" Makasih ya.... lagi.. kamu selalu bantuin paman" Jaehyun mengelus pelan kapala Haechan 

" Hehe... paman udah ngga berantem lagi kan sama Mark?" Senyum Haechan 

" Tidak... makasih yaa... semuanya berkat kamu"

Jaehyun memeluk Haechan dan Haechan pun membalas pelukan Jaehyun sambil mengelus pelan punggungnya 

" Paman yang kuat ya... pasti paman Taeyong tersenyum bahagia diatas sana" Haechan menyemangati

Jaehyun mengangguk sambil mengelus kepala Haechan, anak ini benar benar baik hatinya. Dan Jaehyun bersumpah untuk selalu menjaganya

" Tolong jaga Mark ya... paman keluar dulu" Sekali lagi Jaehyun mengelus pelan kepala Haechan dan Haechan mengangguk pelan sambil tersenyum. 

Setelah Jaehyun keluar kamar dan menutup pintu. Haechan kembali mendekati Mark, menatap pria itu yang tengah tertidur pulas

" Cih... siapa yang kau bilang cengeng" Cicit Haechan ketika melihat mata Mark yang benar benar bengkak. Haechan sedikit kasihan, tapi ia senang setidaknya kini Mark sudah bahagia.

Kemudian, ia teringat ketika ia juga bertengkar dengan ayahnya. Haechan menangis berjam-jam sehingga matanya bengkak dan benar benar panas, bahkan setelah seharian pun matanya masih terasa panas. mengingat hal itu, Haechan pun bangkit dan keluar kamar, menuju dapur dan membuka kulkas. 

" Cari apa chan?" Tanya Johnny melihat Haechan sibuk di depan kulkas

" Uh? Itu anu... cari es"

" Buat Mark ya..." Goda Johnny sambil tersenyum jahil 

" Enggak! Jelas buat echan, lagi pengen makan es!" Protes Haechan sambil memalingkan wajahnya. Ia kembali fokus mengambil beberapa es batu dan ia taruh ke mangkuk 

" Hmmm iya deh percaya ayah... enak si ngemil ES BATU malam malam" Johnny sedikit meninggikan suaranya pada kata Es Batu untuk menjahili Haechan. 

" Emang.. ayah baru tau ya!" Kesal Hachan karena tau dirinya disindir 

Johnny hanya terkekeh melihat Haechan, bisa bisanya anak itu membohongi dirinya.

" Udah segitu aja? cukup ngga?" Tanya Johnny lagi saat Haechan menutup pintu kulkas.

" Cukup kayanya... echan keatas dulu ya bye. malam ayah" Haechan dengan cepat berlari kekamarnya 

" Eung.... pelan pelan aja... ati ati jangan sampe mata Mark kecolok ya" Kekeh Johnny dan dibalas oleh hentakan kaki dari Haechan. 

" Ck... kenapa ada ayah sih! kan malu!" Kesal Haechan sambil menutup pintu kamarnya

Ia pun berjalan perlahan mendekati Mark, membetulkan selimutnya dan duduk di samping tempat tidur Mark. Perlahan ia menempelkan pelan batu es kemata Mark untuk meredakan bengkak matanya. 

Haechan terkekeh pelan, kala Mark menyeringit saat es batu itu mengenai kulitnya walaupun dengan sedikit was-was takut Mark bangun. Haechan kembali melakukan hal yang sama, bergantian dari mata kiri dan kanan, sambil sesekali mengelus pelan kening Mark, menyibakkan rambut yang yang menutupi keningnya. Setelah Haechan yakin sudah cukup untuk meredakan bengkak dan panas mata Mark, Haechan pun beranjak pergi dan menyimpan mangkuk yang ia bawa tadi. 

Haechan kembali menatap Mark, duduk disamping ranjangnya sambil mengelus pelan kepalanya. Haechan itu tau Mark wajahnya sangat tampan, wajahnya tegas dan rahangnya yang tajam serta alis camarnya membuat Mark benar benar terlihat gagah. Belum lagi saat pria itu membuka matanya, bola matanya sangat indah dimata Haechan. 

Namun melihat Mark tertidur lelap, entah kenapa ada perasaan dejavu dalam dirinya. Seolah ia pernah melihat wajah polos Mark yang tertidur pulas. Haechan kembali memainkan poni Mark, sambil menatap kagum wajah Mark, ia baru sadar ketika Mark tertidur seperti ini, wajahnya benar benar lucu dan imut, seperti anak bayi yang sedang tertidur dan Haechan gemas karenanya. 

Haechan menghela nafasnya kasar, ia tidak ingin membangunkan Mark dan berhenti bermain dengan rambut Mark, setelah menatap puas wajah Mark dan kembali merapikan selimutnya Haechan berdiri dan hendak tidur di sofanya. Tapi saat ia berbalik, pikirannya masih terfokus pada Mark.

Lebih tepatnya pada wajah imut Mark 

Haechan sangat gemas melihatnya sampai ingin mengecup pelan kening pria itu. Mark benar benar seperti anak bayi saat tertidur. Haechan menggeleng pelan memicingkan matanya, mana mungkin ia mau mengecup Mark, Haechan hanya membayangkan seorang bayi disana. 

Tapi tetap saja, Haechan tidak tahan

Haechan menghela nafasnya kasar, mengepalkan kedua tangannya dan berbalik menatap Mark, kemudian, 

Chup 

Satu kecupan singkat ia berikan di kening Mark. Kemudian dengan cepat menarik tubuhnya jauh dari Mark, berlari menuju sofanya dan menyembunyikan wajahnya pada boneka beruangnya. Wajahnya merah bahkan pipinya terasa sangat panas.

Ngapain sih Haechaaaaan!

Teriak Haechan dalam hati mengutuki dirinya.

[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck Where stories live. Discover now