epilog

64 9 1
                                    

"Kau pasti bercanda."

Baru saja Jay keluar dari rumah sakit dan sekarang ia dihadapi oleh batu nisan yang bertuliskan nama adiknya itu.

"Sayangnya tidak. Jay...tepat dihari kecelakaan itu, Alice meninggal. Dia hanya bertahan sekitar 1 jam-an." Kata Heeseung.

Heeseung memutuskan untuk membawa Jay ke makam Alice karena ia tau ayah mereka tidak akan sanggup membawa Jay kesini.

"Gua...abang yang buruk ya?" Tanya Jay sambil menatap batu nisan itu sambil menahan tangisnya.

"Iya. Gua gak bakal ngomong lu gak salah atau gimana. Tapi lu memang abang yang buruk." Jawab Heeseung dan setelah itu keheningan terjadi diantara mereka.

"Tapi... Setidaknya lu berhasil membuatnya merasa kalau lu udah sayang sama dia. Walau itu didetik-detik terakhirnya. Setidaknya Alice sudah tenang diatas sana." Kata Heeseung sambil menepuk-nepuk punggung Jay.

Jay hanya bisa mengangguk dan perlahan-lahan air mata nya keluar. Yang ada dipikiran nya itu sekarang hanyalah kilas balik dari perlakuannya kepada Alice dan betapa besar keinginannya untuk memutar waktu supaya ia bisa memperbaiki ini semua.

Hidup itu memang tidak adil. Namun, Jay merasa ia berhak untuk hidup dengan rasa bersalah ini. Walau Alice sudah memaafkan nya, ia tidak tau apa dia bisa memaafkan dirinya sendiri.

"Jangan terlalu memendam rasa bersalah. Alice gak bakal suka. Jalani hidup lu Jay. Ia mengawasi kita dari atas sana." Jay menatap Heeseung setelah sosok itu mengucapkan hal ini. Heeseung menatap kearah langit sambil tersenyum dan hak itu setidaknya membuat Jay tenang.

"Ya...lu benar. Ia mengawasi kita."

'Al... Makasih karena lu masih maafin gua walau gua banyak salah. I'll always miss you'

Fin

Selamanya (Lee Heeseung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang