SEMBILAN

150 22 0
                                    

AN: Buat teman-teman yang udah memesan buku di 081317040258, bolehkah menghubungi aku 085694624055? Aku mau data kembali pemesan buat pengambilan buku karena mbaknya lagi ada masalah dan nggak bisa ngurusnya. Ada sekitar 21 yang pesan tolong hubungi aku ya biar aku tau nanya ke gudang percetakan atau ngambil tindakan lainnya. Trims.

Oh iya, nanti sambpul buku jadi begini ya. Maaf kalau berubah, seperti yang aku bilang ada beberapa masalah aku sebelumnya dengan percetakan yang dl aku pakai sampai ngubah ikut sampul.

 Maaf kalau berubah, seperti yang aku bilang ada beberapa masalah aku sebelumnya dengan percetakan yang dl aku pakai sampai ngubah ikut sampul

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Hanya satu minggu Aya merasakan bagaimana rasanya memiliki Divo sebagai suami yang selalu ada didekatnya. Minggu selanjutnya, tepatnya pagi ini, Aya harus rela ditinggal Divo untuk kembali sibuk dengan pekerjaan pria itu sebagai pilot.

Pagi ini Aya masih mengerjakan kerjanya sebagai istri, dimulai dengan bagun pagi, kemudian menyiapkan sarapan untuk dia dan Divo. Hal yang berbeda hanyalah ketika Aya menyusun pakaian untuk persiapan Divo selama bekerja. Divo menyusun semua pakaiannya itu di sebuah koper kecil yang selalu dibawanya bekerja. Aya juga menyiapkan seragam kerja yang akan digunakan oleh Divo untuk penerbangannya hari ini.

Saat Aya tengah sibuk mempersiapkan makanan untuk sarapan Divo, Divo sudah muncul lengkap dengan seragamnya. Kesan tenang, tampan dan mempesona langsung bisa orang tangkap ketika melihat Divo yang begini. Bahkan Aya yang telah menjadi istri Divo saja kembali terpesona dengan Divo. Menurut Aya, dia bisa jatuh cinta lagi dan lagi pada sosok Divo kalau dia semakin mengenalnya nanti.

"Pagi," sapa Divo sambil tersenyum pada Aya yang sedang terbengong.

"Eh...eoh pagi," sapa Aya balik dengan gugup karena ketahuan terbengong dengan wajah mupeng miliknya.

Setelah memastikan dia tidak akan terbengong bodoh lagi karena terpesona, Aya baru berjalan menuju arah Divo lalu menyerahkan nasi goreng buatannya buat Divo. Divo menyambutnya, lalu menunggu Aya untuk duduk agar mereka bisa memulai sarapan mereka bersama.

"Mas, kalau Aya ikut nganterin mas kerja pagi ini boleh nggak mas?" tanya Aya serius pada Divo.

Divo tampak berpikir lalu mengangguk setuju.

"Boleh," jawab Divo.

Aya tersenyum dengan senang. Ah, sejak semalam dia berpikir untuk melakukan ini. Aya sempat berpikir kalau Divo akan mnolak maunya tadi. Tapi Divo tidak memerlukan waktu yang lama untuk menyetujuinya maunya. Dengan cepat Aya menyelesaikan sarapannya.

"Kamu cepat siap-siap, mas tunggu didepan ya," ujar Divo.

Aya segera mengangguk, pertama dia mengantar piring dan gelas kotor mereka dulu kedapur, setelahnya dia bersiap-siap. Urusan mencuci piring danbersih-bersih bisa dia lakukan nanti setelah mengantar Divo, pikirnya. Stelah mengganti pakaiannya dan menggunakan makeup tipis, Aya langsung turun. Tidak lupa dia mengambil tas kecil miliknya yang dia isi dompet dan handphone sebagai jaga-jaga.

DIVOWhere stories live. Discover now