Prologue

7.4K 1K 122
                                    

Tok tok!

Gadis itu berdiri tegap di depan sebuah rumah tua dengan gaun lusuh dan rambut panjangnya yang sedikit berantakan. Tak lama setelah pintu ia ketuk, pintu itu terbuka, menampakan sesosok wanita berusia 40 tahunan.

"Great! You're here!" sambut wanita itu dengan hangat. Ia sedikit menyingkir dari pertengahan pintu, mempersilakan tamu untuk masuk. "Come in, Nalea!"

Dengan senyuman tipis yang terlukis di wajah kemerahannya, Nalea pun masuk ke dalam rumah itu. Sambil menenteng tas barangnya di depan badan, ia mengamati rumah yang baru saja ia masuki. Rumahnya memang tergolong tua, tapi dalamnya sangat rapih dan terawat.

Di dalam rumah itu beberapa anak kecil sedang berlarian, bermain penuh gembira. Senyum Nalea terlukis samar. Jelas mereka membuat suasana rumah menjadi ramai dan hidup.

"Ayo, biar aku tunjukan kamar untuk mu," ajak wanita itu.

"Baik, Bibi," balas Nalea.

Wanita pemilik rumah itu adalah Bibi Eliza, dia adalah tante dari salah seorang teman Nalea. Bibi Eliza membawa Nalea naik ke lantai dua. Tanpa banyak omong gadis itu mengikuti sang janda untuk menunjukan kamarnya.

Nalea Jane Viper adalah gadis muda yatim piatu yang baru saja pindah dari wilayah Volska ke wilayah pusat kerajaan Moire yaitu Siria. Untuk itu, tentu saja ia butuh tempat tinggal.

Untung saja temannya yang berasal dari Volska mempunyai seorang bibi di Siria yang berstatus sebagai janda dan kebetulan membuka sewaan untuk kamar kosong di rumahnya. Tentunya dengan harga sewaan yang ramah dikantong.

"Ini dia kamar mu, Nona," ucap bibi Eliza sambil membuka sebuah pintu kamar yang letaknya di ujung lorong.

Nalea masuk ke dalam kamar, mengamati kamar itu. Ia lantas tersenyum karena merasa cukup puas. Kamar itu cukup layak ditinggali dan untuk biaya sewaan yang tidak terlalu mahal, kamar itu luar biasa.

"Terima kasih, Bibi," ucap Nalea. "Ah, sebentar biar saya bayar uang sewa bulan pertamanya."

Bibi Eliza tertawa sambil menampar udara di depannya. "You don't have to be that rush, Dear."

Nalea menggeleng sambil membuka tas barangnya di lantai kamar, mencoba mengeluarkan uang dari dalam sana. "Tidak, berhutang benar-benar bukan tipe saya," kata Nalea, mengeluarkan beberapa koin emas dan menyodorkannya ke bibi Eliza.

Sekilas bibi Eliza tersenyum dan menggeleng menatap Nalea, lalu setelahnya menerima koin itu.

"Baiklah, anggap saja rumah sendiri. Kamar mandinya ada di lorong sebelah sana," ucapnya sambil menunjuk ujung lorong yang letaknya lurus di depan kamar Nalea. "Saya di bawah kalau-kalau kau butuh bantuan."

Nalea mengangguk dan tersenyum tipis.

"Buat dirimu nyaman, Nalea," pesannya sebelum ia melangkah keluar dari kamar Nalea. "Oh ya, kamar di dekat kamar mu itu ditempati oleh gadis muda bernama Lola. Ia sedang keluar sebentar untuk membeli sesuatu, bertemanlah dengannya Nalea. Dia gadis yang baik walaupun cerewet," pesan bibi Eliza.

•••••

Nalea meletakan tasnya di atas kasur sembari memilah pakaian untuk ia letakan di dalam lemari. Ia sengaja membuka kamarnya agar disaat Lola datang Nalea bisa langsung menyapanya. Kamar Lola hanya berjarak beberapa langkah dari pintu kamarnya dan berada di sisi kiri lorong.

Ditengah sibuknya merapihkan barang, Nalea mendengar suara langkah kaki, lantas saja ia membagi fokusnya hanya untuk sekadar menoleh ke luar pintu kamarnya.

The Last HybridsWhere stories live. Discover now