"S-Sir, maaf." Gadis itu membungkukkan badan sebelum mengusap pakaian Jeongguk dengan jemarinya yang lentik, pula sedikit menggunakan kesempatan itu untuk meraba lekuk otot lengan yang selama ini tersembunyi di balik kemeja panjang.

"Tidak perlu," Jeongguk berusaha menjauhkan lengannya. "-lagipula saya akan pergi. Hati-hati lain kali."

Setelah mengajak Yoongi untuk keluar dari sana, Jeongguk melangkah keluar dan berhenti di parkiran mobil.

"Gila. Tadinya mau gue komen, tapi nyadar kita pun juga orang pada umumnya, yang butuh ke bar sesekali." Yoongi berucap ketika mereka sampai di depan mobil masing-masing yang bersebelahan.

"Di luar universitas, kita gak punya hubungan apapun dengan mahasiswa maupun dosen lain. Cuma kebetulan aja ketemu mereka yang ternyata kita kenal."

"Tadi itu mahasiswi tingkat akhir yang lo bimbing, kan?" Mendapati anggukan Jeongguk, Yoongi melanjutkan, "Mahasiswi tingkat akhir emang lagi sumpek banget, ya."

Jeongguk terkekeh pelan. Setelahnya, mereka berdua masuk ke mobil masing-masing. Malam semakin larut, dan Jeongguk tak ingin meninggalkan Taehyung sendirian lebih lama lagi.


─────


"Kalau Tae pulang, boleh nggak Tae ajak seseorang..?"

"Boleh dong, biasanya kamu nggak pakai izin. Siapa, Jimin?"

"Bukan?"

"Temen kamu?"

"Bukan juga."

"Terus siapa? Jangan ngisengin Mama, ya."

"Iiih Mamaaa," Taehyung merengek, seiring dengan tubuhnya yang ia tengkurapkan, ia menggenggam ponsel yang menempel ke telinganya dan melirik ke arah jam. Hampir tengah malam. "Pokoknya ada deh, Tae pengeen banget ngenalin ke Mama. Dia juga pengen tau Mama.."

"Cieee, siapa? Pacar Taetae?"

"Taetae belum punya pacar.." Taehyung cemberut. Di ruang kamar Jeongguk itu, dia mengusap pelan sprei berwarna putih yang terasa lembut. "Pokoknya Tae mau bawa dia!"

"Iya, Sayang. Tae jangan omong doang, taunya nggak pulang-pulang."

Taehyung terkekeh. "Pokoknya kalau weekend free, Tae langsung ke Daegu. Mama nggak ngantuk?"

"Iyaa. Mama belum ngantuk, Taehyung nggak tidur? Ini udah larut.. besok kuliah kan?"

"Iya.. tidur yuk Ma?"

"Taehyung tidur yang nyenyak. Mama nggak sabar Taehyung pulang. Entah itu bawa temen, pacar, siapapun, atau sendirian pun, nggak masalah. Yang penting Taehyung pulang."

Taehyung tersenyum. Setelah berpamitan dengan ibunya, dia menutup sambungan telefon, juga menutup mulut ketika ia menguap. Jeongguk belum datang, mungkin sebentar lagi.


Ia berbaring, merapatkan selimut, dan memeluk bantal di sampingnya. Bantal itu penuh aroma Jeongguk, Taehyung suka. Ia terlampau nyaman di ruang kamar Jeongguk. Tak peduli apakah ini terlalu cepat, nyatanya Taehyung memang memiliki perasaan cinta ke dosennya itu. Ia tak masalah kalau harus berjalan lambat. Ia tak masalah kalau harus bersembunyi di universitas, yang terpenting, ia tetap bersama Jeongguk setelahnya. Dia tidak menyangka, pada akhirnya, ia akan menjalin hubungan dengan pasangan benang merahnya.

Taehyung mengangkat tangannya, berniat melihat kelingkingnya yang terikat oleh benang merah itu, namun ketika ia memfokuskan pandangannya, ia merasa seolah jantungnya berhenti saat itu juga.

Connected To Jeon  -  KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang