" Ya mana ku tau! Lagian dulu ngga pernah tumpah pun! kau saja yang ceroboh!"

" Tetap saja ini salah mu!"

" Heol ....salah ku?! Jelas jelas kau yang menyenggolnya!"

" Pokoknya salah mu! kau bersihkan boneka ku jika tidak ku penggal kepalamu!" Bentak Haechan dan keluar dari kamar

Mark hanya bisa melongo pasrah. 

Jelas jelas itu kesalahan Haechan, kenapa harus Mark yang membersihkannya. 

" Boneka mu? Heol.... jelas jelas ini punya ku!"

Cicit Mark kesal menggengdong boneka beruang yang besarnya dua kali tubuhnya. 

Mark mengeringkan boneka itu di taman belakang, sambil menepuk nepuk pelan boneka itu, ia teringat dengan kejadian kenapa boneka ini bisa berakhir di kamarnya. 

Saat itu 

Haechan mengurut pelan pundaknya, ia memang bisa tertidur di sofa Mark, tapi jujur kepalanya sakit, karena tangan sofa yang Haechan jadikan sebagai bantal cukup keras. Mark sudah menawarkan bantal untuk Haechan, tapi Haechan menolak karena ia tidak pernah tidur dengan bantal ataupun guling sehingga membuatnya tidak nyaman.

Ya, kebisaan tidur Haechan itu aneh 

" Hah?! orang macam mana yang tidak tidur dengan bantal!" Protes Mark saat diberi tau Haechan 

" Ya suka suka ku! Lagian sofa mu aneh! keras sekali!"

" Heol... salah sofa ku gitu?! Terus selama ini kau tidur dengan apa?!"

" Boneka"

" Boneka??!" Tanya Mark heran 

Ya, Haechan selama ini tidur dengan boneka, bukan boneka kecil untuk ia peluk, tapi boneka besar yang ia jadikan sebagai bantal dan guling, Haechan akan lebih nyenyak tidurnya sewaktu kecil jika tubuhnya benar benar berada di atas  boneka besar miliknya. 

Itu sudah kebiasaan baginya dan Haechan tidak pernah lagi merasakan bagaimana rasanya tidur di bantal ataupun memeluk guling, Ia sudah terbisanya memeluk boneka besar kesayangannya. 

Namun karena kecelakaan itu ekonomi mereka berubah drastis sehingga banyak dari barang barang Haechan yang dijual, salah satunya boneka besar kesayangannya. Saat itu ia mendapatkan boneka itu di ulang tahunnya yang ke 6,  sebuah boneka beruang  berwarna coklat yang besarnya hampir sama dengannya. Haechan sangat menyukai boneka itu dan sering membawanya tidur, dan sejak itulah kebiasaan tidur Haechan dengan boneka dimulai. 

" Harus yang besar gitu?" Tanya Mark setelah Haechan menjelaskan bagaimana cara ia tidur dengan boneka

" Ya kau kan dengar penjelasan ku tadi! yang penting badannya bisa ku jadikan bantal dan masih bisa ku peluk!"

" Aneh!"

" Biarin!"

Mark berfikir sejenak, jujur ia kasihan melihat Haechan setiap pagi mengurut pelan tengkuknya, Mark sudah menawarkan bantal tapi Haechan bilang percuma, membelikan anak ini boneka juga bukan solusi bagi Mark, malah hal yang sangat sia sia.

Mark tiba tiba teringat sesuatu dan dengan cepat bangkit dari duduknya. 

" Ngapain?" Tanya Haechan 

" Udah sini ikut!" Mark pun menarik paksa Haechan. 

Mereka berdua berakhir di gudang. 

" Nyari apa sih?!"

" Shht diam!" Perintah Mark 

Mark pun menyusuri gudang rumahnya yang besar, melihat  nama box satu per satu 

" AHA!" Pekiknya semangat ketika menemukan barang yang ia cari

" Yak! bantu aku turunkan ini" Perintah Mark pasalnya Box itu sangat besar dan berada di rak yang cukup tinggi 

Haechan menurut, membantu Mark mengambil box yang Mark cari dan mereka pun membawa box itu ke kamar Mark. 

" Bukalah..." Mark menyuruh Haechan membuka Box yang mereka bawa dari gudang tadi

" Buka?" Tanya Haechan lagi dan dijawab dengan anggukan pelan oleh Mark 

Haechan pun pasrah dan membuka box itu, saat ia membukanya didalamnya hanya gulungan kain bulu coklat tua yang dibungkus dengan plastik. 

" Apaan sih.." Cicit Haechan saat mengeluarkan plastik yang berisi gulungan kain yang sangat besar itu. gulungan itu benar benar besar, Haechan sedikit kesusahan mengeluarkannya

"AAAK!"

Teriak Haechan kegirangan saat mengetahui bahwa itu adalah sebuah boneka. Itu adalah boneka beruang, persis seperti boneka kesayangannya dulu, hanya saja boneka ini lebih besar dari miliknya dulu

Mark terkekeh pelan, menatap Haechan yang dengan buru buru membuka plastik boneka itu. Kemudian merebahkan tubuhnya bebas memeluk boneka besar itu, tubunya benar benar tenggelam di perut boneka itu, dan Mark sangat gemas melihatnya. 

" Aaaak akhirnya.... huaaa nyaman sekali...." Seru Haechan sambil menenggelamkan wajahnya pada boneka itu. 

" Suka?" Tanya Mark 

Haechan berdiri dan tiba tiba saja memeluk Mark

" Eung! suka... makasih" Peluk Haechan

Karena ia yang sangat bahagia, ia tidak sadar memeluk Mark, reaksinya memeluk Mark itu benar benar refleks. 

Mark kaget, bagaimana tidak, Haechan memeluk tubuhnya dengan erat, belum lagi Haechan yang mengelus pelan kepalanya pada dada Mark,Jantungnya ingin meledak saja rasanya. 

" Ekhem"

Akhirnya satu deheman yang bisa keluar dari mulut Mark, membuat Haechan tersadar dan melepaskan pelukannya dengan canggung. 

" Uhm... aku akan bersihkan ini" Mark dengan cepat mengambil box dan plastik yang tergeletak di lantai sedangkan Haechan hanya mengangguk kaku, wajah mereka sama sama merah saat ini. 

Saat sampai di luar kamar, Mark menghela nafasnya, memegang dadanya dan merasakan detak jantungnya yang tidak karuan. 

Mark kembali tersenyum, mendengar suara Haechan dari dalam kamar yang berteriak kegirangan. 

Ketika Mark ingin melangkahkan kakinya, ia teringat akan sesuatu. Mark itu tau dan hapal apa yang ia suka dan tidak suka, semua mainannya pun Mark tau, dan Mark itu bukan anak yang suka dengan boneka. 

" Sejak kapan aku suka dengan boneka beruang? Dan kenapa aku bisa memilikinya? Yang besar pula"

 Tanya Mark heran pada dirinya dan berjalan menuju gudang.

[COMPLETED] Our Happy Ending || Markhyuck Where stories live. Discover now