─ 36 ─

5.1K 1.8K 318
                                    

"Gimana rasanya? Enak kah pulang ke rumah sendiri?" Tanya Sunoo merasa sebal kepada Ni-Ki.

Ni-Ki mendecih sambil menarik kopernya masuk ke kosan. Enak apanya? Ingin mati iya, tidak lagi Ni-Ki pulang ke rumahnya jika sang kakak belum merubah sikap. Gila sih, Rika seram sekali, kalau dia bawa Rika ke rumah sakit jiwa nanti siapa yang bayar? Biaya hidup Ni-Ki saja berasal dari uang tabungannya yang hampir habis, kalau Rika entah darimana mendapat uang untuk hidup. Kalau uang Ni-Ki habis tidak perlu khawatir karena ada Jay yang siap sedia membantunya.

"Jangan pernah kesana lagi, disana bahaya," kata Theo memberi peringatan.

Siapa juga yang ingin kembali? Setelah melihat diri sendiri ada dua di cermin kemarin mana mau Ni-Ki pulang. Kenapa dia bisa ada dua padahal dia sendirian di ruangan itu? Hantu? Rasanya seperti bukan hantu, Ni-Ki dia tidak yakin apa yang dia rasakan benar. Saat dia bercermin dan melihat dirinya ada dua, dia merasakan sesuatu dalam dirinya. Pokoknya membuat bulu kuduk berdiri.

Mau tahu sebuah fakta? Sebenarnya yang Ni-Ki lihat di cermin itu ada maksudnya. Dua diri yang dia lihat di cermin benar adanya, eh?

"Jantungan gue pas tolongin lo tadi, gak pernah gue ngalamin yang kayak tadi," celetuk Yefta sambil merebahkan diri di sofa kosan. "Lo itu yang itu bukan, sih? Jayden pernah cerita kalau lo punya kakak yang gak waras dan serem jatuhnya."

"Iya, itu gue. Lo bebas mau hujat kakak gue atau enggak karena gue sendiri capek hadapin dia, kepala gue rasanya mau pecah," jawab Ni-Ki. "Kalau dia berulah gue minta maaf, karena gue kalian jadi kena imbasnya."

"Ngapain lo minta maaf? Yang salah kan kakak lo, biarin aja dia minta maaf sendiri. Gue tau lo adeknya, tapi bukan berarti semua kesalahan kakak lo harus lo yang minta maaf. Kakak lo itu udah keterlaluan, dia pantas dilaporin ke pihak berwajib karena dia ganggu hidup orang lain. Tapi kalau dilaporin dia makin menjadi-jadi, kita gak tau apa yang bakal terjadi nanti."

Benar sekali, jika mereka melapor ke pihak berwajib mungkin saja hantu-hantu suruhan Rika mengganggu dan mencelekai mereka karena tuannya masuk penjara. Sunoo tidak mungkin melindungi mereka selalu, Sunoo bisa celaka. Minta bantuan Nicholas atau Ije juga tidak enak karena mereka berdua sudah cukup membantu.

"Oit! Maaf terlambat, tadi gue kejebak macet."

Nah, teman Theo yang ditunggu telah tiba. Pemuda yang merupakan teman Nicholas dan Ije ini berjalan masuk setelah dipersilahkan oleh Jay. Dia masuk membawa ransel besar di punggungnya. Sambil mengangkat kedua kaki Yefta lalu menurunkannya ke lantai, dia duduk di sofa mengabaikan Yefta yang protes karena terganggu rebahannya.

"Perkenalkan, gue Wren Orian Gilbert. Panggil aja Wren. Gue spesialis mengurus orang yang kena santet, orang yang pakai susuk dan pakai penglaris, dan juga gue suka usir hantu jahat di rumah kosong sebelum ditempatin sama pemilik baru," kata Wren sambil mengulurkan tangan ke depan bermaksud menjabat tangan.

Sunoo membalas jabatan tangan tersebut sambil tersenyum kaku. "Gue Ganta, dia Kak Jayden, dia Kak Yefta, dan dia Ricky. Mohon bantuannya."

Wren menatap Ni-Ki dari atas sampai bawah sambil mengangguk-angguk. "Ohh, jadi lo orangnya."

"Gue? Gue kenapa?"

Wren tersenyum lalu menggeleng. "Gak apa-apa."

Jay jadi penasaran. Dia tatap Ni-Ki mencari jawaban, tapi yang ditatap terlihat kebingungan karena tidak mengerti. Jay berganti menatap Wren. Senyum orang itu penuh arti. Jay harus bertanya padanya ketika situasi sudah lenggang nanti, kalau dia bertanya sekarang pasti Wren tidak akan menjawab karena masih ada Ni-Ki.

"Hei, kosan ini gak enak banget rasanya. Kenapa gak pindah?" Tanya Wren seraya mengeluarkan lilin dari dalam ransel.

"Barang-barang temen-temen kita belum diambil orang tua mereka, kita gak bisa tinggalin kosan ini begitu aja," jawab Jay. "Selain itu, gue, Ricky dan Ganta pasti belum siap tinggalin kosan ini, kita merasa kalau temen-temen kita masih ada disini."

20 Cube | ENHYPEN ✓Where stories live. Discover now