjak dari tempat duduknya.

Mengambil sebuah katana serta pistol yang terletak di atas meja.

Sedikit menyeringai kemudian mulai berjalan menjauhi ruangan itu.

Adopted Child || Sanzu x Takemichi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang