Alex menendang kerikil didepannya. Terus melangkah kemana-pun. Mencari ketenangan. Orang-orang memperhatikannya. Tepatnya memperhatikan punggung tangannya yeng tergores matahari baru yang memerah. Saling berbisik. Alex tak mempedulikannya, atau menyembunyikan tangannya. Ia menyusuri keramaian pasar dan melewati gang-gang yang kotor dan sempit. Beberapa orang tinggal disana. Gang di kota naga tak pernah sepi. Dipenuhi dengan orang-orang yang berkelahi, mencuri, dan berjudi.
“hei, hei Alex!” seseorang memanggil namanya.
Alex menoleh kebelakang. Seorang gadis menghampirinya Topi hijaunya menyembunyikan wajahnya.
“Alex, kau tak boleh berkeliaran disini. Kau belum tahu aturannya.” Ujarnya.
Alex mengerutkan dahinya. Mengenali sara gadis itu.
“oh, maaf,” gadis itu melepas topinya. Danylla tersenyum.
“oh, kau” Alex balas tersenyum.
“kau, itu.. tanda-mu. Kau tak boleh..” Danylla menunjuk tanda matahari di tangannya.
“ ini? Memangnya kenapa?” tanya Alex sambil mengangkat tangannya yang tertanda.
Danylla menghela nafas. “Alex, jika ada komplotan naga hitam melihatnya, habislah kau” bisiknya sambil mengamati sekelilingnya.
“oh, baiklah” Alex menyembunyikan tangannya.
“bagus. Sekarang, kenapa kau ada disini? Bukankah seharusnya kau dirumah bersama yang lainnya? Kau kan, eh, kalian, punya rencana. Kau tahu? Ayah memintamu bekerja malam ini.” ujar Danylla.
Alex mengangkat bahunya. “aku bosan. Sekarang, kenapa kau ada disini? Bukankah seharusnya kau bersama Jess?” giliran Alex yang bertanya.
“oh, itu. Ayah sedang membeli sesuatu untuk rencana kita. Dan aku, melakukan tugasku.” Danylla kembali memakai topinya, menyembunyikan wajahnya. Ia lalu mengeluarkan jam emas dari kantung matelnya. “bagaimana?” Danylla memainkan alisnya.
Alex tertawa kecil. “pencopet yang licik.” Ia menarik turun topi Danylla hingga benar-benar menutupi wajah Danylla. Danylla tertawa sambil menaikan topinya, memakainya seperti biasa.
“nah, sepertinya aku harus kembali ke rumah. Tugasku sudah selesai.” Ujar Danylla.
Alex mengangguk.
“kau juga, Alex. Kau harus pulang.” Kata Danylla.
“aku? tak mau.” Alex menggelengkan kepalanya.
“tak ada kata ‘tak mau’” Danylla menggembungkan matanya. Ia menarik tangan Alex dan mulai melangkah.
“tapi, mereka..” Alex menelan ludahnya.
Danylla menghentikan langkahnya. “‘mereka’ siapa?” tanyanya.
Alex terdiam. komplotan Jess pasti akan menghajarnya habis-habisan setelah meninju wajah Grex.
“bukan siapa-siapa, ayo.” Alex melangkah mendahului Danylla. Danylla mengangkat bahu dan mengikuti langkah Alex.
----------------------------------------------------
“Sofia,” panggil Zay.
Sofia menoleh ke arahnya. “hmm?”
Zay terdiam. menelan ludahnya.
“ada apa, Zay?” tanya Sofia.
Zay menggeleng dan tersenyum. “bukan apa-apa”
Sofia balas tersenyum. “baiklah,”
STAI LEGGENDO
Blame It On
Fantasyapa jadinya jika persahabatan harus dibayar dengan kematian? bagaimana jika pelarian yang melelahkan juga tidak ada gunannya? bagaimana jika perlawanan yang keras juga takkan merubah takdir? Kematian akan datang cepat atau lambat. Hal itu yang diras...
