1. Who is She?

3.1K 800 200
                                    

Dan, di sini lah Nalea, di Ballroom istana Furenheim yang merupakan istana utama kerajaan Moire. Di tubuhnya melekat gaun berwarna putih, sementara rambutnya ditata setengah terurai. Terima kasih kepada Lola karna telah menata rambut dan riasan di wajahnya.

Musik klasik terlantun indah, semua orang berpakaian rapih. Walaupun acara ini juga dihadiri rakyat jelata, tapi pakaian yang orang-orang kenakan di sini sama sekali tidak ada yang terlihat murahan.

Tidak dapat dipungkiri kalau Moire adalah kerajaan yang makmur. Rakyatnya hidup sejahtera dengan pangan, sandang, dan papan yang berkecukupan.

Padahal yang Nalea dengar, Moire pernah nyaris tumbang karna kekosongan tahkta selama hampir 2 tahun. Kejadian itu terjadi 6 tahun silam, sebelum akhirnya keturunan terakhir StalingardㅡJefferson Stalingard, ditemukan. Dalam kurun waktu 6 tahun, Moire kembali sejahtera di bawah pimpinan Raja Jeff.

"Apa yang kau lihat!"

Nalea langsung tersentak kaget saat Lola menyenggol lengannya. Wanita itu baru kembali setelah ia mengambil beberapa kue kecil dari meja prasmanan.

"Lola!" protes Nalea.

"Lihat aku, begini cara makan para bangsawan," ucapnya sambil memasukan kue kecil ke mulutnya dengan lagak beretiket.

Nalea tertawa kecil karna kelakuan wanita itu. "Bangsawan tidak makan sambil berdiri," katanya kemudian.

Sambil menguyah kue di mulutnya, Lola bergumam. "Ugh, fucking etiquette," umpatnya.

Nalea tertawa samar. "Jadi... jam berapa kita pulang?" tanyanya kemudian.

Lola menatap wanita itu dengan raut tidak percaya. "Nalea!" sebalnya sambil mengunyah. "Kita baru 5 menit di sini, bahkan Raja Jeff saja belum menunjukkan batang hidungnya! Jangan buat aku emosi," ucapnya menggebu.

Kalau bukan karna rengekan Lola, sudah pasti Nalea tidak akan menginjakan kakinya di sini.

Lola adalah gadis yang ekstrovert, sangat ekstrovert. Dia bisa dengan mudah bergaul dengan siapa saja. Walaupun ini hari pertama Nalea dan Lola bertemu, Lola sama sekali tidak bertingkah canggung. Mereka justru seperti teman lama.

"Sudah ku bilang kan, berpesta begini benar-benar bukan aku," kata Nalea. "Gaun ini membuatku gatal!"

Seolah tak peduli dengan rengekan Nalea, mata Lola malah terpusat pada suatu hal. Ia menyenggol lengan Nalea menggunakan sikunya dan kemudian menunjuk spot itu dengan dagunya. Jelas Nalea ikut fokus ke arah spot yang Lola maksud.

"Itu, lihat, Lady Tatiana of Velonix," ucap Lola, memulai pergosipan.

Nalea hanya terdiam mengamati sesosok lady yang terlihat amat anggun dan cantik dalam balutan gaun hitam abunya. Velonix adalah region yang terletak di tenggara Moire. Wilayah Velonix diunggulkan dengan hasil lautnya karna berbatasan langsung dengan samudra.

"She looks like... daydream...," gumam Nalea, memuji betapa indahnya sosok Tatiana.

"What?!" Lola mengerinyitkan wajahnya menatap Nalea, terkejut mendengar pujian yang wanita itu lontarkan. "Kau tidak tau? Wanita itu ular!"

"Huh?" sontak Nalea kebingungan, ditatapnya Lola dengan raut butuh penjelasan.

"Wanita itu tergila-gila dengan Raja Jeff. Mentang-mentang ayahnya seorang duke, dia bisa mondar-mandir menjadi parasit di istana Furenheim," gosip Lola.

Nalea membuang nafasnya dan memutar kedua bola matanya. "Kau hanya cemburu karna dia bertakdir baik."

"Tidak!" elak Lola. "Aku hanya cemburu ke manusia, sementara wanita itu ular. Jadi aku sama sekali tidak cemburu!"

The Last HybridsWhere stories live. Discover now