15. Permintaan Nayla

15 6 0
                                    

Konnichiwa

"Jangan pernah memilih karena hal itu menyakitkan, entah cepat atau lambat pasti kamu rasakan"

              #Tara

Happy Reading

Sella mendapat telepon dari rumah kalau ibunya dibawa ke rumah sakit karena jatuh pingsan. Ia yakin kalau hal ini berhubungan dengan ayahnya. Awalnya Amanda dan Tara ingin ikut namun hal itu ditolak oleh Sella karena sebelumnya kedua sahabatnya tidak mengetahui keadaan kedua orangtuanya yang tidak akur.

Hal itu sengaja ia sembunyikan agar membuat mereka tidak merasa cemas dan ia juga berpikir bahwa "tidak semua hal dapat kita ceritakan kepada orang lain"

Dari kampus Sella terus ke alamat rumah sakit yang diberikan oleh pembantu dirumahnya. Ketika sampai, dengan cepat ia berlari masuk kedalam rumah sakit  dan mencari keberadaan ibunya.

"Permisi sus, Mau nanya pasien atas nama Yunet Amelia dirawat dikamar nomor berapa ya?"tanya Sella.

"Kamar 201 mba"kata suster yang melihat-lihat dilayar komputer yang ada didepannya. "Terimakasih banyak ya sus"kata Sella yang kemudian langsung berlari dan mencari kamar nomor 201.

Terlintas banyak kekuatiran dalam ekspresi Sella. Sejujurnya ia tidak ingin terjadi apa-apa dengan ibunya karena baginya ibunya adalah segalanya. Ibunya adalah satu-satunya keluarga yang ia punya. Semenjak ayahnya mengkhianati ibunya secara terang-terangan, ia tidak pernah menganggap ayahnya ada.

Akhirnya Sella menemukan kamar nomor 201,segera ia membuka dan air mata yang tadinya tertahan seketika luluh ketika melihat sang ibu berbaring koma diatas brankar rumah sakit dengan peralatan medis yang melekat pada tubuhnya dan dokter yang tengah memeriksa.

Dengan gemetaran ia melangkah lebih dekat dan dipegangnya tangan Yunet seolah memberikan energi langsung dengan satu harapan besar "cepat sembuh mom"

Setelah selesai memeriksa dokter melepaskan stetoskop dari telinganya "keluarga pasien?"tanya dokter yang membuat Sella langsung mengangkat tangannya pelan "saya anaknya dok"

"Bisa ikut saya sebentar?"kata dokter yang di ikuti oleh Sella. Setelah sampai di ruangan dokter Sella bertanya "sebenarnya ibu saya sakit apa dok?"tanya Sella yang membuat dokter terdiam sebentar.

"Pasien terserang penyakit gagal ginjal akut yang mengharuskan pasien harus cuci darah dan saya sarankan pasien tidak boleh banyak pikiran dan fokus pada perawatan karena penyakit ini bukanlah penyakit biasa"kata dokter yang membuat Sella mengangguk mengiyakan kemudian keluar dari ruangan dokter.

Selama perjalanan ke kamar ibunya Sella hanya berpikir bagaimana kedepannya? Apa yang harus ia lakukan? Sehingga tanpa disadari ia menabrak seseorang. "Oh ma-af "kata Sella menunduk berkali-kali.

"Sella?"

Panggil seseorang yang membuat Sella mengangkat kepala karena merasa ia mengenal suaranya dan ternyata

"Kak Risky? Maaf kak tadi aku ngga sengaja"kata Sella meminta maaf dan ternyata orang yang ia tabrak adalah Risky teman Dirgan.

"Kamu sakit?"tanya Risky gugup yang membuat Sella menggeleng. "Ngga kok kak. Bukan aku yang sakit tapi ibu aku yang sakit "jelas Sella yang membuat Risky hanya mengangguk.

"Kak Risky sendiri ngapain dirumah sakit"tanya Sella yang membuat Risky gelagapan "Oh aku lagi jenguk teman yang sakit"kata Risky yang kembali memakai topi yang sempat jatuh karena tabrakan tadi. "Siapa yang sakit? Kak Dirgan? Atau kak Kak Arga?" Tanya Sella antusias yang berpikir kalau teman Risky hanya Dirgan dan Arga. "Ngga kok. Ini teman SMP gue yang sakit. Kalau gitu gue permisi"kata Risky kemudian buru-buru pergi.

T A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang