Chapter 6

45 9 0
                                    

"Kak...bukain.." Baru saja ia bangun dan akan melangkah keluar untuk bertemu sang ayah yang pasti ads dirumah itu. Sayangnya pintu kamarnya malah dikunci oleh Jay.

"Lu dikamar aja. Gua ama bokap mau ngelayat. Gak usah berharap ulang tahun lu dirayain. Itu gak spesial. Lu harus sadar atas hal itu." Setelah mengatakan itu Jay pun akhirnya pergi.

Alice hanya bisa melihat mobil milik sang ayah yang menjauh. Ia tau bahwa disana ada kakaknya juga.

Apa yang dia pikirkan? Bagaimana bisa dia berpikir jika Heeseung menerimanya maka semuanya akan menjadi lebih baik? Selama ini ia hanya membohongi diri sendiri...

Apa benar selama ini ia bahagia? Atau ia cuma tersenyum supaya sosok yang ia panggil Kak Hee itu merasa senang juga? Alice sudah tidak tau lagi.

Dia hanya pengen mendengar ucapan selamat ulang tahun dari keluarganya...
Alice mulai berharap karena ia merasa jika Heeseung menerimanya keluarganya akan menerimanya. Harusnya ia sadar diri. Harapannya terlalu tinggi.

Baru saja ia akan duduk dan kembali melakukan aktivitas nya yaitu belajar. Heeseung sudah muncul dengan senyuman khasnya didepan jendelanya itu.

"Lho kak? Katanya besok jalannya." Kata Alice setelah ia membuka jendelanya supaya Heeseung biar masuk.

"Aku udah curiga dan ternyata benar aja pas mobil didepan udah gaada kamu malah mau duduk belajar disini." Perkataan Heeseung hanya bisa Alice balas dengan menundukkan kepalanya.

"Ya...habisnya eh?"

"Happy birthday Al. Kamu hebat udah bertahan selama ini. Tenang aja semua akan menjadi lebih baik dimasa depan kok and i will be right here by your side always." Ucapan Heeseung diakhiri dengan ciuman yang mendarat di dahi Alice. Di satu sisi Alice malu yang membuat pipinya memerah dan disisi lainnya ia terharu sambil menangis sedangkan Heeseung hanya terkekeh dan mengelus kepala Alice.

"Sana ganti baju. Hari ini kita jalan bareng. Ingat, walau keluarga mu gitu, ada aku kok. Jangan biarin mereka bikin kamu sedih lagi ya." Alice hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban karena sibuk menghapus air matanya yang mengalir sedangkan Heeseung terus tersenyum sambil mengelus kepala pacarnya itu.

"Aku tunggu diluar." Kata Heeseung dan melangkahkan kakinya ke pintu kamar Alice.

"Eh tapi kak..."

"Lho di kunci?"

"Iya..."

"Dasar...apa itu gak keterlaluan... Yaudah aku tunggu di bawah. Nanti lompat aja, aku pasti tangkep." Heeseung pun akhirnya turun kebawah. Sedangkan Alice shock mendengar perkataan Heeseung tadi.

'Aku harus melompat?' Batinnya sekarang. Ia terus memikirkan hal itu sambil mempersiapkan dirinya.

"Kak Hee..ini beneran aku lompat?" Tanya Alice memastikan sambil mengeluarkan kepalanya dari jendela.

"Iya! Percaya ama aku. Aku pasti tangkap kok." Jawab Heeseung penuh percaya diri membuat Alice setidaknya tenang untuk melompat.

1...

2...

3!

Alice pun melompat dan tentu Heeseung berhasil menangkapnya.

"Berhasil kan." Kata Heeseung dan diakhiri dengan senyuman khasnya lagi yang membuat Alice ikut tersenyum kemudian ia menyadari sesuatu.

"Terus cara aku masuknya gimana?" Tanya Alice yang mulai kepikiran.

"Udah gak papa. Itu mikirin nya nanti aja. Sekarang ayo rayain ulang tahun kamu!" Melihat Heeseung yang senang membuat hati Alice tenang dan akhirnya ia melangkahkan kakinya dengan ringan tanpa adanya pikiran buruk. Mereka membeli kue, makan di restoran, pergi ke taman bermain. Pokoknya di hari spesial itu mereka benar-benar mengeluarkan semua energi untuk bersenang-senang tanpa memikirkan hal lainnya.

"Seru kan tadi wahana nya?" Tanya Heeseung kepada Alice yang masih tertawa kesenangan.

"Banget! Nanti naik lagi ya kak!" Jawab Alice penuh semangat. Heeseung tersenyum melihat perempuan yang selama ini menahan lukanya sendiri itu bersemangat dan terus tertawa dihari spesial nya.

"Lho kak? Ini siapa?" Tanya seseorang yang membuat Heeseung dan Alice menatap orang itu.

"Lho riki?" Heeseung cukup kaget melihat sibungsu dari grup mereka disini.

"Kaget ya kak? Padahal kan digrup udah dibahas kalau hari ini mau ke taman bermain bareng-bareng. Cuma kakak nya aja yang gak on. Kalau si Jay sih pasti lagi ngelayat." Kali ini bukan orang yang bernama riki tadi menjawab, tapi sosok baru yang muncul bersamaan dengan beberapa orang dibelakangnya.

Secara reflek, Alice menyembunyikan dirinya dibelakang Heeseung. Wajar kalau ia tidak berani bertemu dengan teman-teman Heeseung yang berarti juga teman-teman kakaknya itu.

"Lah iya? Sorry sorry gua gak buka grup kemarin. Soalnya hari ini pacar gua ulang tahun." ucapan Heeseung tentu membuat perkumpulan orang itu kaget dan Alice langsung menutupi pipinya yang memerah.

"Lho udah punya pacar?"

"Kok gak kasih tau?"

"Wah jahat nih rahasia-rahasiaan!"

Kira-kira seperti itu reaksi mereka.

"Itu cewe yang dibelakang pacar lo ya kak? Kenalin dong!" Entah siapa yang berbicara seperti ini karena Alice tidak berani melihat mereka.

"Gak papa Al. Mereka baik kok." Bisik Heeseung menenangkan sang pacar yang ia tau sedang takut itu. Akhirnya Alice pun memberanikan diri dan memajukan dirinya.

Mereka memulai perkenalan singkat dan Alice kaget karena mereka cukup nyaman untuk di ajak ngobrol. Tapi mereka lebih kaget lagi karena tau kalau Alice itu adiknya Jay. Mereka sebenarnya bingung kenapa Alice gak ikut ngelayat namun mereka merasa itu tidak sopan untuk ditanyakan berakhir mereka ngobrol dan jalan bareng.

Heeseung sedikit menyesali keputusannya. Berujung ia tidak bisa berduaan sama Alice. Namun ia bahagia karena Alice mau berbicara dengan teman-temannya dan bahkan menjadi akrab. Ia hanya berharap kebahagiaan ini berlangsung selamanya.

Namun kita semua tau hal itu mustahil.

To be Continue

Selamanya (Lee Heeseung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang