" Haaaaaah......."

Mark menghela nafas panjang, menatap Haechan dari jauh sambil mencari posisi nyaman, memangku tangan di dadanya menatap Haechan penuh arti. 

Mark tidak mengerti dengan perasaannya 

Sejak ia bertemu dengan Jihoon, hatinya berkecamuk tidak karuan setiap kali melihat Haechan. Beribu emosi saling bertikai di dada Mark. 

Mark tidak mengerti

Ia yakin, ia khawatir dengan Haechan karena ia kasihan dengan Haechan. Ia baik dan membantu Haechan karena Haechan juga sudah membantu banyak dalam hidupnya 

Mark yakin, semua kebaikan dan kekhawatiran yang ada didalam pikirannya, murni muncul karena sifat naluriah manusia. Mark bukan orang yang tidak punya hati nurani, dan hal yang wajar baginya menghkawatirkan dan berbuat baik pada orang yang mungkin secara kasar bisa Mark anggap menderita itu. 

Tapi hati dan jantungnya selalu menolak, membawa keragu-raguan yang membuatnya semakin hari semakin tidak tenang. 

Hingga perlahan, Mark mencoba membawa satu kata yang sangat takut untuk ia kaitkan dengan semua pemikirannya itu.

Cinta

Semuanya akan terselesaikan jika satu kata itu Mark sematkan di semua alasannya. 

Mungkin bagi kebanyakan orang, kata "Cinta" ataupun "Mencintai" hanya sebuah kata, dapat diucapkan secara mudah. 

Tapi bagi Mark, Cinta itu sakral dan sangat berbahaya. 

Tidak bisa diucapkan sembarangan. Arti dari cinta itu benar benar dalam baginya sehingga tidak mudah baginya untuk membawa itu kedalam hatinya. 

Mark bukan menolak, hanya belum siap

Baginya, ketika seseorang memakai kata cinta itu. Ada janji suci dan mutlak yang harus dipegang. Ketika seseorang menyatakan "Mencintai" kepada seseorang, ada tanggung jawab besar yang harus dipikul. Walaupun hanya satu kata, memiliki seribu arti dan makna didalamnya. 

Mark meyakini, ketika mencintai seseorang, ia harus rela berkorban untuk orang yang dicintai itu, ia harus siap berada di samping orang itu bagaimana pun badai yang menghadang, ia harus siap menanggung semua beban dari orang yang ia sayang itu. Selalu melindungi dan memastikan tidak ada satupun luka yang akan tertoreh pada orang yang ia sayangi itu. 

Karena itu Mark takut...

Ia takut mengatakan bahwa ia mencintai Haechan,

Karena Mark yakin dirinya belum siap

Mark takut, ketika ia sudah mengucapkan janji suci itu dan menjalani tanggung jawabnya. Mark tidak sanggup dalam perjalanan lika likunya. Mark takut menyerah dan berhenti di tengah jalan, tidak sanggup  menahan badai yang pasti menghadang langkah kaki mereka. 

Pertemuannya dengan Haechan sangat unik, Mark yakin takdir cinta mereka diukir dengan lika liku yang sangat rumit dan ketika mereka memegang janji suci itu, pasti cobaan serta ujian yang diberikan tuhan lebih rumit dari pertemuan mereka. 

Mark  mengakui, jauh di dalam lubuk hatinya, ingin rasanya ia  berteriak kepada dunia bahwa ia sangat dan amat mencintai pria bernama Seo Haechan itu. Seberapa ingin ia mendekap tubuh mungil anak itu . Tapi ketakutan dan kekhawatirannya melebihi keinginannya, kerena itu Mark hingga sekarang belum berani menyentuh kata Cinta itu. 

Mark kembali menghela nafas panjang, masih setia menatap Haechan penuh arti. Entah kenapa saat menatap Haechan, dunianya terasa sangat tenang dan teduh. Walaupun Haechan berteriak memaki dan menyumpahi dirinya, dimata Mark sangat teduh untuk dilihat.

Hal ini juga yang membuat Mark sangat takut dengan namanya cinta, karena dengan mudahnya  mengubah dirinya menatap dunia. 

Selama ini, pikiran Mark selalu kaku, hanya diisi dengan sekolah dan belajar, Mark bahkan bisa tidak memikirkan apa apa selama berhari hari, membiarkan kepalanya tenang tanpa satu beban pikiran pun.

Tapi sejak Haechan muncul

Setiap hari, hati dan kepalanya berkecamuk yang membuat Mark cukup lelah. Mark bahkan baru merasakan betapa lelahnya hidup hanya karena berfikir, Mark tidak melakukan apa apa, bahkan otot tubuhnya tidak bergerak, hanya otaknya saja yang bekerja, namun rasanya benar benar lelah sampai jiwanya ingin keluar. 

Mark sedikit terlena dengan pikirannya, membuat tubuhnya lelah dan lama kelamaan membuatnya mengantuk. Angin sepoi-sepoi serta keadaan yang sunyi seolah mengantarkannya ke alam mimpi. 

Mark kembali menghela nafasnya panjang, merilekskan otot otot tubuhnya yang sedari tadi terasa tegang karena ia yang hanya berfikir, menatap sebentar Haechan lalu menutup matanya, membiarkan kepala tenang sejenak. 

Maaf... aku belum bisa mengatakannya 

Cicitnya dalam hati dan perlahan tertidur. 

[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck Onde histórias criam vida. Descubra agora