Sunoo, Theo, dan Wren yang bisa melihat Jungwon, Heeseung, Jake, dan Sunghoon dari arah dapur hanya bisa menghela nafas. Mereka masih disini, mereka tidak bisa pergi, urusan mereka di dunia belum selesai, tiga teman mereka belum terjamin aman hidupnya, mereka berempat tidak mau mereka mengalami hal yang sama seperti mereka, kecuali satu orang yang entah bagaimana nasibnya ke depannya.

Ada perasaan kasihan dan khawatir dari lubuk hati mereka yang paling dalam, entah apa yang akan terjadi saat dia tahu fakta yang ada bahwa dialah kunci masalahnya. Mereka berempat tidak bisa memberi tahu, mereka bukan lagi makhluk hidup, sulit mengatakan kebenaran karena akan berdampak bagi tubuh mereka. Jungwon selaku orang yang pernah memergoki Rika hendak masuk ke kamar Riki sebelum ia mati hari itu bisa saja memberi tahu semua temannya tentang kebenaran yang dia lihat, sayangnya dia mati sebelum mengatakannya.

"20 rubiknya masih ada disini, di kosan ini," ucap Theo dengan tatapan tajam mengarah ke tangga. "Ada energi aneh di salah satu ruangan di lantai atas, siapa aja yang kamarnya di lantai atas?"

"Nathan, Sena, Kak Hazen, sama Ricky," jawab Jay.

"Ah... pantesan aja."

"Pantesan apa?"

"Pantesan aja Nathan, Sena, dan Kak Hazen meninggal duluan," jawab Theo tersenyum miring.

Yefta pusing. Dia memang pintar, tapi dia tidak paham dalam hal semacam ini. Otaknya mendadak macet bila membahas hal mistis. Saat ini di kepalanya hanya makan, tidur, lalu berkumpul bersama teman-teman secirclenya.

"Kalau ngomong jangan setengah-setengah, bisa?" Kesal Jay. "Gue, Ricky, dan Ganta butuh jawaban, lo disini untuk bantu kita."

"Kak Jayden bener, tolong kasih tau kita, kita gak mungkin begini terus sampai kakaknya Ricky berulah lagi," mohon Sunoo.

"Gini, bisa ikut gue sebentar?" Wren mengambil alih untuk memberikan jawaban. "Ayo ke belakang atau keluar atau kemanapun, cuma Ganta dan Jayden aja. Ricky biara sama Theo, dan lo temennya Jayden, lo tidur aja."

Dengan penuh rasa heran dan penasaran, Sunoo dan Jay mengajak Wren ke halaman depan. Ni-Ki tidak mempermasalahkannya, dia malah ikut merebahkan diri seperti Yefta. Sesampainya di halaman, Wren membawa Jay dan Sunoo ke mobilnya, dia perhatikan sekeliling sejenak, lalu mendekatkan diri untuk berbisik.

"Kalian gak paham maksud Theo apa?" Tanya Wren yang dibalas gelengan oleh yang ditanya. "Gini, di lantai atas ada Nathan, Sena, Kak Hazen, sama Ricky, kan? Kalian berdua gak sadar?"

"Sadar apa?"

"Semua yang di lantai atas meninggal kecuali Ricky. Nathan pertama, Sena kedua, dan Kak Hazen ketiga."

"Terus?"

"Ricky itu gak bakal dibunuh."

Sunoo yang sudah menduganya hanya bisa menghela nafas. "Gue tau, gue sadar karena Ricky mimisan pertama tapi hantu gak incar dia lagi. Itu aneh."

"Nah! Karena Ricky gak bakal dibunuh, Jake yang ada di lantai bawah jadi penggantinya. Bisa dibilang Jake meninggal karena lompatin urutan Ricky. Di samping kamar Jake kamarnya siapa?"

"Gue..." jawab Jay ragu dan cemas.

"Maaf, Jay. Ada kemungkinan lo bakal jadi korban selanjutnya."

"Berarti bener Ricky kuncinya, ya..." kata Sunoo. "Kak Nicholas pernah bilang, gue boleh percaya Ricky tapi jangan terlalu jauh karena gue dan Kak Jayden bisa mati. Maksudnya apa?" Tanyanya kemudian.

"Ricky itu gak tau apa-apa tapi dia kunci masalahnya. Dia gak tau apa yang harus dia lakuin karena dia gak diperbolehkan tau saat ini. Karena itulah jangan ikutin dan jangan percaya Ricky karena dia bisa aja beda dari sebelumnya," jelas Wren.

"Maksudnya?"

Wren semakin mendekat dan memelankan suaranya. "Karena Ricky ada dua. Bukan hantu yang menyerupai dia, bukan robot tiruan, dan bukan kembar."

Satu dulu ya wkwk, nanti aku up lagi pas selesai ujian

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Satu dulu ya wkwk, nanti aku up lagi pas selesai ujian. Semangat semua♡

20 Cube | ENHYPEN ✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant