• Prolog • Trailer •

2.9K 149 3
                                        

Hai!
Gue, Jeya.

Siapa pun yang nemuin surat ini, semoga saat itu gue masih baik-baik aja. Karena sejujurnya, gue takut mati.

Hahaha, lucu ya. Perasaan gue dulu selalu bilang mati lebih baik daripada hidup. But u know, gue ngomong gitu karena emang udah nggak punya pilihan. Yeah, I mean ... my life means nothing, right?

Karena yang mertahanin diri gue saat itu emang cuma gue doang. Miris, yah?

Tapi gue harap, saat akhirnya surat ini terbaca oleh siapa pun itu, gue nggak sendirian lagi, entah di sini, atau dalam pelukan semesta. Bisa, 'kan?

Ah, waitt! Gue mo nangis lagi!
Padahal seharusnya gue nggak boleh cengeng. Di luar sana bukan cuma lo yang asing, Je! Banyak banget malah.

Apa mereka juga rasain hal yang sama kayak gue? Apa mereka juga nggak punya siapa-siapa kayak gue?

Gue nulisnya makin ngelantur, sorry.

Gue cuma ... capek. Capek banget.

Gue nggak mau nyerah, tapi seolah semesta mematahkan semua harapan gue.

Jadi yah, sebelum gue semakin gila, gue mutusin nulis surat ini. Buat siapa aja yang akhirnya baca. Seenggaknya, jejak eksistensi seorang Jeya itu masih ada, meskipun cuma dari selembar kertas ini doang.

Gue pamit.

Gue emang takut mati, tapi gue harap ini pamit yang terakhir.

Jeya :)

☆.*・。゚☆゚.*・。☆゚.*・。☆

— Hello, Stranger! —

☆.*・。゚☆゚.*・。☆゚.*・。☆

Sampai jumpa
Tanggal 01 - 01 - 22!🌻

Hello, Stranger!Where stories live. Discover now